Aku masih belum menerima kenyataan kalau Justin itu benar-benar lelaki yang tidak baik. Hati kecilku masih saja bersikeras mengatakan 'Justin adalah lelaki yang baik'.
Apa yang Spencer katakan tadi tidak bisa lepas dari pikiranku. Banyak sekali ternyata korban Justin.
Setelah bel berbunyi, aku dan Spencer berpisah. Aku sekarang menuju kantin yang sepi ini. Aku berencana untuk makan ketika murid lain sedang belajar dalam kelas. Rasanya aku menjadi tidak mood untuk belajar. Wow, ada apa denganmu Lily?
Aku membawa nampan dan berjalan menuju meja yang berada disudut ruangan.
Melihat makanan ini aku jadi tidak ingin makan. Apa aku harus bertanya satu-satu pada liars? Mungkin ini adalah ide yang sangat buruk. Tapi tidak salah untuk dicoba.
"Mengapa kau tidak memakan makananmu?"
Aku langsung menoleh saat ada suara dibelakangku. Dia Justin. Aku langsung salah tingkah dibuatnya.
Aku tersenyum pelan dan dia duduk disampingku.
"Kau terlihat tidak sehat, apa kau sakit? Ayo cepat ke uks sekarang."
"Aku tidak sakit... hanya sedang memikirkan sesuatu."
"Apa itu? Kalau aku boleh tau."
Tentu saja kau tidak boleh tahu, Justin. Ini tentangmu.
"About school." Aku berbohong padanya. Aku tidak ingin Justin tau tentang tantangan itu. Jelas sekali Lily, tantangan itu adalah mencampakkan dia.
"You look not so good. Are you sure it is about school thing?"
"100% sure." Aku mencoba tersenyum agar Justin tidak banyak bertanya.
Sebenarnya aku bingung bagaimana cara "memulai" tantangan ini pada Justin. Aku harus apa? Mengajak dia makan? Kencan? Atau kerumahnya seperti yang dilakukan Spencer? Atau bagaimana? Aku tidak punya pengalaman dalam hal ini.
"Malam ini aku mengadakan pesta dirumahku. Kau bisa datang kalau kau mau."
Apa aku harus menerima ajakannya?
"Your 'liars' friends are coming too."
Aku mengerutkan dahiku sambil berkata dalam hati, 'Mereka datang juga? Bukannya kalian...?'
"Pesta adalah pesta. Siapapun bisa datang. Walaupun mereka bukan temanku."
"Okay i will come."
"Great! See you tonight." Justin pergi begitu saja. Namun aku sangat senang dia mengajakku ke pesta.
Tapi mengapa tidak ada satupun dari temanku yang memberitahu ku tentang hal ini?
-
"Why you guys didn't tell me about the party?" Tanyaku kesal saat mereka berada dikamarku untuk membantuku menyiapkan segala keperluanku untuk ke pesta.
"Isn't that good? You were surprise when Justin ask you. What if we told you about the party? Maybe you are not happy as you are right now."
Alison menjawab pertanyaanku dengan ketus sembari membuka tas yang dia bawa. Dan tas itu berisikan gaun-gaun kecil dan pendek dan terlihat seksi.
Mataku melirik pelan kepada Aria, Hanna, Spencer dan Emily secara bergantian.
"Yeah Lily, you better get ready for this party. Your first party in Rosewood." Hanna menghampiriku dan mulai meriasku.
Dan yang lain sibuk melihat gaun-gaun dari tas Alison.
-
"You are perfect." Alison menatapku tidak percaya.
![](https://img.wattpad.com/cover/118661547-288-k8236.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Dare
FanfictionLily merupakan murid baru di sekolah Rosewood High. Kedua matanya tidak dapat beralih dari sesosok laki-laki bernama Justin, yang lebih terkenal dengan Playboy. Dan Lily pun terjebak dalam sebuah permainan "Truth or Dare" bersama teman barunya, Alis...