Episode 16 - Confessions

661 31 1
                                    

Kakiku melemas saat aku melihat dikamarku sudah ada mereka berlima.

"Hai Lily," sapa Ali yang semangat. Lalu dia heran melihatku. "Kau kenapa Lily?"

Aku menghampiri mereka dan duduk bersama mereka di kasur.

"Please tell me what happened between you guys and Justin. Start from Ali."

Kata-kata itu terlontar saja dari mulutku. Aku tidak tahu mengapa. Namun yang pasti, rasa penasaranku sudah memuncak.

"Much better if i'm doing first. Because i was the first victim. I didn't want to sex, then he dumped me. We only last for 2 weeks." Aria memulainya duluan.

Lalu Spencer berikutnya. "Selanjutnya aku. Sama seperti Aria. Sekitar 3 minggu."

"Ketiga adalah aku," kata Emily. "Aku dicampakkan karena... karena aku suka perempuan. Dan kami bertahan selama 1 minggu."

Semua terdiam dan menatap Emily. Ternyata dia... suka perempuan?

"Oke. Sekarang giliranku." Hanna terlihat mempersiapkan dirinya. "We dated for 4 months. Kita melakukan banyak hal pada waktu itu. Aku tidak tahu apakah itu cinta, namun aku nyaman bersamanya. Aku mengiyakan semua ajakannya, sampai pada saat dia melihat Ali, dia selingkuh dibelakangku dan membuangku begitu saja. But we didn't do that thing."

"Baiklah. Aku dan Justin sudah bersama sekitar 8 bulan. Aku adalah pacar Justin nomor 5 setelah Aria, Spence, Emily dan Hanna. Hanna benar, Justin selingkuh denganku. Mungkin aku perempuan pertama yang dia pacari selama itu. Dan aku akan jujur dengan kalian, kami pernah melakukan hal 'itu'."

"What? 'Thing'? What 'thing'?" Hanna langsung mencela Ali. "Oh, so you lied to us. I know it Ali. You guys has been dated for 8 months, mana mungkin kalian tidak berbuat sesuatu."

"Oh aku mengerti sekarang. Justin hanya mencari wanita yang ingin melakukan hal itu bersamanya. Masuk akal. Pantas saja kalian bertahan selama itu."

"Mafkan aku teman-teman, aku berbohong karena aku... aku benci dengan Justin yang meninggalkanku begitu saja." Ali pun langsung menangis.

Aku mengelus pundaknya. "Lalu... kenapa dia meninggalkanmu?"

"Ali menghapus air matanya. "Waktu itu keluargaku mengadakan makan malam bersama, terlebih Jason datang dari London. Aku mengajak Justin dan dia menolak dengan seribu alasan. Aku sudah mengajaknya puluhan kali. Namun selalu dia tolak. Sampai pada akhirnya aku menuduh dia selingkuh, dia marah dan langsung meninggalkanku."

Sekarang giliran air mataku yang mengalir. Aku tidak menyangka Justin setega itu kepada teman-temanku.

"Sejujurnya, aku sangat cemburu saat tahu Justin sangat baik terhadapmu. Dia terlihat sangat beda saat bersamamu dan saat dengan kami dulu."

"Bagaimana dengan perempuan-perempuan lain?" Tanyaku sambil terisak.

"Dari yang aku dengar, mereka mendapat perlakuan yang sama seperti kami. Dia seperti tidak memberi ampun." Spencer menjawab pertanyaanku.

"Setelah Ali, Justin tidak lagi mendekati perempuan manapun. Tidak sama sekali sampai kau datang ke sekolah ini," tambah Emily.

"Beside, he did so much imposible things when he was with you." Ali akhirnya mulai berbicara lagi.

"Dia benar-benar menyukaimu, Lily." Aria m megang pundakmu.

"Bagaimana kalau dia menyakitiku seperti yang dia lakukan pada kalian? Bahkan lebih buruk?" Ali langsung memelukku.

"Aku berani bersumpah didepan alkitab, Justin benar-benar menyukaimu. Dengan dia yang datang kerumahmu saja itu sudah mengisyaratkan kalau dia benar suka padamu. Bukan asal suka." Hanna berteriak bahagia.

"Terima kasih, kalian telah jujur padaku." Aku menhapus air mataku dan mencoba untuk tersenyum.

"By the way, where have you been? We wait for you like... 2 hours." Emily langsung mengingatkanku pada selai yang Justin belikan untukku.

"Oh... aku tadi menemani Justin berbelanja keperluan rumahnya."

"See? He never asked anyone before to be his company. Wow." Kini giliran Spencer yang bicara.

Aku hanya tersenyum tipis.

"Lalu...." Aku berhenti berbicara. Apa aku tidak perlu bilang mereka bahwa kami hampir berciuman? Bagaimana kalau mereka, terutama Ali marah? Tapi aku harus jujur pada mereka karena mereka sudah jujur padaku.

"Lalu apa, Ly?" Ali sangat penasaran.

"Kami hampir berciuman."

"What?" Semua berteriak namun dengan beragam ekspresi. Ali, sudah pasti dia tidak terima. Hanna dan Spencer terkejut namun tersenyum. Aria dan Emily, hanya datar saja.

"Wow, that escalate quickly." Aku tahu Ali sangat kesal, namun dia menyembunyikannya.

"Isn't that great?" Perkataan Spencer mendapat delikan maut dari Ali. "Maksudku kau bisa lebih cepat membuat Justin jatuh cinta, lalu kau bisa mencampakkannya."

"Aku mohon, Lily, buat dia jatuh cinta padamu, lalu kau campakkan dia."

Hatiku sangat sedih saat ini. Aku tidak ingin menyakiti Justin, namun... mereka adalah teman-temanku.

•••••

Justin's POV

Lily langsung keluar dari mobil saat aku hendak menciumnya. Apa dia tidak suka denganku? Dia menghindar kalau aku akan menciumnya.

Atau... liars sudah memberitahukan masa lalu ku pada Lily? Apa itu yang membuat Lily ragu padaku? Tapi kenapa dia tadi mencium pipi ku dan dia mau aku genggam tangannya?

Aku langsung pergi dari tempat Lily dan pulang.

==========

To be continue.

Truth or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang