Elf

750 117 19
                                    

Semenjak Jihoon bercerita kepadanya mengenai perjanjian dengan Pak Daniel, Jihoon sekarang jadi sering sekali pulang di atas jam enam, membuat Guanlin menjadi jarang mengobrol dengan pemuda impiannya itu.

Tapi hari ini Jihoon keterlaluan, bahkan sampai jam tujuh pun anak itu belum pulang! Membuat Guanlin semakin khawatir saja. Tetapi Guanlin teringat bahwa Jihoon adalah anak yang kuat dalam segi fisik, jadi tidak mungkin kan dia semudah itu bisa diculik begitu saja?

Karena terlalu lama dibiarkan sendiri, fikiran Guanlin jadi melayang-layang. Fikirannya jauh melompat ke kejadian sebulan yang lalu, pertemuannya kembali dengan Bae Jinyoung.

---

Jinyoung menatapnya dengan serius. Pemuda kecil itu menarik Guanlin dan mendekatkan bibirnya ke telinga Guanlin.

"Park Jihoon itu kakak gue."

Mata Guanlin melebar tatkala mendengernya. Lalu sebuah senyum sumringah terukir jelas di wajahnya.

"Wah, bagus dong." Celetuknya spontan. Ya bagus, karena itu berarti setelah Jihoon mati dia akan menjadi malaikat maut juga kan? Seperti adiknya.

Jinyoung menatap manik Guanlin dalam-dalam seakan sedang membaca fikiran makhluk gaib berdarah Taiwan itu. Jinyoung perlahan menggeleng.

"Kenapa?"

"Karena darah malaikat maut ini gue dapet dari emak gue."

Guanlin masih menatap Jinyoung tidak mengerti.

"Gue sama Kak Jihoon itu kakak-adek tiri, Lin. Kita beda ibu! Yang artinya kalo Kak Jihoon mati dia akan menjadi arwah seperti yang lainnya. Dia juga bakal lupa sama lu."

Jinyoung melempar kenyataan pahit itu begitu saja, membuat Guanlin rasanya seperti diangkat tinggi-tinggi lalu dihempaskan sekuat tenaga.

"Kisah cinta kita sama ya. Sama-sama berakhir tragis."

Jinyoung menatap Guanlin kesal. "Lo aja yang berakhir tragis gak usah ngajak-ngajak gue."

Guanlin ketawa keras. "Ya, kali masih aja lo ngarepin bidadari yang bahkan gak tau kalo lo ada."

Jinyoung memukul keras kepala Guanlin dan meninggalkan pemuda itu yang masih tertawa dengan kerasnya.

"Eh... Young! Young! Hahahahahah jangan marah dong!" Masih tertawa Guanlin akhirnya menyusul Jinyoung. "Nanya satu hal lagi dong."

"Buruan, gue sibuk."

"Sibuk meratapi hidup? Eh lo kan gak hidup lagi."

"Gue tinggal nih."

"Ah iya, iya maaf. Jihoon dulu manggil lo dengan sebutan Younggie ya?"

Jinyoung menghela nafas lalu mengangguk. Ekspresi sedih tergambar jelas di wajah kecil pemuda itu. "Jangan-jangan sampe sekarang pun Kak Jihoon masih suka ngigauin nama gue ya?"

"Exactly. Dia sayang banget sama lo, Young."

"Gue tau lo penasaran kan kenapa Kak Jihoon masih suka ngigauin nama gue?"

Guanlin mengangguk.

Namun Jinyoung menggeleng lagi, "itu privacy, Lin. Ada baiknya lo nunggu sampe Kak Jihoon sendiri yang cerita ke elo."

---

Dan setelah sebulan mereka bersama pun Jihoon masih belum bercerita ke Guanlin. Kadang Guanlin suka heran, apa tampang gue sebegitu susah dipercayanya?

[✔] [i] [Park Jihoon] || CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang