"Omona! Kaget aku!" Jaerim memekik terkejut saat tiba-tiba sepasang bibir memenuhi layar laptop-nya.
"Apa di sini bagus? Kalian bisa melihat dengan jelas?" Suara Hyukjae terdengar dari walkie talkie yang berada dalam genggaman Donghae.
"Kami tidak bisa lihat apa-apa selain mulutmu, bodoh! Jauhkan wajahmu dari kamera!" seru Donghae kesal.
"Aissh, bisa tidak memintanya yang sopan? Kau ingin aku mematikan kameranya sekarang?" ancam Hyukjae. Pria itu bicara di walkie talkie-nya tanpa menjauhkan wajahnya dari kamera, membuat Jaerim yang melihat sepasang bibirnya yang bergerak setiap kali mengucapkan kata itu tanpa sadar membuka mulutnya.
"Aku tidak perlu sopan santun untuk bicara dengan orang yang menumpang di apartemenku," sahut Donghae yang jelas sekali sedang ingin memancing pertengkaran.
"Ya! Aku tidak menumpang! Kau yang mencuri apartemenku dan—"
"Hyukjae-ssi," potong Jaerim. Gadis itu menopang dagu dengan tangan kirinya dan menatap bibir Hyukjae yang memenuhi layar laptop-nya sambil tersenyum. "Siapa nama pamanmu?"
"Eoh? Kyuhyun?" jawab Hyukjae bingung, yang justru membuat senyuman Jaerim menjadi semakin lebar saat melihat bibirnya yang mengerucut.
"Apa yang kau minum setiap pagi saat sarapan?" tanya Jaerim lagi.
"Uyu (Susu)," jawab Hyukjae. "Ada ap—"
"Siapa nama—"
"Noona!" Donghae yang tidak senang melihat Jaerim terus-menerus tersenyum pada bibir Hyukjae menyenggol lengan gadis. "Ada apa dengan senyuman itu, eoh?"
"Memangnya aku sedang tersenyum?" tanya Jaerim masih sambil terus tersenyum. "Bibirnya kelihatan enak, ya?" bisiknya.
"Mwo?! Enak?! Ya! Apanya yang kelihatan enak? Ini baru enak, coba cicipi ini!" seru Donghae seraya mendekatkan bibirnya yang dalam posisi siap untuk dicium pada Jaerim, membuat gadis itu menjerit kesal sambil berusaha menjauh.
"Ya, kalian berisik sekali! Dan apa itu yang enak? Jangan makan-makan sendiri sementara aku harus bekerja di sini!" protes Hyukjae. Donghae menggeram kesal saat melihat Jaerim kembali tersenyum melihat bibir yang memenuhi layar laptop-nya.
"Ya! Jauhkan bibir sialanmu dari kamera! Itu benar-benar membuat mata jadi iritasi!" Donghae langsung mematikan walkie talkie-nya dan Jaerim menghela napas kecewa saat Hyukjae meninggalkan CCTV yang baru dipasang di antara pajangan di ruang tengah apartemen milik Kyuhyun.
"Ya, Lee Donghae," bisik Jaerim sambil mengawasi Hyukjae melalui layar laptop. "Kemasi barang-barangmu dan pergilah dari apartemen ini."
"Apa? Kenapa?"
"Apanya yang kenapa? Kau akan mengganggu kami jika tinggal di sini!"
"Mwo? Noona! Apa kau sudah gila? Sejak kapan kau dan pria itu jadi 'kami', eoh?"
"Sejak aku sadar jika bibirnya itu sangat seksi," jawab Jaerim. "Ah, tapi sayang sekali karena dia itu pengangguran. Aku butuh pria kaya yang bisa membayari semua biaya salonku."
"Aku yang akan membayar biaya salonmu! Berhenti bilang bibirnya itu seksi, nanti orang-orang akan menganggapmu gila!" Donghae mengeluarkan salah satu kartu miliknya dan menyodorkannya pada Jaerim. "Awas jika kau sampai jatuh cinta padanya setelah selama ini kau menolakku!"
Jaerim mengembangkan senyuman di wajahnya sambil menerima kartu Donghae. "Aku hanya akan jatuh cinta pada pria yang benar-benar kaya."
"Tapi aku ini kaya! Aku seorang pangeran yang akan mewarisi Golden Group!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bride(vil)
FanfictionDipaksa menikah untuk menyelamatkan perusahaan keluarga, diperbudak oleh pasangannya dan diselingkuhi dengan terang-terangan. Itu bukan kisah sedih dari seorang gadis muda yang tidak berdaya, melainkan kisah seorang pria dewasa berusia 30 tahun. ...