Sabtu ini aku bersama Soph, Perrie, Ele, dan Pat terbang ke Hongkong dan dijemput oleh kru One Direction.
Sesampai di sana semuanya melepas rindu dengan pasangan masing-masing. Aku juga sebenarnya sangat merindukan Harry, tapi rasa canggung timbul mengingat terakhir kali kami bertemu. Salah satu dari kami belum meminta maaf sehingga tidak tahu harus apa.
"Kubawakan," kata Harry menenteng barang bawaanku yang baru diturunkan dari bagasi pesawat.
Hening.
Dia tak mengatakan apa pun lagi setelah itu. Aku juga tidak berniat bicara.
"Kita naik tour bus, ayo cepat sebelum fans mengerubung," katanya dan menarik tanganku dalam genggamannya. Hangatnya menjalar ke seluruh tubuhku.
Di dalam tour bus semuanya masih bermesraan. Ups, tentu saja kecuali aku dan Harry. Kami memang duo-kepala-batu dengan gengsi tinggi.
"Harry,"
"Anna," ucap kami berbarengan. Lalu dia terkekeh.
"Ladies first," Harry mempersilakan aku bicara. Tapi rasanya suaraku tercekat, aku merasa begitu malu entah mengapa.
"Uhh, it's nothing," kataku tak jadi bicara, menggaruk tengkuk yang tidak gatal.
"Baiklah, kalau begitu biarkan aku yang bicara. Ehm, jadi besok kami sudah merencanakan untuk pergi ke Disneyland. Sebetulnya aku yang merencanakan ini untuk merayakan kehamilanmu," katanya malu-malu, lucu sekali mengingat ini pertama kalinya aku melihat Harry bertingkah seperti ini.
"Kau harus ikut, karena ini acaramu," lanjut Harry, mengambil tanganku dan menggenggamnya erat. Pun aku hanya mengangguk.
Lalu kembali hening. Aku dan Harry tertidur dengan posisi saling menyandarkan kepala, tapi sungguh itu tidak disengaja. Aku sangat senang melihat foto yang diabadikan Perrie di telepon selularnya.
"Kalian sangat menggemaskan di situ," ucap Perrie lalu tertawa.
"Kelihatan seperti bocah-bocah yang baru mengalami puber," komentar Ele yang juga masih tertawa bersama Perrie.
"Guys, please" kataku, memutar bola mataku.
"How sweet Harry. Dia membayar Disneyland agar semua yang datang besok dapat masuk gratis, hanya untuk merayakan kehamilanmu Ann!" seru Perrie kepadaku, aku cukup terkejut dengan perkataannya barusan. Jadi Harry menggratiskan siapa pun yang masuk ke Disneyland besok?
"You must be so precious from him," kata Pat dan mengerling menggoda. Dasar anak itu.
"Guys, kata Pat aku sangat berharga untuk Harry, i wanna puke a rainbow!" candaku mengejek perkataan Pat. Am i really precious for Harry? Oh, c'mon! I must be dreamin'. Aku menampar keras diriku untuk menjauhkan khayalan-khayalan seperti itu.
"Kita lihat saja, aku yakin sekali Harry akan tertunduk saat kehilanganmu nanti," kata Pat seraya ikut tertawa bersama kami.
Aku memang ikut tertawa menanggapi ocehan Pat barusan. Tapi yang tadi itu terkesan memasang taruhan, aku tidak yakin jika Harry akan tertunduk saat melepasku dalam beberapa bulan ke depan lagi.
Aku kemudian beranjak pergi mencari Harry setelah Pat, Perrie, Sophia, dan Ele kembali ke kamar hotel.
Sampai di kolam renang aku melihat Harry duduk di tepian dan mengayuh pelan kakinya, ia menyesap segelas vodka. Aku masih memperhatikannya dari kejauhan karena takut mengganggunya. Terus terang aku masih bingung dengan Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Jerk Styles
Fiksi Penggemar[Harry Styles fan fiction] Aku Annalyn Virgie Finn, seorang fan One Direction sejak umurku 12 tahun. Aku tidak pernah menyangka akan menikahi salah seorang idolaku, Harry Styles. Ibuku dan ibunya ternyata adalah teman lama. Walaupun begitu kehidupan...