3 - The Torture Has Begun

7.4K 556 11
                                    


Pagi ini aku bangun lebih dahulu dibanding Harry. Aku, Dee dan Gemma membantu ibu-ibu memasak di dapur. Semua laki-laki (kecuali Harry, dia masih tidur) sedang bersantai di halaman belakang rumah. Eh, saat aku sedang mengiris wortel, kurasakan sebuah pelukan dari belakang. Baru saja aku akan menoleh, Harry sudah sibuk menciumiku. Aku tahu ini hanya bagian dari sandiwaranya. Great job, Harry.

"Bisakah kalian mencari ruang, pengantin baru?" goda Gemma.

"Kami sudah puas tadi malam," ucap Harry asal lalu keluar dari dapur begitu saja.

Membuat semua yang berada di dapur menggodaku. Sampai ibu dan mom Anne berkata suruh cepat menyusul Dee memberikan cucu. Ya, Dee sudah hamil kurang lebih tiga bulan, itu juga karena pernikahannya sudah jalan lima bulan. Cepat sekali rasanya keluarga ini tumbuh.

Sarapan pagi ini aku dan Harry masih harus melakukan sandiwara kami. Sesungguhnya aku ini tidak pandai berbohong, rasanya sangatlah tidak nyaman.

"Jadi kalian akan tinggal dimana?" tanya mom Anne padaku dan Harry. Aku hanya menggeleng tidak tahu nasib rumah tanggaku dengan Harry ke depanya.

"Sementara waktu Ann ikut aku konser. Karena aku belum mau meninggalkannya di flat. Takutnya dia bosan dan malah keluar dengan pria lain," kata Harry masih sibuk dengan sandwichnya.

"Ann, kenapa ada mayonya?!?!!!" teriak Harry lagi padaku yang duduk persis di sampingnya.

"Tidak perlu teriak. Lagipula siapa suruh kau ambil dari piringku, huh?" tanyaku sebal.

Ah, andai saja pertengkaran kecil ini bukanlah juga sandiwara yang sengaja-ngaja kami lakukan demi meyakinkan kedua orang tua bahwa kami saling mencintai. Andai saja.

***

Aku sedang duduk di stage bersama ketiga istri the boys. Sementara para lelaki itu sendiri sedang sibuk check sound. Kami hanya bisa menunggu mereka.

"Jadi bagaimana dengan pernikahan kalian?" tanya Perrie khawatir.

"Kalian baru saja menikah sebulan yang lalu, kemudian kalian sudah ada di antara kami. Ikut tur dunia. Bagaimana dengan project kalian?" tanya Ele.

"Wow, girls sabar. Aku akan menjawab pertanyaan kalian satu-satu," sahutku kewalahan. Mereka terkikik.

"Pertama, pernikahanku baik-baik saja, as you can see. Yang kedua .. project kami? Apa yang kau maksud dengan project Ele?" tanyaku bingung tidak mengerti dengan project apa yang Ele maksudkan.

"Kau ini sok polos atau benar-benar polos sampai tidak tahu, babe?" katanya meledekku. Perrie dan Sophia terkekeh geli melihatku kebingungan.

"Sungguh Ele kau menjengkelkan," ucapku malas, memutar bola mataku.

"Ah! Tentu saja acara nananina maksudku. Masih tidak mengerti?" kata Ele masih sambil bercanda.

"Umm?" aku menggeleng.

"Making babies, babe, maksudku," bisik Ele akhirnya secara blak-blakan.

"Ah!" teriakku kaget, terlonjak dari kursiku. melihat itu ketiga wanita—dewasa—itu terbahak berbarengan.

"Jadi bagaimana? Atau kalian mengerjakannya di hotel? wah Harry kuat juga ya, sehabis konser masih ada project juga hahaha," Perrie tertawa.

"Tidak. Ekhm .. kami sudah cukup waktu ketika masih di rumah kok," kataku lalu mereka hanya ber-ooh ria.

Tidak berapa lama check sound sudah selesai. Saatnya kembali ke hotel dan mempersiapkan Harry untuk konser. Walaupun ia selalu menolak segala sesuatunya yang aku persiapkan. Entahlah apa hanya aku saja yang terlalu drama queen, aku selalu mellow saat Harry menolak keberadaanku di dekatnya atau memang dia menolak terang-terangan kehadiranku sehingga berimbas pada sakitnya hatiku? Entahlah.

My Jerk StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang