Chapter 3

2.8K 271 40
                                    

"Dia ada di lokasi kejadian saat kecelakaan itu terjadi." Di depan sebuah ruang perawatan VIP, Jaerim dengan wajah seriusnya berbisik pada Nyonya Han.

"Jadi dia yang melakukannya pada menantuku?" tanya Nyonya Han.

"Itu juga karena menantumu mengemudi dalam keadaan mabuk berat, Eomma!" Donghae menyahuti pertanyaan yang sebenarnya ditujukan kepada Jaerim itu. "Dia mengemudi saat mabuk, jadi itu salahnya sendiri!"

"Berhenti membelanya, Lee Donghae! Kau tahu dengan pasti jika hal seperti ini cepat atau lambat akan terjadi. Kau seharusnya melindungi adik iparmu, bukannya menjadikan dirinya sebagai musuh seperti ini!" Nyonya Han memukul puncak kepala Donghae dengan kesal sebelum kembali berbicara pada Jaerim. "Aku ingin kau lebih mengawasinya, Nona Jang. Aku benar-benar sangat mengandalkanmu."

"Apa kau ada masalah? Mengapa sampai mabuk seperti itu?" Di dalam ruang perawatan, Nyonya Cho dengan lembut bertanya pada putra semata wayangnya yang terbaring lemah di atas tempat tidur. Kaki kanan dan tangan kanan pria itu digips serta ada perban yang menghiasi dahi dan bahu kirinya.

"Aku sering mabuk meski tidak ada masalah. Itu caraku bersenang-senang, Eomma," jawab Kyuhyun mencoba menenangkan ibunya. "Aku hanya sedang sedikit sial semalam."

"Sedikit sial bagaimana? Kau nyaris membuat ibumu terkena serangan jantung, anak nakal! Dan lagi, mengapa kau masih bisa mabuk-mabukan di Seoul saat seharusnya kau sedang bulan madu bersama istrimu di Zurich?"

"Itu..." Kyuhyun menggigit bibir bawahnya sebelum akhirnya memejamkan kedua matanya. "Ahhh... Kepalaku sakit. Eomma, aku mau tidur. Jangan ajak aku bicara lagi."

"Anak nakal ini..." desis Nyonya Cho. "Tapi di mana menantuku di saat seperti ini? Mengapa dia sama sekali tidak muncul?"

Kyuhyun kembali membuka kedua matanya. Mengingat Sungrin yang sama sekali tidak menunjukkan wajahnya semenjak ia siuman dari kecelakaan yang membuat tangan dan kakinya patah serta menerima hampir 30 jahitan membuatnya merasa sangat kesal. "Dia mungkin ada di pesawat yang sedang terbang ke Zurich."

"Ne? Maksudmu dia pergi bulan madu seorang diri?"

"Eoh! Dia menumpang di roda pesawatnya lalu saat pesawatnya sudah ada di udara dia jatuh dan— Ah, Eomma! Mengapa memukul mulutku, eoh?!"

"Mulutmu itu, Cho Kyuhyun! Berhenti bersikap kekanakan dan jangan pernah bicara seperti itu lagi tentang istrimu! Tutup matamu dan tidur saja sana!"

"Aku memang mau tidur!" Kyuhyun memejamkan kedua matanya, namun mulutnya yang baru mendapat pukulan dari Nyonya Cho itu masih terus bersungut-sungut. "Aku mengutuknya jadi wine mahal yang banyak agar aku bisa meminumnya seperti air setiap hari dan—"

"Cho Kyuhyun!"

"Ara, ara! Aku akan tidur."

‗‗‗‗‗‗‗‗TBD(v)‗‗‗‗‗‗‗‗

"Kau memasak bubur untuk diberikan pada pria itu?"

Sungrin tidak menyahuti pertanyaan Kibum yang berdiri tepat di belakangnya. Gadis itu masih sibuk dengan kegiatannya, menyiapkan sebuah termos berukuran sedang untuk dijadikan wadah dari buburnya yang baru matang.

"Bukankah aku sudah melarangmu untuk menemuinya? Aku tidak mengizinkanmu pergi ke rumah sakit. Kau akan terus berada di rumah ini bersamaku."

Sungrin mengeratkan genggamannya pada gagang termos namun masih tidak menyahuti perkataan Kibum. Dengan hati-hati gadis itu menyendok bubur dan memasukkannya ke dalam termos tersebut.

"Kubilang kau tidak akan pergi ke mana-mana, apa kau tidak dengar?!"

Sungrin memejamkan kedua matanya saat Kibum merebut termos yang separuh bagiannya telah terisi bubur dari tangannya kemudian membentaknya bersamaan dengan bunyi termos yang menghantam lantai.

The Bride(vil)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang