Brak
"Dav apa ini maksudnya?" Aisyah menggebrak meja di depannya, menaruh kertas yang diberi Ari dengan kasar
15 mnt yang lalu Aisyah mengajak ketemu David di cafe yang sering mereka kunjungi
"apaan?" David memandang kertas itu bingung
"gak usah sok gak tau!" ucap Aisyah emosi
David meraih kertas itu lalu membaca tulisannya
Dia tersenyum remeh
"lo nuduh gue ngelakuin ini Syah?" tanya David tak percaya
"kalau bukan lo siapa lagi? Elo kan yang gak suka hubungan gue sama Ari!" bentak Aisyah
"denger ya Syah. Gue gak ngelakuin ini. Ini bukan gue" elak David
"alah, gak usah ngeles deh lo"
"Syah, kita ini sahabat kan? Kok lo bisa bisanya nuduh gue tanpa bukti kek gini"
"kurang jelas apa ini hah? Buktinya udah ada di depan lo!"
"sumpah Syah ini bukan gue!"
Aisyah memandang David tak suka
"gue tau Dav elo suka kan sama gue. Makanya lo berusaha ngancurin hubungan gue sama Ari" bentak Aisyah
David terdiam sejenak
"kenapa lo ga ngomong? Gue benerkan?"
"salah Syah. Oke gue akuin gue emang suka sama lo, gue juga berencana buat ngancurin hubungan lo sama Ari, tapi gue sadar Syah. Lo lebih bahagia sama Ari. Lo cinta sama dia. Gue bisa apa? Mau gue jahuin lo sama Ari sejauh jauhnya, kalian pasti akan tetep ketemu"
"udah lah, ga usah pasang muka sok baik lo. Gue gak nyangka lo sebusuk ini" ucap Aisyah lalu melangkahkan kakinya
Grep
"tunggu. Kalau lo mau tau siapa yang ngelakuin ini semua. Lo ikut gue" ucap David lalu menarik Aisyah pergi
"apaan sih lo! Lepasin gue!" berontak Aisyah
"Ikut gue!" bentak David
"lepas! Sa-sakit Dav" ucap Aisyah melemah
David tak peduli, dia tetap menarik tangan Aisyah kasar
"lepasin tangan cewek gue" suara bariton dingin menembus pendengaran Aisyah dan David
"oh jadi sekarang pahlawannya udah dateng ha? Nih, ambil dia buat lo" David mendorong Aisyah hingga jatuh kepelukan Ari
Bugh
Ari mendaratkan satu pukulan keras di pipi David
David jatuh tersungkur lalu berdiri sambil memandang Ari dengan senyum remehnya
"jangan tunjukin senyum lo itu" ucap Ari emosi dan kembali menonjok David
"udah Ri udah" Aisyah mencoba menahan Ari agar tidak melakukan hal yang lebih parah
David mengusap sudut bibirnya yg mengeluarkan darah dengan kasar
"kalau kalian pingin tau siapa yang udah buat surat dan tangan lo terluka. Ikutin gue" ucap David lalu berjalan
Ari mengepalkan tangannya hingga telapak tangannya memutih
Aisyah menggenggam tangan Ari mencoba menenangkannya
"kita ikutin aja ya" ucap Aisyah pelan
Ari mengangguk
Skip
Mobil Ari dan David sudah terparkir di pinggir jalan. Rupanya David membawa Aisyah dan Ari ke sebuah taman
"kalian di sini aja" ucap David tanpa menoleh ke Aisyah dan Ari
Dia lalu berjalan menghampiri seorang wanita yg duduk di tengah taman. Membelakangi mereka bertiga
David menepuk pundak wanita itu. Wanita itu bangkit dan menatap David bertanya
Bagaikan dihantam batu besar. Hati Aisyah terasa sangat sakit melihat siapa yang David temui saat ini. Pikiran pikiran buruk mulai muncul di otak Aisyah, dia tak bisa berfikir jernih saat ini.
"kak Nanda!" gumam Aisyah pelan
Dia tak mengerti kenapa David menemui kak Nanda saat ini. Apa maksudnya?
Sementara itu Ari tak kalah kagetnya dengan Aisyah. Dia membulatkan matanya. Dia kaget dengan apa yang dilihat sekarang
"kamu" batin Ari melihat kak Nanda tak percaya
Sementara itu David dan kak Nanda
"Dav, muka lo kenapa?" kak Nanda mencoba memeriksa luka David namun tangannya ditepis cepat oleh David
"ini lo kan yang ngelakuin?" David memberikan kertas yang Aisyah kasih tadi
"lo dapet surat ini dari mana?"
"Aisyah"
"kok bisa?"
"udah jawab aja. Lo yang lakuin kan?"
"huh! Iya. Ini gue yang lakuin" ucap kak Nanda lalu duduk
"kan gue udah bilang. Hentiin semua ini. Gak ada gunanya. Aisyah udah bahagia sama Ari. Buat apa lagi lo lakuin ini?"
"gak! Ini semua gue lakuin bukan buat lo. Dari awal, gue lakuin ini semua karna dendam gue"
"dendam? Dendam apaan?"
"lo gak perlu tau. Gue gak akan berhenti sampe Ari bener² terluka. Ngerti lo!" bentak kak Nanda
"lo harus jelasin semuanya Nan. Lo ga bisa terus kayak gini" ucap David lalu memanggil Aisyah dan Ari dengan isyarat tanganya
Kak Nanda mengikuti arah tangan David
Dia benar benar terkejut. Ari dan Aisyah ada di sini. Dihadapannya sekarang
"apa apaan ini Dav?" tanya kak Nanda tak suka
"lo harus jelasin semuanya"
"kak Nan? Gue gue gak nyangka kalau kak Nanda bisa lakuiin ini" ucap Aisyah meneteskan air matanya
"cih, buang jauh jauh muka sok sedih lo itu Syah" ucap kak Nanda sinis
"Nan?" panggil Ari
Kak Nanda menoleh dan menatap Ari sinis
"ka-kamu? Apa yang kamu lakuin?" tanya Ari terbata
"apa yang aku lakuin? Apa yang gue lakuin ini buat kebusukan lo" ucap kak Nanda mendorong bahu Ari
Aisyah memandang dua orang ini tak percaya
"kalian sudah saling kenal? Bagaimana bisa?" tanya Aisyah bingung
"nanti aku jelasin ya sayang" Ari membelai pipi Aisyah sayang
"cih, gak usah sok mesra kalian berdua. Gue muak" ucap kak Nanda lalu mulai melangkah pergi
"tunggu Nan! Kita harus bicara" ucap Ari menahan kak Nanda
"ga ada yang perlu dibicarain!"
"Nan, kita harus selesaiin kesalah pahaman ini" bujuk Ari
"kesalah pahaman? Ini bukan kesalah pahaman, ini salah lo!" bentak Kak Nanda
"please Nan. Sebentar aja" Ari meraih tangan Kak Nanda memohon
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I Love You [COMPLETED]
FanfictionKalau mencintaimu itu sebuah kesalahan maka aku akan selalu menjadi salah agar bisa selalu mencintaimu ~