bab XVII

27 0 0
                                    

  David pagi ini tidak sarapan dengan benar bahkan ia tidak sedikitpun memakan makanannya hanya mengaduk-aduk nya saja "tuan nyonya tidak pulang ya semalam? Atau masih tidur ? Tumben tidak sarapan bareng tuan" desi bertanya akan keberadaan sia namun apa boleh buat david tidak dapat berkata apapun menggelangkan kepalanya pada desi karena bahkan kata kata tidak dapat di ungkapkan dengan benar, sungguh pukulan terberat baginya saat sia wanita yang selama ini ia inginkan harus tidak berada di sisinya padahal baru beberapa jam yang lalu ia sempat memiliki seluruh jiwa dan raganya sia.

  David akan menemui sia di RS mawar putih dengan harapan sia mau mendengarkan apa yang di jelaskan padanya nanti dan david tidak lupa membawa bukti cctv kantornya agar di tunjukan kepada sia , sesampainya di oRS david bertemu dengan richard "pak david?? Tumben sekali pagi pagi sudah datang ke sini?" "Apa kamu bertemu sia?" "mrs sia? Tadi saya ketemu cuma aneh tumben sekali dia datang dengan bau alkohol " "alkohol? Oh my god.. selalu seperti ini" "kenapa pak?" Richard sangat penasaran dengan apa yang di maksud oleh david saat ini "apa kamu bisa jaga rahasia? Tolong bantu aku" "apa yang anda butuhkan ?" "Aspirin, sukralfat serta perlengkapan infus tanpa ada yang tahu, bawa ke ruangan sia sekarang" dengan cepat david berlalu menuju ruangan sia dan richard pergi ke ruang obat lalu segera mencari apa yang di minta david tadi.

  Setelah sampai di ruangan sia seperti yang sudah david duga pasti ia tidak akan di perbolehkan masuk apabila sekertarisnya lapor terlebih dahulu padanya "hai.. mrs sia ada?" "Pagi pak, ada mau bertemu apa perlu saya laporkan dahulu?" David menggelangkan kepalanya "tidak usah biar saya langsung masuk ya dan kalau dr. Richard datang tolong perbolehkan untuk masuk ya" "baik pak" dengan polosnya ia memperbolehkan david masuk ke ruangan sia.

  "Tok tok" tanpa melihat sia memperbolehkan seseorang disana untuk masuk "ya masuk" namun david hanya terdiam melihat kondisi istrinya yang saat ini kacau balau karenanya "sia" panggil david karena sia masih saja berkutat dengan laptopnya sejak david masuk ke ruangannya , dengan perlahan memastikan apa benar itu david atau hanya pendengarannya yang terganggu "dave.. kamu kenapa ada di sini" "si please jangan marah dahulu padaku, aku membawa ..." "get out... now... aku rasa semua tidak butuh penjelasan dave semua sudah terlihat dengan jelas" sia berusaha berdiri namun kepalanya sangat berat bagaikan membawa sebongkah batu besar di kepalanya "sia... are you alright?" "Ternyata kamy memang badboy ya, dan memang benar wanita jalang itu bilang mungkin aku hanya teman tidur mu tidak lebih dave" sia berteriak dengan kerasnya dengan menekankan kata teman tidur pada dave "sayang dengarkan aku, ini di luar dugaan mu sia aku selalu mencintai kamu sejak dulu" tanpa mendengar david sia seakan hilang kendali dan lagi lagi sia pingsan karena david badannya terhuyung kebelakang dan tangannya terbentur pinggir meja hingga membuat memar di tubuh sia.

  Disaat yang bersamaan richard masuk ke dalam ruangan sia dan berteriak "sia.." itu membuat sekertaris sia kaget dan mengikuti richard masuk ke dalam ruangan "richard tolong infus" panggil david yang mulai menggendong sia dan memindahkannya ke sofa "mrs sia kenapa pak?" Tanya dian yang penasaran "pingsan , tolong ambilkan air hangat dan handuk kecil atau kain atau apalah" "baik pak" richard yang terheran seakan david sudab tahu apa yang akan terjadi pada sia saat ini membuatnya kagum pada david pantas saja sia mencintainya karena david juga begitu mencintai sia , david yang sibuk memasangkan infus pada sia dan mengompres sia terlihat jelas bahwa saat ini david seakan menyesali sesuatu dan tampak jelas di wajah sia bahwa ia sangat lelah dan sedih.

  Dian berusaha merahasiakan keadaan sia dari seluruh staff dengan perintah david karena mereka juga tahu sia bukan tipikal orang yang senang mengumbar bahwa dirinya sedang kesakitan sekalipun seperti halnya saat sia kecelakaan dahulu, dan david serta richard menjaga sia sampai ia sadar "pak maaf apa saya boleh tahu apa yang menyebabkan mrs sia seperti sekarang?" "Hufftt... ceritanya panjang intinya sia salah paham padaku semalam dan ia bahkan tidak pulang kerumah dan tidak mengangkat telfon ku sama sekali" "emmm ternyata anda yang membuat mrs sia seperti biasa saat david memasuki ruang rapat semua mata staff wanita tertuju padanya tentu saja siapa yang tak tertarik dengan dokter yang tampan dan juga mapan itu, lain halnya dengan sia karena sia anak dari ridwan widjaja yang seorang kepala direktur RS maka sebagian besar para staff merasa segan dengan sia di saat yabg bersamaan david melihat pemandangan yang tidak asing baginya "kamu selalu ya sia... tunggu hukumanku" david bergumam dalam hati saat melihat disana ada sia yang sibuk dengan laptopnya sendiri.

  Rapat berjalan sesuai rencana dan di akhir pembicaraan sia menjelaskan tentang project kerjasama di saat itu bryan baru tersadar akan menantunya "sia..?" Dan sia hanya tersenyum manis pada sang ayah mertuanya , tak terkecuali semua staff laki laki memandang sia dengan penuh hasrat bahkan sia sendiri sudah terbiasa karena ia sering merasakannnya saat menjalani photo shoot.

  Setelah rapat yang melelahkan itu menyita waktu sekitar 2,5 jam akhirnya semua setuju dengan berbagai project yang sia ajukan dan mereka semua kembali kerja kecuali david yang masih memandang istrinya di sebrang mejanya itu , saat semua orang keluar dari ruang pertemuan david berencana menyuruh sia untuk berhenti bekerja karena ia sendiri merasa apa yang david lakukan selama ini semata mata untuk sia nikmati namun apa boleh buat david selalu mengalah akan keegoisan sia selama ini.

  "Sia aku mau bicara padamu tolong ke ruangan ku sekarang" david bicara datar pada sia yang masih berkutat dengan laptopnya "tunggu dave aku masih harus menyelesaikan ini" sahut sia tanpa memandang david sedikit pun "orchia giselle... now.." david berbicara dengan nada sedikit keras yang membuat sia memejamkan matanya karena ia paling tidak suka di bentak oleh siapapun, dengan sedikit terpaksa sia harus mengikuti david ke ruangannya "siang pak bu" sapa sekertaris david yang berada di depan pintu ruang kerja david "tolong teh herbal" pinta david namun sia menolak nya " tidak usah, kamu istirahat saja ya" ucap sia yang menyuruh sekertaris david beristirahat saja namun david tidak mendengarnya jelas.

  Ruangan yang terasa aura dingin dan kelam menyelimuti hawa mereka "sia aku sudah bilang kamu cuti kenapa kamu tidak mendengarkan ku?" "Dave ini pekerjaan ku saat ini, kalau kamu tidak suka seharusnya sejak awal kamu katakan padaku asal kamu tahu dave semenjak aku bekerja di RS kita selalu berselisih seperti ini sebenarnya apa yang kamu takutkan?? Jawab apa??" David yang merasa salah kata saat ini berfikir keras bahwa sia harus tidak bekerja "sia sayang kamu dengarkan aku dulu, aku bekerja untuk kamu sayang kalau kamu juga menjalani profesi yang tidak jauh dengan ku lalu apa istimewanya aku di matamu? Karna kamu akan tahu semua kekurangan ku nantinya dan karna aku fikir di bidang ini pun kamu cukup mahir bahkan hampir menguasainya" sia mengernyitkan dahinya seakan tidak terima dengan apa yang di katakan david baru saja "mahir??? Itu hanya alasan kamu sebenarnya kamu ingin memujiku atau menguji ku? Kita lihat saja nanti kalau kamu tidak mau aku disini maka aku akan kembali seperti dulu" ucapan sia mebgakhiri segalanya.

  Tanpa basa basi lagi sia pergi meninggalkan ruangan david dan segera kembali ke RSnya , david yang merasa lagi lagi kalah dengan sia hanya dapat menutuo wajahnya di antara meja kerjanya saat ini.

  Sia yang melaju dengan kecepatan max ke RS seakan tidak menghiraukan siapapun yang menyapa dan memanggilnya termaksud richard, sia dengan segera menulis surat pengunduran dirinya dan menyerahkan pada papanya di ruang kerja nya "tok..tok" "ya masuk " ridwan yang hendak meminum teh nya namun terhenti karena melihat anaknya tampak lesu "siang pak direktur " "kenapa sayang , kamu boleh memanggilku informal sayang" "papa..." seraya sia memeluk papanya yang masih duduk di balik meja kerjanya "kenpa sayangku, kamu sakit? Atau projectnya gagal?" "Semua baik baik saja pa, semua berjalan sesuai rencana sia tetapi" "kenapa ayo cerita ke papa nak" "sia harus mengundurkan diri karena dave" "loh memang ada yang salah ?" "Dia menyuruh sia berhenti dari RS".

I'M HERE...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang