bab I

126 2 0
                                    

1987 , SINGAPORE

Pertemuan keluarga yg sangat harmonis dan akrab satu sama lain menjadikan keluarga bryan white yg seorang dokter ternama di eropa dan sahabatnya sejak kecil ridwan widjaja yg juga seorang dokter , mereka sebagai sahabat berjanji akan menikahkan anak anaknya apabila mereka sudah dewasa nanti dan tidak terlepas dari persahabatan mereka jika suatu saat mereka menikah dan tinggal di benua yg berbeda.

Saat bryan menikah terlebih dahulu dari pada ridwan merekapun mengukuhkan janji mereka saat bryan mendapatkan anak pertamanya yg diberi nama david white , dan setelah 5 tahun barulah ridwan menikah dengan seorang dokter juga yg berasal dari jakarta dan mereka singgah ke jakarta sampai sekarang.

2000 , JAKARTA

Tanpa disengaja ridwan bertemu dengan bryan di salah satu acara pertemuan para dokter di asia, dengan sadar bahwa ridwan menemukan sahabatnya ia menyapa bryan yg sedang asik berbincang "bryan?? It's you?" sambil memegang bahunya dan memastikan bahwa yg di pegangnya adalah sahabatnya "ridwan OMG sudah lama ya kita tidak bertemu , kamu apa kabar? Banyak pertanyaan di kepalaku untukmu my friend" sahut bryan sambil memeluk ridwan dengan eratnya "akupun begitu bryan , bagaimana kalau kita berbincang setelah acara ya?" "baiklah kalau begitu" pertemuan yg singkat namun dapat merubah hidup sesorang gadis kecil bernama orchia giselle widjaja biasa di panggil sia yg tidak lain adalah anak dari ridwan dan istrinya caroline.

  Perbincangan bryan dan ridwan membahas tentang perjodohan kedua anak mereka nanti kelak dan berjanji akan mempertemukan anak mereka satu sama lain saat sia berumur 17 tahun , semua akhirnya menyetujui kesepakatan tersebut dengan senang hati.

2011 , JAKARTA

Saat sia sudah mulai beranjak dewasa dan telah lulus SMA , tiba saatnya sia harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi yaitu kuliah tetapi yang jadi permasalahannya adalah sia sangat menyukai bidang fashion sedangkan papa dan mamanya tidak mengizinkan sia kuliah di bidang fashion.

  Dan sia yg harus mengikuti apa kemauan orang tua hanya mengikutinya saja namun kali ini sia bersikukuh ingin melanjutkan kuliah di malaysia karna ia ingin membuka wawasan dan budaya negara tersebut namun pada suatu ketika ridwan tidak mengizinkan sia berkuliah di luar negri apabila hanya ingin memenuhi hasratnya saja dan pada akhirnya sia di perbolehkan kuliah di malaysia dengan syarat harus kuliah sesuai di tempat yg papanya recomendasikan yaitu university of malaya dan mengambil jurusan management seperti yg disarankan ke sia dan dengan berat hati sia hanya mengikuti perkataan papanya itu dan mulai memulai kehidupan barunya tahun depan.

2012 , MALAYSIA

  Sia mulai kuliah di luar negeri dan tinggal dengan mandiri disini sia memliki seorang sahabat yg ia kenal pada masa orientasi awal kuliah namanya reina, reina merupakan siswa international juga sama dengan halnya sia saat ini meski reina berasal dari amerika namun ia fasih berbahasa indonesia karna mamanya adalah orang indonesia.

  Mereka menjadi sahabat mulai saat itu hingga sekarang, sia dan reina tinggal di gedung apartement yg sama dan kemana mana mereka selalu bersama bagaikan gula dan semut. Sia pernah bercerita ke reina bahwa ia selalu memimpikan dirinya berada di catwalk seperti seorang model profesional tak heran karna reina menaggapi kemauan sia karna sia sangantlah cantik bahkan tak sedikit kakak kelas yg suka terhadapnya , sia memiliki postur tubuh layaknya seorang model papan atas bahkan di padu dengan rambut warna coklat caramel alaminya membuat sia terlihat sangat sempurna sekali.

  Sia selalu menyempatkan diri pergi ke perpustakaan kampus bersama reina sambil mengisi waktu luang mereka dari pada harus membuang buang waktu untuk hal yg tidak penting, saat sia dan rein melewati lorong kampus mereka melihat sebuah pamflet yg terpampang di mading sekolah yg memberi tahukan bahwa besok akan ada kunjungan dari sekolah modelling international yg terkenal di malaysia yaitu MMS (Modelling Malaysia School) , sia yg terkejut dan berharap ini adalah kesempatan emasnya "si sepertinya kamu harus coba ini, mungkin saja ini kesempatan emas kamu menjadi model" ucap reina seakan mengetahui isi hati dan fikiran sia "tetapi rein aku tidak yakin papa dan mamaku akan mengizinkan aku mengikuti modelling, ya kamu tahu mereka selalu menentang aku sejak aku tiba disini" seakan harapan sia terkubur percuma "gimana kalau trial sajakan tidak ada salahnya si? Lagipula kalau kamu yakin dengan impian kamu maka aku rasa kamu harus memperjuangkannya si, gimana menurut kamu si?" tanya reina dengan penuh dengan keyakinan bahwa sia harus mencobanya dahulu baru menyerah "ok aku coba rein tapi kamu juga harus dukung aku ya" sahut sia dengan penuh semangat .
Keesokan harinya sia yg berdandan simple menggunakan dress putih heels putiih dan handbag hijau daun bersiap mengikuti konfrensi yg diadakann di aula kampus "sia kita duduk disini saja ya" ajak reina sambil menarik tangan sia untuk duduk di bangku yg sebelahnya terdapat seorang pria tampan sedang sibuk dengan handphonenya "emm boleh" sahut sia tanpa menghiraukan pria di sampingnya, saat konfrensi berlangsung tidak lama beberapa model papan atas keluar dari balik tirai dengan semangat sia memperhatikan lenggak lenggok mereka berjalan di catwalk aula kampus "si cantik ya mereka dan badan mereka bagus banget sia, akhhh aku juga mau seperti itu" teriak reina yang membuat semua orang melihat kearah kami saat ini "rein jangan teriak teriak, iya kan kamu juga tahu kalau itu impian aku saat ini" ucapan sia membuat rein langsung memeluk sia karna takut membuat sia sedih akibat ucapannya barusan.

I'M HERE...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang