Apa Yang Kau Harapkan, Tuan?

56 3 0
                                    


Oleh : Septi Nofia Sari

Seratus dua puluh bulan kau menghilang
Menjerembabkan kaki pada langkah kekosongan
Kau nodai binar-binar ceria mereka dengan luka kebencian

Tengoklah ke belakang
Masihkah kau temukan bekas-bekas permainan lumpur genangan air hujan?
Atau dahan-dahan yang digelantungi ayunan?

Hanya kebencian
dan luka dalam penuh kesakitan yang kau sisakan
Kau tinggalkan mereka pada dendam terdalam akan sebuah kata pengkhianatan

Seratus dua puluh bulan kau menghilang
Binar kecewa mereka melahirkan kekuatan
Kepedihan berubah jadi doa dan harapan
Kebahagiaan wanita letak surga t'lah jadi asa dan tujuan

Dan kini kau kembali datang
Membangkitkan mereka pada kepahitan akan kenangan kehilangan

Lalu apa yang kau harapkan, tuan?
Setelah luka yang kau berikan,
Juga pipi mereka yang kau ciprati tangisan,

Apa yang kau harapkan?
Setelah label 'anak terlantar' kau torehkan
Pada mereka yang tak pernah berhak disalahkan

Apa yang kau harapkan selain kebencian, tuan?

Magelang, 25 Juli 2017

Poetry : Suara HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang