Twee

1.8K 200 12
                                    

Jihoon terbangun ketika matahari sudah kembali menampakkan dirinya. Dia pusing memikirkan kejadian semalam. Terlalu nyata untuk menjadi mimpi, terlalu kabur untuk menjadi kenyataan.

Niatnya, hari ini dia ingin bolos lagi saja. Namun, dia teringat dia sudah membuag janji "main" dengan Hyungseob, teman sekelasnya. Semangat Jihoon langsung menggebu-gebu, dia segera turun dari atap sekolahnya, bahkan tanpa membersihkan dirinya.

Sesampainya di kelas, sudah terlihat seorang Ahn Hyungseob dengan wajah lebam dan tangan yang lecet dimana-mana.

Jihoon tanpa belas kasihan lalu menarik tangan Hyungseob keras. "Heh, cecunguk, ikut gue cepetan."

Hyungseob menatap Jihoon ketakutan. Namun, sama seperti hari lainnya pun, Hyungseob pasrah tidak bisa melakukan apa-apa. Teman sekelasnya pun hanya bisa melihat tanpa menghentikan tindakan Jihoon. Sebagian tidak berani karena takut menjadi target Jihoon berikutnya, sebagian lainnya menyalahkan Hyungseob yang lemah.

Jihoon menarik Hyungseob sampai ke belakang sekolah tanpa sepengetahuan para guru. Lalu dia menghempaskan anak tersebut hingga punggungnya membentur dinding dengan sangat kencang.

Bahkan sebelum Hyungseob bereaksi apa-apa, Jihoon langsung menarik kerah seragam Hyungseob, membuatnya sedikit tercekik.

"Gimana PR gue?!"

"Bau rokok," gumam Hyungseob kecil. Itu hanya gumaman spontan yang segera disesali Hyungseob. "Maaf, gue gak bermaksud."

Jihoon membalas ucapan pemuda tersebut dengan memukul perutnya. Bahkan saat air mata sudah keluar dari mata Hyungseob pun Jihoon tidak peduli.

"Oh, gue bau rokok? Terus kenapa? Sok alim banget lu?" Dan tentu saja bukan hanya sekali Jihoon menjadikan anak ini sebagai samsaknya.

Sebelum Jihoon melakukan aksi yang mungkin akan membuat Hyungseob terkena luka lebih fatal lagi, tiba-tiba seorang guru datang dan menangkap basah perbuatan Jihoon.

"Park Jihoon! Ke ruang BK sekarang juga!"

[✔] [i] [Park Jihoon] || CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang