Zevetien

555 104 27
                                    

Kembali, Penindasan Berujung Maut

Terlihat dalam video yang tengah viral di dunia maya sekarang, seorang pemuda tengah mendorong salah satu temannya jatuh dari gedung sekolah mereka. Diduga, pelaku dengan inisial PJH (17) memang dikenal sebagai preman dan tukang tindas di sekolahnya.

Belum ada berita penangkapan karena dari pihak korban--- LEW (16) ---juga belum ada konfirmasi yang jelas.

Baca kelanjutan... hal 23

-----

Setelah jatuhnya Euiwoong dari gedung kemarin, bajingan licik itu ternyata telah merekam semuanya. Dengan perintahnya video itu tersebar dengan sendirinya di seluruh akun sosial media berita. Ditambah sedikit touch up benar-benar terlihat seolah Jihoon mendorong Euiwoong jatuh dari gedung.

Jihoon terperangah ketika melihat video tersebut dengan kedua matanya sendiri. Bohong. Jelas-jelas Euiwoong sendiri yang memutuskan untuk melompat dari gedung.

Kini Jihoon sedang berada di kantor polisi. Pintu ruang interogasi terbuka. Masuklah kedua manusia terhormat yaitu orangtua dari Lee Euiwoong. Terlihat ibunda Euiwoong dengan mata merahnya akibat menangis. Sedang ayah Euiwoong langsung menghampiri Jihoon dan menggamparnya dengan keras. Pipi Jihoon memerah dengan cepatnya, ia merasakan perih yang teramat sangat. Mati-matian ia berusaha menahan genangan di matanya.

"DASAR BAJINGAN TENGIK! TIDAK TAHUKAH KAU KALAU EUIWOONG ADALAH PUTRA MAHKOTA! HARAPAN KAMI SEMUA! DAN KAU... KAU DENGAN TANGAN BUSUKMU, BISA-BISANYA KAU MEMBUNUHNYA!"

Lagi. Tangan itu begitu ringan memukuli tubuh kecil Jihoon. Darahnya kini mengalir di sudut bibir, namun tak ada yang peduli. Bahkan polisi pun tutup mata.

Pintu kembali terbuka lalu sebuah tangan besar nan kokoh menepis tangan Ayahanda Euiwoong. "Kau tahu kan ini termasuk tindakan melanggar HAM, terlebih pada anak di bawah umur?" Suara beratnya begitu familier membuat Jihoon teringat kenangan memuakkan dari masa lalunya.

Jihoon mendongak hanya untuk melihat pemandangan yang membuat jantungnya jatuh ke lambung begitu saja. Beliau beridiri dengan kokohnya serta mengenakan jas hitam klimis dan membawa koper layaknya seorang pengacara. Beliau adalah Ayahanda Bae. Ayah kandung Younggie.

"APA-APAAN KAU?! INI MASALAH ANTARAKU DAN BOCAH TIDAK BERPENDIDIKAN INI!"

Dengan tenang, lelaki berusia awal 50 itu menunjukkan selembar kertas resmi. "Sayangnya, saya adalah pengacara resmi dari Park Jihoon dan anda tak bisa mengusir saya karena saya secara tak langsung telah masuk ke dalam masalah ini."

"Hey, apa-apaan gue gak pernah minta lo buat ikut campur sama masalah gue!!!" Kilah Jihoon dengan suara tak kalah lantang.

"Jihoon, Nak, listen to me, go home, Kiddo."

"Masalahku dan anak ini belum selesai! Apa kuasamu?!"

"Gue kagak minta lo buat sok jadi pahlawan ya!"

"Sekali lagi saya katakan, Tuan Lee. Jihoon adalah tanggung jawab saya, dan masalah ini juga belum diklarifikasi oleh Euiwoong sendiri. Jangan berbual seolah-olah Euiwoong telah tiada."

"Tapi anakku koma! Kau tahu betapa parahnya itu kan?!"

"Ya, saya telah mengeceknya. Dia memang koma, namun keadaannya stabil. Dalam dua-tiga hari dia akan sadar dengan sendirinya, Tuan Lee. Dan Jihoon, saya katakan sekali lagi, pulanglah." Terdengar intonasi penuh tekanan pada akhir katanya. Nyali Jihoon ciut, ia perlahan memutuskan untuk meninggalkan ruangan. Sekali lagi, polisi itu seakan-akan tiada.

[✔] [i] [Park Jihoon] || CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang