"Kau harus membuat Justin jatuh cinta padamu dan kau harus mencampakkannya saat itu juga."
"WHAT?"
Semua termasuk aku berteriak dan terkejut mendengar tantangan yang Alison berikan padaku.
"As you heard before, Lily Jane Collins. You have to make Justin fall for you, and then you dump him."
"Apakah kau sudah gila, Ali?" Tanya Emily.
"Kau sudah kehilangan akal sehatmu." Tambah Spencer.
"Definitely." Hanna juga ikut berbicara.
"Sejujurnya ini adalah ide bagus untuk balas dendam pada Justin," kata Aria. "Dia melakukan hal itu kepada kita. Dan tidak ada salahnya kan bagi kita untuk memberi dia pelajaran."
"Ini benar-benar bagus, kan?" Alison berdiri dan mengambil minum di meja. "You'll have mu car if you really into it."
Aku hanya bisa terdiam untuk saat ini.
"Alison stop!" Spencer ikut berdiri namun dia hanya diam saja ditempatnya. "Lily, kau tidak perlu melakukan tantangan yang diberikan Alison. Kita masih bisa berteman dan aku akan menemanimu kemana kau mau."
"I will do it."
Kata-kata itu terlontarkan saja dari mulutku. Spontan. Tanpa persetujuan dari otak dan hatiku.
"Apa kau yakin?" Spencer mendekatiku dan duduk.
Aku tersenyum santai. "Since you guys are my friends and... it is such an honor for me. You guys invited me to be the liars. Why not? Justin is such a bad person. I just want to prove it and dang! He will get hurt. And beside... i'll get a new car."
"Thank you Lily." Alison kembali duduk dan kami saling berpelukan.
Sorry Alison, tapi tantangan yang kau berikan adalah sebuah hadiah yang sangat indah. Aku dengan mudahnya bisa bertemu dan dekat dengan Justin tanpa ada larangan dari kalian. Dan aku akan membuktikan pada diriku sendiri kalau Justin bukanlah playboy seperti yang mereka bilang.
-
"See you at lunch."
Aku dan Alison berpisah di koridor. Hari ini kelas matematika ditiadakan karena pengajar sedang berhalangan hadir. Jadi aku berjalan menuju perpustakaan sampai nanti jam makan siang.
Setelah sampai aku menaruh ponsel dan headset ku di saku dan aku menaruh tasku di loker yang sudah disediakan. Ku kunci loker dan aku berjalan ke kursi yang ada disudut ruangan.
Aku sedang tidak ingin membaca buku dan aku hanya mendengarkan lagu saja.
Kupejamkan mataku sejenak karena hari ini aku masih mengantuk. Setelah "truth or dare" kemarin, kami hampir tidak tertidur. Kami asyik mengobrol dan bergosip.
Aku terkejut saat pundakku di sentuh oleh seseorang. Kubuka mataku dan kulepas headset untuk menegur siapa orang itu.
Dan aku makin terkejut saat Justin sudah berdiri dibelakang ku sambil memegang beberapa buku.
"The class is cancel, isn't it?" Dia buka suara dan dia duduk dihadapanku.
"Iya...," jawabku pelan karena sebetulnya aku masih mengantuk.
"Kau habis bergadang?"
"Tepat sekali. Aku hanya tidur beberapa jam karena kami terlalu asyik mengobrol."
"Kau tidak boleh terlalu sering bergadang. Kau nanti akan sakit."
Sepertinya pipiku sudah memerah. Dia sangat baik terhadapku.
"Bagaimana kalau nanti kita makan siang?" Ya Tuhan, aku ingin berteriak sekarang juga! Justin mengajakku makan siang!
"Aku ingin sekali. Tapi aku sudah ada janji dengan teman-temanku." Aku sengaja tidak menyebutkan nama Liars dihadapan Justin. Kurasa dia sudah mengetahui kalau aku berteman dengan mereka dan aku tidak ingin Justin berpikiran yang aneh kalau aku dekat dengannya karena suatu hal.
"Kita bisa melakukannya lain kali. Berapa nomormu?"
"+875 2269855." Aku menyebutkan nomorku dengan pelan. Ini benar-benar suatu keajaiban.
"Aku akan meneleponmu nanti malam." Justin tersenyum dan itu adalah vitamin untuk semangatku.
"Justin..."
"Iya Lily, ada apa?"
Aku hampir saja akan menanyakan apakah dia pernah berhubungan dengan liars.
"Senang bisa mengenalmu."
"Ya, aku juga senang bisa mengenalmu. Aku seperti sudah lama mengenalmu. Kuharap aku bisa mengenalmu lebih jauh."
==========
To be continue.
Terus tunggu kisah selanjutnya❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Dare
FanfictionLily merupakan murid baru di sekolah Rosewood High. Kedua matanya tidak dapat beralih dari sesosok laki-laki bernama Justin, yang lebih terkenal dengan Playboy. Dan Lily pun terjebak dalam sebuah permainan "Truth or Dare" bersama teman barunya, Alis...