Bukan Siapa-siapa

57 7 0
                                    

Oleh : Septi Nofia Sari

Kupikir, aku istimewa
Kala kau memamerkan lesung pipi di balik senyum manismu, hanya padaku, hingga buatku terpesona
Panggilanmu padaku yang beda dari lainnya, buatku terbawa rasa

Kau yang dingin, berubah hangat padaku
Kau yang pemarah, jadi sabar untukku
Kau yang acuh, secara cuma-cuma untukku kau berikan perhatianmu
Dan aku makin berpikir, istimewa

Malaikat mengetukkan tongkat di kepala,
"Sadarlah, kau bukan siapa-siapa," katanya
Dan aku tidak mempercayai kata-katanya

Hingga kau datang padaku, dengan jemari menggenggam jemari mungilnya
Kau, datang membawanya
Sepenuh hatimu hanya untuknya
Kau janjikan surga, kepadanya
Masa depanmu semata-mata untuknya
Kau rajut benang-benang masa depan bersamanya

Dan rajutan masa depanku berurai kemana-mana,
Daun-daun harapan yang kupunya, layu dan berserakan

Malaikat kembali mengetukkan tongkat di atas kepala,
"Kau bukan apa-apa," lagi, katanya
Dan aku percaya

Aku bukan siapa-siapa,
Bukan apa-apa,
Tak tahu artinya apa aku ini dalam hidupnya
Hingga dia tumbuhkan harapan, menyiraminya kemudian merontokkan bunga-bunga yang bahkan belum mekar sempurna

Sadarlah aku,
Seseorang yang bukan siapa-siapa

Magelang, 04 Agustus 2017

Poetry : Suara HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang