"Apa aku tertidur?"
"Ya!" Seohyun kembali terisak, "sudah kubilang berhentilah pura-pura kuat. Apa kau tau aku sangat ketakutan? Kukira kau sudah pergi. Kupikir aku sudah kehilanganmu."
Yonghwa terkekeh kecil, "sebegitu takutnya kau kehilanganku?"
"Sialan! Apa ini saatnya untuk bercanda?"
"Tenang saja, Hyun. Semua akan baik-baik saja," Yonghwa mencoba untuk duduk dan Seohyun membantunya untuk bersender.
"Tidak. Semuanya sangat tidak baik. Berhentilah berkata begitu."
"Kenapa? Apa kau mau menyerah?"
"Ya. Aku menyerah. Lebih baik aku kembali ke dunia nyata daripada melihatmu tersiksa seperti ini!"
"Bukankah kau sangat senang berada disini?"
"Tapi aku jauh lebih senang melihatmu tidak menderita."
"Apa maksudmu?"
"Sudahlah. Kita hentikan saja sampai di sini."
"Aku tidak mau!"
"Yonghwa! Mau sampai kapan kau tidak tidur, hah? Sudahlah. Kalau memang sudah waktunya kembali ya kita memang harus kembali. Berhenti melawan takdir. Aku bersyukur mendapat pengalaman ini. Tapi kau juga harus ingat dari awal kita sudah tau ini semua memang tidak nyata. Suatu saat kita akan kembali ke dunia nyata dan sekaranglah saatnya."
"Apa kau serius?"
"Ya. Aku sangat serius. Terimakasih untuk semuanya Yonghwa. Kuharap saat kembali kita tidak melupakan cerita ini. Kuharap kita bisa melanjutkannya di dunia nyata."
"Hyun..."
"Kumohon jangan menolak lagi."
Yonghwa bergeser ke pinggir tempat tidur dan menghadap langsung ke wajah Seohyun.
"Aku tidak yakin kita akan mengingatnya, karena setauku didunia nyata kita sudah terlanjur saling membenci. Tapi terimakasih karena sudah mau menyukai pria sepertiku. Bagaimanapun kau termasuk gadis terpopuler di kampus, ingat?"
Seohyun tertawa kecil di tengah-tengah isakannya.
"Kau tau aku tidak punya sisi romantis, jadi jangan berharap aku akan merangkai kata-kata seperti sebuah puisi. Maaf karena selama ini aku menilaimu tanpa tau latar belakangmu. Maaf untuk semua kata-kata menyakitkan dan perbuatan burukku."
"Aku tidak tau harus berkata apa," kedua bahu Seohyun bergoncang hebat karena tangisannya.
"Kau tidak perlu mengatakan apapun," jari-jari Yonghwa menyusuri wajah Seohyun, menghapus bulir-bulir air matanya, "berhentilah menangis. Kau tau aku paling tidak bisa melihatmu menangis."
"Tidak. Malah aku ingin menangis sekeras mungkin. Sehabis ini kita akan berpisah, tidak ada salahnya aku menangis!"
Yonghwa hanya bisa tersenyum, "ayo kita menemui Jungshin dan yang lainnya untuk terakhir kalinya."
Setelah menghapus air matanya, Yonghwa menggenggam tangan Seohyun dan menuntunnya keluar. Ia memerintahkan Jungshin untuk mengumpulkan seluruh penghuni istana.
"Jungshin, terimakasih untuk semua kebaikanmu. Aku berharap kita bisa bertemu kembali."
Jungshin menatap heran Pangerannya. Ada apa ini? Bahkan Putri kesayangannya sedang menangis senggugukan, "Pangeran, apa yang terjadi?"
"Tidak ada yang terjadi. Tetaplah semangat menjalankan tugasmu. Kau pemimpin yang baik. Jangan lupa sampaikan salam kepada Raja dan Ratu jika besok kami tidak bangun lagi di tempat ini."
"Pangeran..."
"Oh ya. Carilah pasanganmu. Apa gunanya kau menjodohkan oranglain tapi menjodohkan diri sendiri tidak bisa?"
Jungshin menyengir malu, dia yakin semua orang yang mendengar sedang menahan tawa.
"Kalian semua, terimakasih karena sudah melayani kami dengan sangat tulus. Baik-baiklah di sini, lindungi kerajaan dan jaga Raja maupun Ratu. Jangan lupa untuk merawat ubi Putri. Aku tidak bisa membalas kebaikan kalian tapi ku doakan kalian selalu bahagia."
Meski tidak mengerti, para penghuni kerajaan tetap memberi hormat dan menggangguk tanda mengerti.
"Pangeran, boleh saya tahu Anda mau pergi kemana?"
"Ke taman," jawab Yonghwa ngasal. Tapi dia benar-benar membawa Seohyun ke taman.
"Apa yang harus kulakukan dengan ubi-ubiku?" kata Seohyun membuka pembicaraan.
"Tenang saja, mereka pasti merawatnya dengan baik."
"Kuharap mereka bertumbuh besar."
"Apa kau berubah pikiran dan ingin tetap berada di sini? Anak kita bahkan belum lahir."
Seohyun mengelus perutnya yang sama sekali tidak membuncit meski dia hamil sudah berapa bulan, "tentu saja aku ingin tinggal di sini. Tapi apapun yang terjadi ini bukanlah dunia kita. Sekuat apapun kita bertahan, ujung-ujungnya kita harus kembali ke habitat awal. Aku tidak akan berubah pikiran ataupun menyesali keputusanku."
"Baiklah kalau itu yang terbaik menurutmu."
"Aku menangis bukan karena tidak rela, hanya saja aku sedih, kenapa semua ini harus berakhir saat hubungan kita mulai membaik dan saling jujur?"
"Bukankah memang itu tujuan cerita ini? Setidaknya kita belajar banyak hal bersama. Kau tidak perlu sedih, aku sangat yakin kita akan berakhir bahagia."
"Darimana kau tau?"
"Karena setiap akhir cerita selalu berakhir bahagia, kalau tidak bahagia berarti ceritanya belum berakhir."
Seohyun tersenyum sedih, "benarkah?"
"Ya. Kalau cerita ini berakhir mengenaskan mungkin akan ada season dua, season tiga, season empat sampai ujungnya berakhir bahagia, barulah benar-benar tamat. Percaya padaku."
"Yonghwa... apa dulu kau benar-benar membenciku?"
"Kenapa?"
"Aku hanya penasaran."
Yonghwa menatap Seohyun serius, "awalnya. Aku sangat benci perempuan lemah, manja dan hanya bermodalkan tampang. Tapi setelah melewati banyak hal dengamu aku jadi sadar tak selamanya wanita cantik punya sifat yang buruk. Apalagi kau melakukannya untuk menyenangkan oranglain."
"Kapan kau mulai merasakannya?"
"Aku tidak ingat pasti tanggalnya, tapi percayalah, jauh sebelum kau menyukaiku aku sudah menyukaimu terlebih dahulu, aku hanya tidak tau cara mengekspresikannya, jadilah aku memperlakukanmu sangat buruk,"
"Memang benar, terdampar disini bersamamu adalah sebuah kesialan. Tapi jatuh cinta denganmu kuanggap sebagai berkat," lanjutnya.
Dan Yonghwa memegang kedua bahu Seohyun, mendekatkan wajahnya ke wajah Seohyun, mereka sama-sama tau apa yang akan terjadi setelah ini. Begitu terus sampai jarak bibir mereka hanya tinggal dipisahkan hembusan nafas. Semakin dekat sampai tak sadar mata mereka sudah tertutup entah sejak kapan.
"Seohyun!!! Apa kau baik-baik saja?" tak salah lagi, Seohyun mendengar suara kedua sahabatnya, Yoona dan Yuri.
![](https://img.wattpad.com/cover/109140054-288-k252606.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairytale - Yongseo
FanfictionTakdir begitu kejam menjebak Yonghwa dalam situasi yang mengharuskannya selalu bersama gadis kasar, manja dan lemah itu. Yonghwa membencinya, sampai rasanya ingin membunuh. Yonghwa membencinya, iblis bertopeng perempuan yang sukses membuat darahny...