Vijf

1.1K 175 11
                                    

Jihoon masih bersandar pada pintu kamarnya. Di sana, tepat di depan pandangannya, pemuda itu muncul kembali.

Dari kisi-kisi jendela terbias cahaya mentari sore menerpa pemuda yang membelakangi Jihoon itu.

Sayap gelapnya perlahan memudar. Lalu sang pemuda membalikkan badannya. Sebuah cengiran miring terukir di parasnya membuat Jihoon nyaris lupa cara bernafas.

"Keluargamu kacau ya." Cemooh sang pemuda.

Telinga Jihoon menjadi panas mendengernya. Alisnya menekuk membuat kerutan di antaranya.Dengan sentakan kecil, Jihoon menerjang pemuda tersebut. Tinju terkepal di tangannya. Dia melayangkannya mengarah ke wajah pemuda tersebut.

Sialnya, entah karena pemuda itu yang memang teramat ramping, atau karena adanya sayap tak kasat mata di punggung pemuda itu, gerakan Jihoon kalah cepat.

Baik pukulan maupun tendangan sudah banyak Jihoon lancarkan, namun bahkan hingga habis tenaganya pun dia masih belum bisa melukai pemuda di hadapannya.

Jihoon terengah, dan di saat itulah pemuda itu melancarkan serangan balik. Dia dengan mudahnya menghempaskan Jihoon ke ranjang. Jihoon semakin ganas, tapi tenaganya sudah banyak terbuang percuma.

"Apa maumu?!" Geram Jihoon.

Lagi. Pemuda itu menarik sedikit bibirnya ke atas. Jihoon semakin benci melihatnya.

"Calm down, Man." Pemuda itu susah payah menahan amukan Jihoon. Karena Jihoon juga tau dia tidak mungkin menang melawan pria blasteran di atasnya, akhirnya Jihoon pasrah entah apa yang akan pria itu lakukan padanya. "Good. First, nama gue Lai Guanlin."

Jihoon balas dengan melotot, kebencian terukir jelas di matanya. "Jangan hina keluarga gue bangsat."

Gertakan Jihoon tidak membuat pemuda itu merasa takut sedikit pun. Pemuda itu, Lai Guanlin, berbicara lagi. "Seperti kata gue tadi, keluarga lu kacau. Hidup lu juga."

Jihoon memalingkan pandangannya ketika Guanlin balas memajukan kepalanya, hingga akhirnya bibir Guanlin tepat di samping teliga Jihoon.

Nafas Jihoon menderu keras, berbeda dengan Guanlin yang hangat dan terntram memenuhi setiap rongga telinga Jihoon.

"Karena itu, biarkan gue bantu benerin keluarga lu."

Bisiknya dan dengan desiran angin kemudian, seorang Lai Guanlin hilang bersamaan dengan tertelannya mentari menuju perut bumi.

[✔] [i] [Park Jihoon] || CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang