Episode 17 - Another One

676 31 2
                                    

Justin's POV

Kulihat seorang perempuan sedang kesusahan membuka kunci loker. Auranya sangat berbeda. Membuatku penasaran siapa dia.

(Ini baju yg dipake Lily pas pertama kali sekolah)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ini baju yg dipake Lily pas pertama kali sekolah)

"She's a new student," Ucap Noel, sepupuku.

(Ini si Noel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ini si Noel. Bacanya bukan N-o-e-l, tapi n-u-l. Wkwk bukan nul juga sih... oe kalo di indo dibaca u kan nah kaya noel ini... ya gitu deh pokoknya)

Satu sekolah bilang kalau kami tidak mirip. Jelas sekali. Tanteku, kakak ibuku, menikah dengan ayah Noel, Mark Kahn. Dan sudah pasti dia mirip dengan ayahnya dan aku mirip dengan ayahku. Kami berdua diberi julukan 'girl's death'.

Mataku tidak bisa berhenti menatap perempuan itu.

"Kau mau mencari korban baru lagi?" Noel mengejutkanku. Aku menggeleng pelan.

"No... i'll better catch her."

Aku menghampiri perempuan ini dengan jantung yang berdebar. Baru kali ini dalam seumur hidupku aku merasa gugup untuk mendekati seorang perempuan. Apakah ini...?

"Kau butuh bantuan?" Aku bertanya padanya. Tanganku bergetar. Aku benar-benar gugup.

Tiba-tiba saja kunci okernya terbuka.

"Kurasa lokermu terbuka karena aku datang kesini. Terima kasih kembali." Aku memberikan senyumanku dan langsung berbalik badan dan kembali ke arah Noel.

Noel hanya tersenyum melihatku yang datang menghampirinya. "I don't why, i was nervous when i came to her."

"Apa kau yakin? Mungkin dialah perempuan yang kau cari selama ini." Noel menepuk pundakku dan berlalu dari hadapanku.

Aku melirik lagi ke arah perempuan itu ada Ali sudah berada disana bersama perempuan misterius yang aku tidak tahu siapa namanya.

Tolong Tuhan, perempuan itu tidak usah berteman dengannya.

-

"Namaku Lily Collins. Semoga kita bisa berteman."
Perempuan ini bernama Lily. Akhirnya aku tahu siapa namanya.

"Okay Ms. Collins, you can sit near Mr. Bieber."
Jantungku berdegup kencang lagi. Apakah ini suatu kebetulan atau bagaimana?

Lily lalu berjalan menuju kursi kosong disebelahku. Rambut panjangnya sungguh indah dan saat dia lewat pun tercium wangi parfum vanila.

"Hai Lily, aku Justin." Aku melambaikan tanganku padanya yang baru saja duduk dikursi. Dia membalasnya dengan senyuman.

Senyumnya sangat menawan. Justin, kau seperti baru merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama saja. Mungkin iya.

Tak terasa bel berbunyi. Pelajaran fisika disudahi dan semua murid keluar kelas.

Aku dengan berani bertanya kepada Lily, "Kau mau ke kantin bersama?"

Namun Ali datang dan mencegah. "She's with me, Justin. You better stay away from her."

Mau tak mau aku langsung keluar dan meninggalkan mereka berdua. Menyebalkan sekali. Aku kalah cepat dari Ali.

Aku berjalan ke arah loker dan menaruh semua tas dan buku-buku ku. Setelah itu aku menghampiri teman-temanku yang berdiri di pintu kantin.

"Here is our RH Prince," Noel menyambutku dan aku meninju lengannya. Lalu kami semua masuk ke kantin bersamaaan dan mengambil makanan.

Kami duduk di meja favorit kami, meja yang berada di tengah ruangan. Meja yang sangat cocok untuk melihay semua murid yang ada di ruangan ini. Mataku sibuk mencari dimana Ali dan Lily duduk.

Aku melihat rambut Hanna dari kejauhan, dan benar saja disitu ada Lily, bersama liars. Mereka berteman? Haruskah aku berurusan lagi dengan mereka?

Toby menepuk pundakku. "Apa yang kau lihat? Ali? Kau masih cinta dengannya?"

"Aku melihat murid baru itu." Semua temanku langsung bersorak.

"Dia yang akan jadi korban barumu?" Tanya Caleb. Aku menggeleng.

"Aku sudah berhenti dari permainanku dulu. Aku benar-benar akan mencari perempuan yang pantas untukku."

Mereka bersorak makin kencang. "Justin telah bertobat, semuanya."

Aku tidak peduli apa yang mereka katakan, yang pasti aku akan mendekati Lily, perempuan pertama yang membuatku gugup seperti ini.

-

Aku masuk dengan cepat kedalam mobil. Aku melihat Lily dan liars berpisah di taman sekolah. Ini waktu yang tepat untuk mengajak dia pulang bersama.

Namun aku urungkan karena Emily langsung berlari ke arah Lily. Terpaksa aku membuntuti mereka dari belakang.

Setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu lama, Lily berbelok dan membuka pintu sebuah rumha. Jadi ini rumahnya? Bagus sekali. Aku bisa datang kerumahnya.

Tiba-tiba Lily berbalik badan dan menangkap aku yang sedang menatapnya. Ya Tuhan aku sungguh bodoh. Apa yang aku harus lakukan sekarang?

Baiklah aku akan menyapanya.

"Hai Lily," kataku berteriak. Lalu aku langsung pergi meninggalkan dia begitu saja. Aku terlalu malu karena aku ketahuan mengikuti dia.

==========

To be continue.

Makasih bagi yang udah baca

Btw maaf banget bhs jnggris ku yang belom memadahi

Truth or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang