"Kau yakin, Sayang?" Seorang wanita paruh baya terlihat memegang pundak anak laki-laki dihadapannya sambil menatapnya teduh.
"Aku yakin, Eomma. Jangan membuatku menjadi bimbang dengan pertanyaan seperti itu." Pemuda itu berujar setelah tergelak sambil memegangi tangan sang ibu di pundaknya.
Wanita paruh baya itu kembali tersenyum lalu beranjak memeluk putra bungsunya itu.
"Jangan lupa untuk terus menghubungi pria tua ini, Anak muda." Seorang pria paruh baya yang sedari tadi berdiri di samping istrinya itu membuka suara lalu ikut memeluk putranya.
"Noona tidak akan memelukku?" Pemuda itu bertanya pada gadis cantik di samping kedua orangtuanya sambil merentangkan tangannya.
"Jaga dirimu baik-baik, Anak nakal!" Gadis itu ikut memeluk pemuda tampan itu erat.
"Jaga eomma dan appa untukku." Pemuda itu kembail berujar sambil mengeratkan pelukan pada tubuh kakak perempuannya.
"Lai Guanlin!" Seorang pemuda manis menghampiri pemuda tampan tadi diikuti oleh ayah dan ibunya.
"Ah, halo Paman, Bibi, Noona." Pemuda manis itu membungkuk sopan pada kedua orangtua dari pemuda bernama Guanlin itu.
Yang disapa hanya tersenyum.
"Kau lihat? Guanlin bahkan masih bisa tersenyum lebar." Ibu dari pemuda manis tadi berujar begitu sampai di depan keluarga Guanlin.
"Eiyy... Jangan samakan aku dengan Guanlin, Eomma." Pemuda itu melipat tangannya di depan dada sambil mengerucutkan bibir.
"Jihoon menangis semalaman karena akan pergi meninggalkan kami jika kalian ingin tahu." Ayah pemuda bernama Jihoon itu membuka suara.
Guanlin tergelak kecil sambil memandangi sahabatnya sejak kecil itu.
"Kau menyesali keputusanmu, Ji?" Tanya Guanlin.
"Ani." Jawab Jihoon singkat. Ia lalu melirik arloji yang ada di pergelangan kirinya.
"Kita harus pergi sekarang, Lin." Ujarnya. "Eomma, Appa, doakan putra tampan kalian ini sukses ya." Lanjutnya sambil memeluk erat kedua orangtuanya.
"Jaga dirimu. Aku tak ingin anak semata wayangku kenapa-kenapa." Ibu Jihoon mengusap pelan belakang kepala pemuda itu.
Kedua pemuda itu lalu berjalan berdampingan melangkahkan kaki meninggalkan keluarga mereka sambil melambai kecil.
"Ini akan jadi awal yang baru, Ji. Kau harus siap." Guanlin berujar pelan.
"Aku selalu siap, Lin. Selalu."
To Be Continued
Work lama belum kelar tapi udah nerbitin work baru. Maapkeun /sungkem/
Tanganku terlalu gatel untuk ngebuat cerita ini. Ehe
Terus, aku masih #TEAMGUANHO kok tenang sadja~
Vomment juseyong /ketjup mandjah/

KAMU SEDANG MEMBACA
Hespherus ; GuanHo
FanficKejora saat fajar dan senja selalu mengingatkan Guanlin akan Seonho. Warn : bxb!