Lily's Point of View.
Hai. Perkenalkan namaku Lily. Lily Collins. Seperti yang kalian pikirkan, aku merupakan murid baru di Rosewood High School. Tidak mudah mencari seorang teman apabila kau adalah murid pindahan.
Kehidupan baru, sekolah baru, teman baru, lingkungan baru dan yang pasti... seseorang baru yang akan mengisi hatiku nanti.
Pertama kali aku menginjak tangga sekolah ini, semua mata tertuju padaku. Seolah ada artis yang datang. Percaya diriku langsung turun drastis. Bagaimana kalau aku akan di bully? Yang benar saja? Seorang Lily Collins akan di kagumi oleh banyak orang, meski playboy sekalipun.
Aku berjalan menyusuri koridor dengan membawa beberapa buku ditangan kiri dan dua lembar kertas berisikan nomor loker ku, jadwal pelajaran dan denah sekolah. Cukup mudah mencari lokerku karena sekolah ini tidak begitu besar.
Aku mulai membuka kuncinya dengan memasukan kombinasi angka yang tertera di kertas yang kupegang. Tidak mau terbuka. Padahal aku sudah mencobanya dua kali. Malah tidak ada seorang pun yang peduli padaku.
"Kau butuh bantuan?" Tanya seorang lelaki. Dan kebetulan saja saat aku memasukkan angka terakhir, kunci lokerku seketika terbuka. Seperti terkena sentuhan gaib.
Aku hanya tersenyum. "Kurasa lokermu terbuka karena aku datang kesini. Terima kasih kembali." Lelaki itu langsung pergi meninggalkanku. Siapa dia? Terlihat sangat ramah dan baik. Semoga saja aku bisa berteman dengannya.
Kumasukkan buku yang kupegang tadi dan aku berencana untuk mencari kelas Fisika, kelas pertamaku untuk hari senin yang indah ini.
"He was helping you?" Aku sangat terkejut dengan suara yang muncul saat aku menutup lokerku dan ada seorang murid perempuan yang tidak kukenal. Duh! Kau tidak mengenal siapapun disini, Lily.
"Who's helping me?" Tanyaku balik. Lalu perempuan ini membalikkan badannya dan menunjuk ke arah lelaki yang menghampiriku tadi. Dia berbalik badan dan aku menggeleng pelan.
"Kau harus lebih berhati-hati padanya. Dia kurang respek pada perempuan. Btw i'm Alison."
"I'm L-"
"Lily Collins, right?" Aku mengerutkan dahi ku. Dari mana dia bisa tahu namaku? Apakah seisi sekolah ini sudah tahu? "Aku membaca namamu dari situ."
Matanya melirik ke buku fisika yang sudah ku labeli dengan namamu. Ternyata kau terlalu percaya diri, Ly.
Bel pun berbunyi dan mengisyaratkan kami untuk berpisah.
"Sampai bertemu dikelas Fisika, Lily." Alison berpamitan lalu berlalu. Sepertinya dia teman yang asyik walaupun dia terlihat sedikit kasar dan menyebalkan.
Aku berjalan ke kelas Fisika yang berada di ujung koridor menurut denah sekolah ini.
Setelah berada di depan pintu, aku dipersilahkan masuk dan disuruh untuk memperkenalkan diriku oleh guru.
"Namaku Lily Collins. Semoga kita bisa berteman." Kuberikan senyum terbaikku kepada calon teman-temanku kelak.
"Okay Ms. Collins, you can sit near Mr. Bieber."
Bieber? Nama lelaki itu Bieber? Badanku seperti terkena sambaran petir. Dia adalah lelaki yang menghampiriku di loker tadi. Apakah ini hanya suatu kebetulan?
Kulangkahkan kaki ku menuju meja kosong yang ditunjuk oleh Pak Fisika, nama guru mata pelajaran Fisika ini.
"Hai Lily, aku Justin." Dia melambaikan tangannya padaku yang baru saja duduk dikursi. Aku hanya melontarkan senyum dan mulai mendengarkan apa yang sedang guru bicarakan.
Namun pikiran ku sedikit teralihkan dengan lelaki yang duduk disebelahku ini. Nama nya adalah Justin Bieber. Nama yang bagus untuk lelaki tampan seperti dia.
Kuperhatikan seisi kelas ini dan aku melihat ada Alison duduk di bangku belakang. Dia langsung melambaikan tangannya dan aku membalasnya.
Tak terasa bel sudah berbunyi. Semua murid langsung keluar kelas. Sedangkan aku masih berkemas memasukkan buku tulisku ke dalam tas.
"Kau mau ke kantin bersama?" Justin tiba-tiba menawarkanku untuk ke kantin bersama. Namun Alison langsung menepis ajakannya.
"She's with me, Justin. You better stay away from her."
Justin langsung pergi meninggalkan kami berdua. Aku langsung berdiri dan Alison menarikku keluar kelas.
"Kau harus berhati-hati dengannya. Dia bukan pria yang baik dan dia seorang pemain." Alison menggandeng tangan kananku dan aku kebingungan karena Alison bertingkah seperti sudah mengenalku saja.
"Player? You mean like basketball player? Or lacrosse?"
"Kau ini benar-benar polos. Maksudku dia suka memainkan wanita a.k.a playboy."
Aku hanya tersenyum kaku. Benarkan dia seorang playboy? Dilihat dari perilakunya dia bukan orang yang seperti itu.
Aku mengambil makan siangku dan ikut duduk bersama teman-teman Alison.
"Hai murid baru. Aku Hanna." Ku jabat tangannya semangat. Lalu diikuti dengan menjabat tangan Spencer, Aria dan Emily.
"Kau masuk kelas apa setelah ini?" Tanya Em. Nama singkat dari Emily. Dia yang menganjurkanku untuk memanggilnya seperti itu.
"Uh..." kubuka tas dan kubaca kertas berisikan jadwal kelasku. "Bahasa Inggris."
"Perfect! We are in the same class with you," ujar Spencer girang.
"And so does Justin." Alison memutar kedua bola matanya.
Sedari tadi dia yang selalu berbicara tentang Justin. Apakah mereka bermusuhan? Entahlah. Aku belum berani bertanya kepada Alison ataupun teman-temannya. Mereka baru saja menjadi temanku hari ini.
Aku melihat dari jauh Justin berjalan ke arah kantin bersama temannya. Dia terlihat sangat sempurna. Postur tubuhnya yang sangat ideal, wajahnya yang bersih tanpa ada satupun jerawat. Dan di lengannya terdapat beberapa tato yang sebetulnya tidak bagus namun sangat sempurna pada dirinya.
==========
To be continue.
Haiii kembali lagi dengan aku, penulis fanfic amatir lol!!! Cerita satu belon seelesai tapi masih mau buat lg -_- otak ku kebanyakan ide sih kayaknya lol
Moga kalian suka yaww
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Dare
FanfictionLily merupakan murid baru di sekolah Rosewood High. Kedua matanya tidak dapat beralih dari sesosok laki-laki bernama Justin, yang lebih terkenal dengan Playboy. Dan Lily pun terjebak dalam sebuah permainan "Truth or Dare" bersama teman barunya, Alis...