Semoga Tuhan Memaafkan

113 8 1
                                    


Oleh : Septi Nofia Sari

Lalu apa yang kau banggakan?
Fisik dan penampilan kau sanjung-sanjungkan
Tinggi badan kau banding-bandingkan
Cara berjalan kau tiru-tirukan

Lalu apa yang kau istimewakan?
Parasmu yang rupawan?
Tinggi badanmu yang serupa tiang?
Cara berjalanmu yang berlenggak-lenggok bak model kebanggaan?

Kau, kau, dan kau!

Air mataku berjatuhan, bagimu adalah kesenangan
Tertatih-tatih ku berjalan, kau tertawakan bak hiburan
Harapanku akan bertahannya kehidupan, kau pandang dengan sorot meremehkan

Kau, kau, dan kau!

Otakmu kau kosongkan
Hati nurani kau tumpulkan
Jeritan kekecewaanku kau anggap sebagai sarapan dan makan siang

Kau, kau, dan kau!

Tak pernah mengerti arti perbedaan
Tak pernah memaknai arti semangat dan harapan kehidupan
Tak pernah jua menguluriku sebuah genggaman persahabatan

Semoga kelak Tuhan memaafkan

Untukmu... Untukmu... Dan untukmu...

Yang pernah menampakkan berderet-deret kebahagiaan, di hadapanku yang terseok-seok mempertahankan napas kehidupan

Semoga kelak Tuhan memaafkan

Magelang, 20 Juli 2017

Poetry : Suara HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang