Chapter 14

3.5K 232 39
                                    

"Jadi Nona Swan yang memberikan tiket itu padamu? Dia memberikan tiket yang kuberikan untuknya padamu?"

"Eoh. Sebelumnya aku sudah berniat untuk beli tiket itu sendiri, tapi aku membatalkannya karena ada janji dengan Nona Swan. Dan pada akhirnya aku tetap pergi dengan tiket yang diberikan oleh Nona Swan. Tiket pemberianmu."

"Oh, ya ampun." Sungrin membuka mulutnya dengan ekspresi takjub. "Sesuatu tentang pertemuan kita ini membuatku merinding. Aku sudah pulang ke rumah, tapi kemudian kembali ke bioskop karena penasaran dengan ceritanya. Jika aku terlambat semenit saja kita pasti tidak akan bertemu, kan?"

"Nyatanya takdirnya lebih kuat di antara kita." Kyuhyun yang duduk di atas meja bar, menatap Sungrin yang duduk di atas kursi panjang di hadapannya sambil menggoyangkan gelas wine di tangan kirinya. "Ke mana pun dan apapun yang kulakukan, dengan ajaibnya itu selalu membawaku padamu."

"Takdir yang hebat." Sungrin bergumam sebelum menyesap wine-nya. "Akhirnya aku harus menyerah juga pada takdir yang hebat ini."

Kyuhyun meletakkan gelas wine-nya dan menatap Sungrin sambil melipat tangan di depan dadanya. Rambut pirang gadis itu sudah kembali ke warna coklatnya yang biasa. Kulitnya yang putih terlihat bersinar seperti biasa dengan rona merah di kedua pipinya yang tampak kenyal. Dan saat tatapan Kyuhyun jatuh pada sepasang bibir yang dipoles dengan warna merah yang tampak lebih menggoda dari red wine-nya, Kyuhyun tidak bisa menahan jarinya untuk menyentuh bagian itu.

"Aku merindukanmu seperti orang gila setiap hari." Kyuhyun berbisik sambil membersihkan sisa wine di sudut kanan bibir Sungrin dengan ibu jarinya. Keempat jarinya yang lain menangkup rahang gadis itu, bergerak lembut untuk membelainya. "Dan jadi benar-benar gila saat berusaha melupakanmu. Gadis kejam. Apa yang sebenarnya telah kau lakukan padaku?"

"Aku sudah mendapat hukumanku karena bersikap kejam padamu, Kyuhyun-ssi." Sungrin bicara dengan suara pelan, menahan dirinya untuk tidak mendesah karena sentuhan Kyuhyun di wajahnya yang membangkitkan semua kerinduannya yang terpendam akan sentuhan pria itu. "Malam-malam yang kulewati dengan merindukanmu itu juga sangat menyiksa."

"Apa kita berdamai sekarang?" Kyuhyun bertanya sambil mencondongkan tubuhnya pada Sungrin, memangkas jarak mereka hingga bisa merasakan deru napas satu sama lain. "Apa kita akan berhenti saling menyakiti dan memulai semuanya dari awal lagi?"

"Ya. Aku ingin awal yang baru denganmu, Kyuhyun-ssi." Kedua mata Sungrin perlahan terpejam saat aroma parfum Kyuhyun menguasai penciumannya, menjadi satu-satunya udara yang ia hirup. Dan akhirnya kedua mata itu benar-benar terpejam saat helaian rambut Kyuhyun yang mulai memanjang menyentuh kulit wajahnya bersamaan dengan sentuhan bibir pria itu yang menyentuh bibirnya.

Pansoo yang semula berada di atas pangkuan Sungrin jatuh terguling di lantai saat Kyuhyun menarik tangan gadis itu, membawanya untuk berdiri di tengah-tengah kedua kakinya yang masih duduk di atas meja bar. Tangan kanannya berpindah ke pinggang Sungrin, memeluknya dengan erat sementara telapak tangan kirinya berada di tengkuk gadis itu. Tanpa kata, mereka berbicara tentang kerinduan melalui bahasa tubuh yang intim. Sungrin menerima dan membalasnya dengan baik. Melingkarkan kedua lengannya ke leher Kyuhyun dengan sesekali meremas rambut belakang pria itu. Tubuhnya sedikit terhuyung saat Kyuhyun melompat turun dari meja dan langsung membalikkan posisi hingga kini dirinya yang duduk di atas meja bar, memerangkap tubuh Kyuhyun di antara kedua kakinya.

"Ah..." Sungrin meremas bahu Kyuhyun saat bibir pria itu berpindah ke lehernya. Menciumnya dengan lembut sebelum lidah dan giginya mengambil alih untuk meninggalkan jejak kemerahan di sana. Tangan Kyuhyun bekerja di tempat lain, membuka 2 kancing teratas kemeja Sungrin lalu menyingkapnya hingga bahu kirinya terbuka, siap menerima bibir panas Kyuhyun di sana.

The Bride(vil)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang