11 - Distance

5.9K 510 16
                                    

Ann's pov

Aku berusaha lari sejauh mungkin dari kawasan rumah sakit. Aku merasa tidak pantas lagi untuk Harry. Aku pikir bayi kami akan membuat Harry menerimaku, tapi apa? Aku malah mengecewakannya.

Aku berhenti di sebuah jalan sepi. Tidak begitu mencurigakan, namun yah sepi. Aku bersandar pada tembok. Menghela napas dan menangis. Mengeluarkan amarahku dengan air mata. Aku sangat lelah melewati rintangan dari Tuhan, dan menurutku kali ini adalah yang terburuk.

Sudah seminggu aku diperlakukan seperti orang gila. Aku mengamuk, dan dengan mudahnya Harry memanggil suster. Dia tidak pernah menenangkanku dengan inisiatif sendiri. Pasti berujung dengan obat bius yang membuatku tak sadarkan diri. Aku tahu posisiku, aku memang bukan istri yang dicintai Harry. Tapi aku menginginkan perhatiannya barang sedikit saja.

Percuma aku terus mengoceh dalam hati. Semuanya tidak akan berubah. Aku tetap kehilangan bayi yang telah aku tunggu-tunggu. Dan risikonya adalah aku akan semakin dibenci oleh Harry.

Rintik hujan menemaniku berjalan. Langit London yang penuh dengan awan hitam pertanda akan adanya badai. Keadaanku sudah sangat mirip orang gila memang, baju compang-camping, mata sembab dan rambut kusut.

"Tidak membawa payung, hmm?" tanya seseorang sambil memayungiku.

"Tidak butuh," kataku cuek. Orang ini masih tidak pergi dari sisiku.

"Mungkin yang kau butuhkan adalah seorang teman?" tanyanya lagi. membuat jengkel, sehingga aku menoleh padanya.

"Aku tidak butuh siapa-siapa!" jeritku padanya. Tidak sengaja tatapan mata kami bertemu.

"Ingat aku?" katanya.

"Ja- Jake?!" tanyaku histeris.

"Yes, i am," jawabnya dan merengkuhku dalam pelukannya. Aku menutup mataku dan menangis di dadanya. Menghirup aroma tubuhnya dan merasakan hangat mengalir ke seluruh tubuhku. Masih sama seperti dulu.

"Jake.. i miss you," tidak sengaja kalimat tersebut terlontar.

"I miss you too," katanya masih memelukku malah mengencangkannya.

***

Tersadar aku tidak lagi dalam pelukan Jake, refleks aku mengerjap mata ke segala arah. Aku telah kembali di dalam kamar rumah sakit.

Harry menggenggam tanganku. Dia khawatir kenapa aku terbangun dengan kondisi panik. Aku hanya menggeleng. Dia menarikku dalam pelukannya dan meminta maaf. Sebenarnya aku tidak tahu Harry meminta maaf untuk apa.

Aku tetap menyandarkan kepalaku pada Harry, rasanya nyaman. Tapi aku merasa kehilangan kupu-kupu itu saat ini. Ini terasa seperti aku telah sering mengalaminya, membuatnya terasa tidak spesial. Jadi aku diam saja, tidak tahu hendak melakukan apa.

"Anna?" panggil Harry.

"Hmm?" sahutku singkat, kami masih berpelukan.

"Are you okay?" dia bertanya dan menatap manik mataku.

"Yeah, sure," jawabku ragu.

"Kau sangat aneh semenjak sadar dari koma 3 minggu itu. I miss us," kata Harry dan mendekapku lagi.

Aku hanya diam. Sesungguhnya aku juga sama rindunya dengan Harry. Tapi aku benar-benar kehilangan rasaku pada Harry.

"Besok kau boleh pulang. Aku ingin kita jalan-jalan, bagaimana?" kata Harry serius. Aku mengangguk saja.

Dia mengecup keningku sebentar dan menyuruhku tidur. Aku menurut saja, aku tidak ingin mengecewakan Harry terus-menerus.

Harry's pov

Aku merasa tenang Anna bisa ditemukan. Tadi sore ada seorang lelaki dan perempuan mengantarkan Anna dalam kondisi pingsan. Lelaki tersebut mengaku telah menemukan Anna tergeletak di jalan. Aku sangat berterima kasih pada lelaki yang memperkenalkan diri sebagai Jake itu.

Tapi Anna terasa asing bagiku. Caranya menatapku bahkan cara ia berperilaku belakangan ini. Dia selalu terlihat seperti orang kebingungan. Saat jika diajak bicara omongannya singkat dan tidak jelas. Aku merindukannya yang perhatian padaku, dia yang membalas semua perkataanku dengan sabar dan ceria. Kemana dia yang dulu?

Ah, daripada berpikiran yang tidak-tidak aku harus mempersiapkan kejutan untuk Anna besok. Aku, Gemma, Dee, the boys dan semua anggota keluarga menyiapkan makan malam. Rencananya kami semua akan dating. Maksudnya adalah kami secara berpasang-pasang akan membuat pesta kami sendiri, internal party. Pada kesempatan ini aku ingin mengubah rumah tanggaku dengan Anna. Aku ingin mengubah segalanya di antara kami, memulai yang baru sebagai keluarga sesungguhnya.

***

-Author's note-


Maaf ga punya ide lagi buat lanjut :(

Terus ini juga makin full of drama :'(


Regards, RBF♡  

My Jerk StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang