bab II

55 0 0
                                    

  Karna nazar sia waktu itu akhirnya sia mentelfon orang tuanya di jakarta bermaksud memberitahukan maksud dan tujuan sia "ma ini sia, mama belum tidur?" "Belum sayang ada apa kamu telfon malam malam sayang? Kamu sakit?" Tanya gisella dengan nada khawatir "tidak ma sia baik baik saja tapi mah sia ada kabar baik dan mungkin kabar kurang menyenangkan bagi papa dan mama" sahut sia dengan sedikit putus asa "bicara sayang mama janji tidak akan marah selama kamu tidak salah sayang" "mah sia tanpa sepengetahuan papa dan mama ikut kontes modelling dan sia lolos mah, besok sia harus ketemu agency yang akan mendukung kegiatan sia nantinya" dengan merasa sedikit sesak di dadanya karena merasa bersalah ke orang tuanya "apa kamu ikut modelling?? Sia seharusnya kamu bilang ke mama terlebih dahulu kalau seperti sekarang nasi sudah jadi bubur nak" gisella sangat terkejut dengan apa yang di lakukan anaknya saat ini "maafkan sia mah" sia menangis dalam diam karena tidak tahu harus berbuat apa lagi "besok kita bicarakan lagi ya nak, good night" gisella langsung menutup telfonnya.

  Tak kuasa sia akhirnya menangis dengan sejadi jadinya " maafin sia mah pah.. sia tahu sia salah tapi sia ingin.. sia mau mah.." suara serak bercampur air mata yg mengalir deras sia menutupi wajahnya dengan bedcover di kamarnya sampai sia akhirnya tertidur karna terlalu lelah dengan apa yang ia jalani hari ini.

  Malam yg sendu berlalu dan matahari mulai menyinari setiap sudut apartement yg di tempati sia "sia bangun si.. sia kamu masih tidur?" Terdengar suara sia di balik pintu apartement sia yg sedang mengetuk ngetuk pintu sambil berteriak " iy rein aku bangun" sahut sia sambil membukakan pintu untuk reina yg sudah menanti sejak tadi " ya ampun sia kita kesiangan, kamu lupa kita hari ini ada kuis?" Sia yg terlambat bangun pagi ia langsung mandi dengan cepatnya ia bahkan memakai baju sesuai yg ia lihat tanpa memadukan warna seperti biasanya " come on si" teriak reina yg sedang asik duduk di kasur sia " ya aku sudah selesai rein" dan mereka langsung bergegas pergi menuju kampus dengan cepatnya, waktu yg mulai menipis tetapi sia dan rein dapat masuk ke kelas tepat waktu .
Seusai kuliah sia dan rein berencana ke agency ingin membicarakan masalah pembatalan karna orang tua sia yg tidak menyetujuinya namun tidak lama sia mendapat telfon dari jakarta " halo nak, ini mama sama papa" " ia mah pah sia dengar, emm .. pah mah sia baru mau ke agency ini sia mau membatalkan saja kontraknya karna sia fikir.." ucapan sia terhenti saat ridwan mulai berbicara " sia sayang, papa boleh bicara sebentar nak? " " iy pah boleh" mata sia mulai berkaca kaca saat tahu akan serumit ini ia tidak akan pernah menjalani kontes tersebut " sia papa sebebarnya tidak menginginkan ini sayang, papa cuma ingin sia belajar yg rajin, mandiri papa mengerti maksud sia apa.. sia mau kami bangga dengan sia disanakan? Tetapi kalau papa melarang si saat ini pun semua sudah terlambat nak" sia mulai menangis dalam diam dengan seksama ia mendengarkan apa yg di katakan papanya saat ini " sia ngerti pah, maafin sia pah sudah tidak mendengar kata kata papa" "tidak apa nak mungkin ini sudah takdir kamu harus menjadi seorang model" sia yg tak mengerti maksud akan dari perkataan papanya pun bertanya dengan hati hati " maksud papa takdir sia menjadi model?" Ridwan berusaha menjelaskan apa maksud dari tujuannya " papa dan mama mengizinkan sia ikut modelling disana asalkan ... dengan 2 syarat yg sia tidak bisa tolak" dengan senang sia menghapus air matanya dan tersenyum lebar " syarat apa pah? Boleh sia tahu?" Ridwan dan giselle berusaha memeberitahukan dengan sangat hati hati karna takut akan menyakiti perasaan anak semata wayangnya itu " pertama sia harus belajar yg giat ya nak jangan sampai absen kecuali sia sakit papa sangat mengharapkan itu , dan yg kedua sia tidak boleh pacaran ya sayang sampai tiba waktunya" sia sangat penasaran dengan maksud dari perkataan papa dan mamanya " kenapa sia tidak boleh punya pacar mah ? Pah? Sia bisa jaga diri sia tahu akan batasan batasannya dan sia bukan anak kecil pah mah " sia merasa agak kesal karna tidak di perbolehkan pacaran dahulu " sia sebenarnya kamu sudah kami jodohkan dengan anak dari sahabat papa sejak kamu umur 6 tahun dulu nak" " memang masih zaman apa jodoh jodohan? Sia tidak suka ya pah mah di perlakukan seperti ini" tanpa fikir panjang sia langsung menutup telfonnya dan bergegas pergi ke agency saat ini juga.
akhirnya dengan sedikit beban di hatinya sia menerima kontrak di MMS dan di naungi oleh YG entertainment sia merasa bangga dapat bergabung di sini .

I'M HERE...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang