"Maaf. Maafkan aku, Sayang. Aku benar-benar minta maaf."
Sungrin mendengarkan semua permohonan maaf Kibum padanya, namun gadis itu enggan untuk membuka kedua matanya.
"Maafkan aku. Ini salahku. Aku bodoh, maafkan aku. Sungrin-ah, aku benar-benar minta maaf."
"Aku milikmu. Milik kekasihku, Kim Kibum." Sungrin membuka kedua matanya setelah kalimatnya berakhir. Ia menatap nanar pada langit-langit ruangan yang berwarna putih. "Aku mengatakannya jutaan kali dalam sehari tapi mengapa kau tidak pernah puas? Aku ini milikmu. Aku milikmu, Kibum-ah. Aku milikmu... Kau seharusnya mempercayaiku..." Suara Sungrin terus mengecil hingga akhirnya berubah menjadi isakan. Gadis itu kembali memejamkan kedua matanya, namun tidak bisa membendung laju air matanya. Kedua tangannya yang berada di sisi-sisi kepalanya, yang terikat pada besi tempat tidurnya, mengepal dengan kuat. Menolak tangan Kibum yang mencoba untuk menggenggamnya.
‗‗‗‗‗‗‗‗TBD(v)‗‗‗‗‗‗‗‗
"Pergi ke salon katamu? Aku bahkan belum mencuci rambutku sekalipun sejak siuman!" Kyuhyun berseru kesal pada Jaerim yang tengah memoles kuku kakinya dengan cat kuku. Sama sekali tidak tampak peduli dengan kekesalan Sang Majikan.
"Lalu apa hanya karena rambutmu bau jadi rambut Nona Han juga harus bau, begitu?" tanya Jaerim. Suaranya tidak terdengar jelas karena gadis itu sedang menggigit tutup botol cat kuku untuk membantu tangan kirinya membuka benda tersebut. "Aissh, ini susah! Tuan Cho, tolong buka tutupnya. Aku tidak bisa melakukannya karena cat kukuku masih basah."
"Ya, tidak keramas beberapa hari tidak akan membuat rambutku jadi bau! Jaga bicaramu!"
"Iya, iya. Ini, tutup botolnya," kata Jaerim seraya menyodorkan cat kukunya pada Kyuhyun. Kyuhyun menerimanya, tapi kemudian membuat gadis itu memekik keras saat ia melemparkan benda tersebut ke sembarang tempat. "Ya! Itu hanya ada di online shop dan aku menunggu hampir sebulan untuk mendapatkannya!"
"Rendahkan suaramu, Pelayan Jang!" Kyuhyun dan Jaerim menolehkan kepala mereka bersamaan saat mendengar suara Nyonya Cho. Wanita paruh baya itu datang bersama Sungrin yang tampak lesu. "Kau harus menjaga sikapmu pada menantuku. Bahkan mungkin ia tidak pernah mendengar bentakan seperti itu dari ibunya."
"Itu benar. Eomeonim, pelayan yang satu ini benar-benar kasar. Tidak bisakah kita memecatnya?" tanya Kyuhyun yang membuat Jaerim melotot tak terima padanya. "Ah, lihat itu! Astaga, pelayan macam apa yang berani melotot begitu pada majikannya?"
"Aku tidak melotot! Mataku memang seperti ini!" sahut Jaerim, masih dengan kedua matanya yang memelototi Kyuhyun. "Permisi, aku akan buat minuman." Jaerim sengaja menyenggol pundak Kyuhyun saat melewatinya, sama sekali tidak peduli jika itu membuat tubuh majikannya yang berdiri dengan bantuan tongkat itu nyaris terjatuh. "Harusnya menantu sepertinya yang dipecat. Berapa lama dia tidak keramas? Rambutnya bau lemari tua!"
"Ya! Rambutku tidak bau lemari tua!" Kyuhyun berseru menyahuti gerutuan Jaerim meski gadis itu telah berada di dapur.
"Memangnya aku membicarakanmu?Mengapa kau begitu tersinggung jika rambutmu memang tidak bau?" Jaerim masih menyempatkan dirinya untuk menyahuti Kyuhyun meski kedua tangannya sibuk menyiapkan minuman.
"Astaga, pelayan yang satu itu benar-benar sesuatu. Eomeonim, dari mana kau dapat yang seperti itu?"
"Jangan terlalu mempedulikannya jika itu hanya membuat kepalamu sakit. Pelayan Jang memang sedikit unik."
Kyuhyun menyipitkan sebelah matanya dan bergumam, "Dia itu bukan unik tapi aneh. Mengecat kuku setiap hari dan selalu marah-marah sendiri setiap kali mencuci." Kyuhyun lalu menatap Sungrin dan menyadari jika gadis itu jadi sangat pendiam. "Apa kau pergi ke salon untuk cuci rambut? Seharusnya kau mengajakku. Aku juga ingin mencuci rambutku."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bride(vil)
FanfictionDipaksa menikah untuk menyelamatkan perusahaan keluarga, diperbudak oleh pasangannya dan diselingkuhi dengan terang-terangan. Itu bukan kisah sedih dari seorang gadis muda yang tidak berdaya, melainkan kisah seorang pria dewasa berusia 30 tahun. ...