Dugeundugeun

504 44 11
                                    

"Ssttt... Jungshin..." Yonghwa memanggil Jungshin yang baru saja melewati kamar Yonghwa dan Seohyun.

"Ya, Pangeran. Anda memanggil saya?" hormat Jungshin meski sebenarnya dia heran kenapa Yonghwa memanggilnya dengan berbisik. Malah sekarang Yonghwa menarik Jungshin masuk ke dalam kamar, seakan-akan ia sedang dikejar preman.

"Apa sedang terjadi sesuatu, Pangeran?"

"Sebenarnya aku ingin bertanya."

"Silahkan, Pangeran. Saya akan mendengarkan."

"Tapi sebelumnya, apa kau sudah punya pacar? Atau jangan-jangan kau sudah menikah?"

"Hah?" cepat-cepat Jungshin berlutut meminta maaf karena refleks berteriak, "maafkan hamba Pangeran. Saya tidak sengaja."

"Tidak masalah. Santai saja. Berdirilah dan berhenti menyebut dirimu hamba. Aku bukan Tuhan."

"Tapi..."

"Sudah, lebih baik kau menjawab pertanyaanku tadi."

"Saya masih single, Pangeran," jawab Jungshin malu-malu sambil berdiri.

"Yah... padahal aku ingin meminta pendapatmu."

"Tapi saya ahli soal percintaan, Pangeran."

"Benarkah?" tiba-tiba mata Yonghwa bersinar terang dan berseri-seri.

"Benar sekali, Pangeran. Saya sudah menjodohkan beberapa pasangan. Seperti kepala pelayan dan salah satu pengawal. Kemudian pengurus taman dengan pengurus kuda. Lalu, juru masak dengan penjaga perpustakaan," Jungshin tersenyum bangga sampai lupa ia sedang berbicara dengan atasannya.

Yonghwa hanya menatapnya datar. Ia tak pernah menyangka seorang Jungshin yang selama ini ia kira serius ternyata punya sisi bodoh juga, "jadi kenapa kau belum punya pacar?"

"Itu..." Jungshin menggaruk-garus kepalanya kemudian dengan singap langsung berlutut lagi, setelah sadar dia kembali melakukan perbuatan tak sopan, "maaf, Pangeran. Saya tidak sengaja."

"Sudah kubilang tidak masalah. Santai saja dan sekarang berdirilah."

"Saya juga tidak mengerti kenapa saya masih sendiri sampai sekarang, Pangeran. Mungkin karena saya lebih senang menjodohkan oranglain."

"Hmmm... tapi setidaknya kau berpengalaman."

"Ada yang bisa saya bantu, Pangeran?"

"Jadi begini, apa kau tau hal-hal yang disukai dan tidak disukai perempuan?"

"Apakah yang Pangeran maksud sebuah hadiah?"

"Nah! Cepat juga kerja otakmu! Jadi bagaimana? Kira-kira barang apa yang bagus untuk di berikan sebagai hadiah?"

"Kalau boleh saya tahu, hadiah yang akan diberikan dalam rangka memperingati apa, Pangeran?"

"Apa ya?" Yonghwa berpikir keras. Benar juga, ia sendiri bingung kenapa tiba-tiba menanyakan soal hadiah pada Jungshin, "ya tidak dalam rangka apa-apa, sih. Emangnya memberi hadiah harus di hari yang spesial?"

"Bukan begitu, Pangeran. Tapi ada beberapa hadiah identik dengan hari spesial. Seperti memberi cokelat pada hari kasih sayang, memberi bunga pada ulangtahun pernikahan, memberi perhiasan di hari ulangtahun pasangan, memberi peralatan bayi yang lucu saat pertama kali tau pasangannya sedang mengandung dan blablabla"

Yonghwa manggut-manggut seperti anak TK yang baru saja diperkenalkan abjad oleh gurunya. Omong-omong tentang hari ulangtahun, kemarin dia memberi Seohyun sebuah boneka yang ia dapatkan cuma-cuma dari mesin permainan. Bukankah seharusnya dia membeli perhiasan? Dan Yonghwa memberikannya dengan bangga pula. Aish...

Fairytale - YongseoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang