bab XV

26 1 0
                                    

  Kaki sia di pijat oleh david lalu di perban dengan perban ikat setelah itu mereka beristirahat dengan sia bersandar di dada bidang milik david "dave bagaimana kamu bisa memiliki ini semua?" Sia meraba tubuh david yang penuh dengan otot kekar miliknya "aku olah raga yang pasti sayang , apa kamu menyukainya?" "Hemmm lumayan , kamu terlihat sexy " sia tertawa menggoda david "kamu menggoda ku sayang?? Aku hukum kamu ya kalau menggoda ku" "tidak kenapa menggoda mu?? Tidak" "ok kalau begitu aku akan membuat mu jera menggoda ku sia" senyum licik david yang membuat sia terbahak bahak "jangan dave kakikan sedang sakit" "sedikit tidak apa kan " merekapun melakukannya lagi sampai lelah dan berakhir dengan tidur di berpelukan.

  Pagi ini sia bangun lebih awal karena ingin membuat sarapan untuk david "nyonya sudah bangun saja, biar saja yang buat sarapan nyonya" bi desi mengagetkan sia yang sedang mencuci sayuran untuk dia masak "bibi bikin aku kaget saja, aku ingin masak untuk dave bi tapi apa dia suka sayuran?" "Memang nyonya mau masak apa? " "nasi goreng sayur bi" "bibi sering masakin tuan nasi goreng dia suka nyah, biar bibi bantu ya" "terima kasih bi" mereka segera menyelesaikan masakan sia dengan tenang setelah masakan selesai bi desi menata semua masakan di atas meja makan dan sia segera kembali ke kamar kemudian menyiapkan baju yang akan di kenakan olehnya dan david bekerja , setelah sia selesai membersihkan diri dan mempercantik dirinya lalu sia membangunkan david yang masih tertidut "dave bangun sudah siang, apa kamu tidak pergi kerja hari ini" "emmmm ada malaikat cantik yang membangunkanku kerja jadi malas rasanya" david menggoda sia yang berada di sampingnya "kamu ya,, ayo cepat mandi aku tunggu di bawah ya dave" david bergegas mandi dan sia membereskan kamar tidurnya setelah itu ia menunggu david di meja makan "sayang kamu yakin aku pakai baju ini??" "Memangnya kamu tidak suka pakai itu dave? " sia menggoda david dengan tatapannya "ini terlalu berwarna aku tidak pernah paki dasi seperti ini sayang" david menggenakan stelan jas abu tua dengan kemeja putih serta dasi abu metalic seperti silver "memang ada yang salah? Kamu tampak sexy dave" "baiklah ok ok" sia dan dave memakan sarapannya dengan lahap "bi dessi ... " "ya tuan" David memanggil bibi membuat sia takut jikalau masakannya tidak sesuai dengan lidah david "bibi tahu ini masakan terenak yang pernah bibi buat untuk ku, walau hanya nasi goreng besok masak lagi ya bi dengan rasa yang seperti ini" "maaf tuan tapi itu bukan masakan bibi" "lalu" "itu nyonya yang masak tuan" david terbelalak mendengar apa yang dikatakan bibi "really sayang? Kamu masak? Aku fikir.."belum sempat david menyelesaikan perkataannya "kamu fikir aku tidak bisa masak iya?" Sia dengan cepat mencelah perkataan david "aku bagaikan dapat jackpot sayang sudah istri cantik, terkenal, pintar masak lagi" bibi sambil tersenyum langsung meninggalkan david dan sia yang masih saling menggoda.

  Karena merasa kalah dengan sia david hanya diam dan menikmati masakan sia namun sia menggodanya dengan kakinya yang mengusap kaki david membuat bagian tengah david menegang "orchia giselle,,," david memejamkan matanya "kenapa sayang" "kamu mau aku hukum ya" sia senyum menggoda david namun david berusaha menahan dirinya dan david menyelesaikan makannya dengan cepat ia mencium bibir sia di depannya.

  Setiap sentuhan david membuat sia seakan kecanduan dan si hanya pasrah menikmatinya setelah mereka kehabisan nafas barulah mereka saling melepas ciuman itu dan segera berangkat kerja "dave kamu antar aku kan? Mobil aku masih di bengkel, yang satu lagi di rumah papa" "sayang... tanpa kamu minta aku akan selalu mengantar jemput kamu sia, ayo " david membukakan pintu mobil untuk sia seperti biasanya "thank you" senyum manis sia terpancar di wajahnya dan david mengikuti Memasuki porsache merah kesayangannya itu "ready sayang" "let's go" mereka saling menggenggam tangan seakan tidak ingin melepasnya satu sama lain, david terlebih dahulu mengantar sia ke RS mawar putih baru ke RS nya "sayang nantu tunggu aku ya, aku jemput kamu" sia hanya mengangguk saat sia keluar mobil dan meninggalkan david di mobil tak lama david langsung melajukan mobilnya dengan cepat menuju kantornya.

  Richard melihat sia dan david tampak mesra setelah pernikahan mereka seakan membuat dadanya sesak entah perasaan apa itu bahkan richard sendiri memang mengagumi sia sejak pertemuan pertamanya dahulu saat sia baru kembali dari malaysia "dr. Richard.." "hi.. miss .. oh sorry maksud saya mrs. Sia " "jangan terlalu kaku kalau hanya berdua panggil saja sia, kamu bukannya lebih tua dari ku dokter ?" " hehehhh rasanya aneh memanggil pimpinan dengan namanya saja mrs. Sia... emmm maksud ku sia" "hahahhh kamu lucu sekali dokter" mereka berjalan menyusuri lobby dan tak sadar ridwan melihat mereka sedang tertawa akrab berdua "mrs. Sia" "papa... emm maksud ku pak direktur selamat pagi" "pagi pak direktur" sia terkejut saat ridwan memanggilnya dan berusaha menyapanya bersamaan dengan richard "iya pagi, aku ingin berbicara sebagai papa mu nak" sahut ridwan , sia hanya tersenyum manis namun richard merasa akan jadi pengganggu saja "kalau gitu saya permisi pak, mrs " "tidak apa dokter ini tidak akan menggangu, sia mobil kamu papa kirim ke sini ya dengan supir jadi nanti pulang kamu bisa pakai nak " "terima kasih pah, sia juga bermaksud mengambilnya kerumah nanti di antar dave, tapi ok lah biar nanti sia telpon dave supaya tidak jemput sia" "sama sayang, tapi ingat jangan sampai datang ke RS dengan berlumuran darah lagi ya!!" "Siap pak direktur" dengan tangan yang seakan hormat pada bendera membuat ridwan hanya menggelengkan kepalanya saja akibat tingkah anaknya yang masih seperti anak kecil dan tak kalah seru dengan richard yang tersenyum malu malu akibat tingkah sia itu.

  Sesampainya di ruang UGD richard berpamitan pada sia "mrs. Sia saya masuk terlebih dahulu ya, selamat bekerja" "baik dokter tolong selamatkan mereka yang membutuhkan ya, semangat" senyum sia yang manis membuat jantung richard berdegub dengan cepatnya seakan richard baru saja lari sprint 100km , sia segera memasuki lift eksekutif yang berasa tidak jauh dari ruang UGD setelah sampai di ruangan sia merasa banyam sekali beban hari inu karena baru beberapa hari ia cuti tetapi laporan laporan itu seakan tidak ingin menunggu lagi .

  Meja kerja sia penuh dengan berbagai file file yang harus ia periksa bahkan karena terlalu semangat bekerja ia sampai melewatkan jam makan siangnya dan bahkan hampir memasuki waktu jam makan malam "beep beep" telpon kantor sia berdering "ya dian ada apa?" "Mrs mau makan sesuatukah? Ini sudah hampir makan malam mrs?" "Ya ampun saya sampai lupa makan, kamu sudah makan dian?" "Sudah mrs , saya sudah makan" "ok kalau kamu tidak keberatan boleh belikan saya buah apple merah dan juice apple no ice ya di " "baik bu" karena tak mau repot sia memilih memakan buah dari pada nasi atau yang lainnya.

Waktu menunjukan pukul 8 malam dan sia sudah selesai dengan segala pekerjaannya "tok..tok.." "masuk" Dian menyerahkan pesanan sia buah dan juice nya "mrs mau di slice buahnya?" "Tidak perlu di, oh ya kamu boleh pulang ini saya ambil 1 saja sisanya simpan di kulkas saja ya" "baik mrs" "terima kasih di, emm kalau kamu mau ambil saja di ya saya duluan ya" sia segera meninggalka  ruangannya denga  buah di tangan kanan dan handphone di tangan kiri sia langsung memasuki lift yang melaju ke bawah , dia mengecek handphonenya namun tidak ada satupun panggilan atau pesan dari david jadi ia berencana menemuinya di RS.

I'M HERE...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang