Setelah beberapa bulan aku tinggal di rumah mom Anne aku kembali ke flat bersama Harry yang pulang hari ini dari tur dunianya One Direction. Aku sangat senang ia telah kembali. Tetapi sekaligus takut dengan tingkahnya yang sengaja dia lakukan untuk menyingkirkanku.
"Harry!" jeritku saat dia turun dari pesawat pribadi milik manajemen One Direction.
Dia menghampiriku dan merangkulku. Aku sangat bahagia. Semoga dia benar-benar berubah!
"Jangan berisik, Ann! Aku lelah, kau tahu!" bisiknya dengan nada agak marah. Ah, harapanku musnah mengingat tidak akan mudah mengubah sifat Harry yang keras kepala, seperti aku juga.
"Maaf. Hehe. Tapi aku senang kau pulang," kataku tersenyum padanya.
Dia balas tersenyum padaku, dengan mata hijaunya yang terlihat sayu karena mengantuk. Kasihan, dia pasti lelah sekali dan merasa jet lag.
"Harry, take care of her and yourself!" teriak Louis dari jauh. Dia akan pulang ke rumahnya bersama Ele. Harry hanya tersenyum menanggapi Lou.
Sekeluarnya kami dari lapangan udara, jalanan sesak dengan directioners yang ingin bertemu the boys. Tadinya aku menyuruh Harry melayani fans sebentar, tapi ia menolak ingin menggelayut saja padaku dan segera pulang.
***
Sesampainya kami di rumah, Harry langsung masuk kamar dan tidur. Aku tidak bisa mengganti bajunya karena dia berat sekali. Aku hanya membuka sepatu dan merapikan barang-barang bawaannya. Setelah itu membuatkan makan malam untuknya.
Saat makan malam sudah siap, aku membangunkan Harry yang masih tidur. Dia amat sangat tampan. Aku bisa gila kalau melihatnya dari jarak dekat terus menerus seperti ini. Ketika tidur dia tidak terlihat seperti penyiksa hidupku. Dia lebih terlihat seperti malaikat yang dikirim tuhan untuk membuat dunia terasa seperti surga.
"Harry bangun. Aku sudah buatkan makan malam," kataku sambil mengguncang tubuhnya perlahan.
"Ukh," dia mengubah posisi tidurnya membelakangiku.
"Ayolah bangun," aku mengguncang tubuhnya semakin kuat.
"Berisik banget sih, Ann!" bentaknya sambil menghempas lengan kanannya, membuatku terdepak jatuh dari kasur.
Dia bangkit dan berjalan ke kamar mandi, tanpa meminta maaf. Ah, Anna apa yang kau pikirkan? Harry meminta maaf? Lelucon besar!
"Itu karena sudah mengganggu tidurku," katanya sambil membanting pintu kamar mandi.
Selesai dia mandi aku menyiapkan masakan yang sudah kubuat untuk makan malam kami. Setelah menuangkan sup jagung di mangkuknya, aku menuangkan satu untukku juga dan duduk manis di seberangnya. Tiba-tiba saja dia membawa mangkuknya ke ruang santai dan makan sambil menonton teve.
"Kau tidak mau makan di sini?" tanyaku dari ruang makan.
"Tidak jika ada kau," balasnya galak masih menonton teve. Ah, itu rupanya.
Aku makan dalam diam di dapur. Tentu saja diam. Tidak ada yang bisa kuajak bicara. Harry sepertinya sangat marah ya padaku? Ah lupakan, biasanya dia juga selalu marah-marah padaku. Sementara waktu ini aku hanya bisa bersabar.
Aku mendengar bunyi bel. Sepertinya ada yang datang. Mengingat Harry baru saja pulang dari tur, temannya mungkin memiliki keperluan pribadi.
"Hey, come in," kataku pada gadis cantik nan seksi yang ada merupakan si pemijat bel tadi. Pasti dia akan bermain dengan Harry malam ini. Aku hanya bisa menahan diri untuk tidak marah atau menangis.
"Uh, siapa namamu? Kau sepupu Harry kan?" tanyanya angkuh sambil melihatku enggan dari ujung kaki hingga ke ubun-ubun. Menyebalkan sekali.
"Anna. Kau?" tanyaku balik. Dia sudah masuk. Aku menutup pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Jerk Styles
Fanfic[Harry Styles fan fiction] Aku Annalyn Virgie Finn, seorang fan One Direction sejak umurku 12 tahun. Aku tidak pernah menyangka akan menikahi salah seorang idolaku, Harry Styles. Ibuku dan ibunya ternyata adalah teman lama. Walaupun begitu kehidupan...