7 - Getting Closer

6.6K 505 14
                                    

Ann's pov

Sudah dua bulan kulewati menjadi seorang asisten pribadi sepribadi itu untuk seorang Harry Styles. Bulan-bulan itu juga kami menjadi lebih dekat. Aku banyak membantunya dalam berbagai macam hal. Tetapi menjadi asisten pribadinya sangatlah melelahkan, terlebih dengan kandunganku yang semakin membesar.

"Anna, ayo kita pergi," panggil Harry dari ruang teve.

"Kemana?" tanyaku dari dapur. Aku sedang membuat sarapan.

"Jalan-jalan saja. Ayo," ajaknya sambil menggandeng tanganku lembut.

"Tapi kau belum sarapan?" tanyaku halus.

"Kita bisa makan di luar," katanya dengan paksa menarikku keluar flat, menuju mobilnya terparkir.

Selama dua bulan belakangan ini juga Harry menjadi lebih lembut padaku. Sifatnya, cara bicaranya dan tingkah lakunya berubah. Semoga saja dia benar-benar sudah berubah.

Di perjalanan seperti biasanya aku akan menutup mulutku rapat-rapat, hanya takut salah bicara saja.

"Kenapa tegang begitu, heh?" tanya Harry sambil melirik ke arahku.

"Tidak," jawabku singkat.

"Pelit banget bicara sih kau ini," katanya pura-pura kesal.

"Ah ya, hari ini kita beli sesuatu untuk Mike dan Dee ya? Mereka kan akan segera memiliki bayi kecil. Jadi, kado apa yang cocok menurutmu, hm?" katanya lagi. Aku belum pernah diperlakukan seperti ini. Diperlakukan layaknya seorang istri.

"Aku ingin memberikan stroller bayi. Bagaimana?" tanyaku meminta pendapat Harry.

"Boleh juga. Barang itu pasti diperlukan," sahutnya lalu fokus menghadap jalanan London yang sepi pagi ini.

Sisanya, perjalanan kami hening. Harry memutar CD yang berisi lagu-lagu baru One Direction. Aku cukup menikmatinya karena aku juga directioner. Harry juga menggumamkan lagu-lagunya. Hingga aku merasa bosan dan memutuskan mengalihkan pandanganku ke jalan.

"Anna, kau baik sekali," terdengar suara Harry.

"Apa?" tanyaku memastikan.

"Tidak. Kau hanya baik sekali padaku," kata Harry ragu sambil terus fokus pada jalanan.

"Naik? Aku rasa aku belum cukup baik untukmu, Harry," kataku sambil menghela napas.

"Kau baik. Kau telah menemaniku pagi ini. Terima kasih ya," katanya sambil memberi senyum singkat padaku.

"Emm ya..." kataku dengan sedikit keraguan. Karena tidak biasanya Harry bersikap baik padaku.

"Done. Thanks, Anna. Seriously thanks. Tadi hanya dare. Seharian kemarin aku disuruh teman-temanku merekam adegan romantis bersama istriku. Sekali lagi terima kasih ya telah berpura-pura, kau tahu kan aku sangat membencimu, Anna," katanya dengan santai seolah-olah kejadian tadi hanya masalah sepele seperti membuang upil. Padahal aku merasa seperti Mrs. Styles seutuhnya tadi pagi. Namun, ini bagaikan April mop dibulan November. Sangat menyakitkan.

"Ya, Harry. You are very welcome," kataku dengan memaksakan senyum. Padahal perasaanku sudah hancur berkeping-keping.

Aku menahan diri untuk tidak terlalu memperlihatkan emosiku. Harry sama sekali tidak memperhatikanku lagi setelah itu. Raut wajahnya tidak terbaca. aku hanya menunduk dan berpura-pura mengecek ponselku.

Harry's pov

Belakangan ini setelah Anna menjadi asisten pribadiku, aku mulai merasakan kasih sayangnya. Apalagi aku juga melihat kandungannya yang semakin membesar. Tetapi aku masih gengsi untuk menunjukkan rasa sayangku padanya setelah perlakuan burukku selama kami menikah. Dan lagi dulu sebelum kami menikah, aku yang ngotot mengadakan perjanjian di antara kami. Aku tidak mungkin menarik perkataanku, apalagi pada perempuan. Mereka akan jadi besar kepala nantinya.

My Jerk StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang