Oleh : Septi Nofia SariKatamu semuanya sia-sia
Tatkala pengorbananmu tak berbuah apa-apa
Katamu semuanya tak ada guna
Saat seluruh yang kau punya telah sirna
Ketika usaha dan kerja keras kau curahkan di atasku, yang dalam matamu masih ada sedikit asa,
aku juga terluka, percayalahPeluh keringatku t'lah terperas habis
Oleh ruh yang memberontak keluar, membuatku teriris
Perlahan asa itu terkikis
Percayalah, ini belum habisJangan katakan semuanya sia-sia
Meski seluruh harta kau pangkas habis,
namun tubuhku tak menunjukkan pergerakan apa-apa,
Percayalah, ini belum sia-siaHentikan caci maki yang kau lontarkan,
Menunjuk-nunjukkan bahwa kau telah bosan
Asal kau tahu, jutaan kali aku telah memahami apa itu makna bosan
Tanpa perlu kau lontarkan caci makian,
menamparku pada perih yang tak terelakkanKatamu semuanya sia-sia
Saat peluh, usaha, dan harta kau pangkas habis untukku yang tak menunjukkan perubahan apa-apaJangan katakan semua ini kesia-siaan tak bertepi,
Mendorongku terjun ke jurang kebodohan yang disebut menyerahTidak !
Aku takkan menyerah
Meski ruh berontak mencelos dari tubuh, tak kenal lelah
Bagiku tak ada kata menyerahAku masih punya mimpi, Ayah!
Magelang, 27 Juli 2017