❝ Kak Jisoo itu sebenernya apa sih? ❞
ㅡ ㅡ ㅡ
Hwang Minhyun.
Siapa yang nggak tau cowok bernama Hwang Minhyun? Sejak ia duduk di kelas 10, namanya sudah terkenal ke seluruh penjuru sekolah, bahkan sampai ke sekolah seberang dan SMP sebelah. Dia sosok yang di dambakan semua para pecinta Oppa.
Tinggi, tampan, kulitnya putih tanpa cacat, pintar, pandai berorganisasi. Widih! Pangeran ganteng deh pokoknya. 1 Kata yang menggambarkan Minhyun, sempurna.
Tapi di balik kesempurnaan seorang Hwang Minhyun, dia adalah manusia jutek, cuek, dingin yang nggak peduli sekitar. Dia egois, dia cuma memetingkan dirinya sendiri dan dia lebih senang menyendiri.
Sampai akhirnya datanglah sosok mungil yang ceria. Namanya Kim Jisoo, anak perempuan jurusan IPA dari kelas 10 MIPA 3. Sedangkan Minhyun kelas 10 MIPA 1, kelasnya para unggulan.
Untuk pertama kalinya Minhyun merasakan jatuh cinta saat dia melihat Jisoo. Dan dia menyebutnya sunshine karena eyesmile dan binar matanya yang secerah matahari.
***
4 tahun kemudian...
Jisoo dan Minhyun kini sudah sama-sama duduk di bangku kuliah di universitas yang sama. Minhyun mengambil jurusan perminyakan sedangkan Jisoo mengambil jurusan agroteknologi.
Hari ini Jisoo sudah membuat janji dengan Minhyun untuk bertemu di tempat pertama kali mereka bertemu. Di sebuah jalan di tengah padatnya kota Jakarta. Mereka akan bertemu tepat jam 4 sore.
Bibir perempuan itu tidak hentinya mengembangkan senyum, karena akhirnya dia bisa bertemu lagi dengan laki-laki yang sudah lama tidak ia lihat. Minhyun dan Jisoo emang jarang ketemu kalo emang nggak penting-penting banget.
Jisoo sudah berdiri di tempat janjian mereka sejak pukul 4 kurang 10 menit. Di tangannya sudah ada paper bag berisi kopi dan roti kesukaan Minhyun.
Jisoo terus berdiri sampai langit berubah menjadi gelap.
"Mendung," lirihnya.
Dia melirik ke arah jam tangannya, anak panah sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore, sebentar lagi maghrib. Nggak kerasa dia sudah menunggu 1,5 jam.
Untuk kesekian kalinya Minhyun melanggar janjinya.
Jisoo tersenyum miris sambil memandang lurus. Memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang serta kendaraan yang klaksonnya saling bersahutan.
Dia nggak menyangka, harus segini sabarnya menghadapi seorang Hwang Minhyun yang benar-benar dingin padanya. Bahkan waktu 4 tahun pun nggak cukup buat Jisoo untuk mengenal siapa Minhyun sebenarnya.
Kadang Jisoo merasa gagal sebagai pacar. Dia suka kepikiran kalau Minhyun sebenernya nggak sayang sama dia. Tapi setiap di tanya, Minhyun nggak pernah jawab pertanyaannya. Sampai sekarang pun begitu.
"Apa aku pacaran sama patung ya?" Lirih Jisoo lalu menunduk.
Dia merasakan pucuk kepalanya basah karena tetesan air dari langit. Jisoo mendongak untuk menatap langit.
Hujan mulai turun.
Orang-orang berlarian untuk mencari perlindungan supaya pakaian mereka tidak basah sedikit pun. Tapi tidak dengan Jisoo, dia tetap berdiri dan membiarkan pakaiannya basah.
Dia tau Minhyun tidak akan datang tapi dia tetap menunggu, takutnya Minhyun berubah pikiran dan akan datang ke tempatnya berdiri sekarang ini.
Kenyataannya tidak.
Mau sekuyup apapun dan berapa lama pun Jisoo berdiri di sana, dia sudah menemukan jawabannya sejak awal.
Minhyun tidak akan pernah datang.
"KAK JISOO!!!"
Perempuan mungil itu menoleh ke sumber suara, dia mendapati temannya yang sedang berlari sambil membawa payung ke arahnya. Dengan sigap temannya itu memayungkan Jisoo dan memberikannya jaket.
"Makasih Joy," ujar Jisoo lirih.
Perempuan yang di panggil Joy itu mengangguk lalu membawa Jisoo ke café milik kakak tingkat mereka, Irene.
Kling!
Pintu café terbuka, buru-buru Joy membawa masuk Jisoo yang sudah basah kuyup dan wajahnya juga sudah pucat.
"Kak Rene! Gue pinjem baju dong! Kak Jisoo kehujanan nih!" Seru Joy dengan nggak tau malunya.
Jisoo meringis karena mendengar Joy yang berteriak di tempat umum.
"Joy, kamu ngapain sih teriak gitu? Cewek kok teriak-teriak kaya gitu," lirih Jisoo yang berusaha memperingatkan. Tapi Joy nggak peduli.
Irene keluar dari ruangannya dan segera membawa Jisoo yang sudah sangat basah itu ke dalan ruangannya. Mereka membiarkan Jisoo untuk mandi dan berganti pakaian. Joy dan Irene memilih untuk duduk di sofa.
"Lo ketemu dia dimana?" Tanya Irene.
"Di perempatan sana," balas Joy.
"Dari kapan?" Tanya Irene lagi.
"Gue nggak tau kapan pastinya. Tapi kayanya udah lama deh, soalnya tadi gue liat Kak Jisoo keluar kampus sekitar jam 3-an," balas Joy.
Irene memutar kedua matanya, "Siniin tasnya Jisoo," titah Irene.
Joy segera memberikan tas basah milik Jisoo. Irene membuka semua kantung tas yang ada pada tas Jisoo. Dia mencari keberadaan ponselnya lalu mengutak-atiknya sebentar.
"Hal-"
"Lo dimana?" Tanya Irene ketus.
"Ini siapa?"
"Irene. Lo dimana?!" Tanya Irene lagi dengan suara sedikit keras.
"Gue lagi sama Wendy. Kenapa?"
"Bajingan lo emang! Kalo nggak sayang sama Jisoo, mending lo lepasin dari pada lo sakitin kaya gini mulu brengsek!" Umpat Irene yang sudah benar-benar kesal.
Tak ada jawaban daru seberang sana sedangkan Irene masih dengan nafas memburunya menahan amarah yang nyaris memuncak.
"Bilangin ke Jisoo, gue nggak bisa dateng ke tempat dia nunggu gue. Gue lagi pergi sama Wendy. Bilangin maaf ke dia."
Irene memejamkan kedua matanya, dia sudah benar-benar kesal dengan kelakuan Hwang Minhyun, pacarnya Jisoo. Irene menarik nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan lewat mulut.
"Gue bersumpah, Hwang Minhyun! Dengan apa yang selalu lo lakuin ke Jisoo kemarin, sekarang, besok atau kapan pun! Itu akan berbalas ke elo suatu saat! Lo akan kelihangan dia! Orang yang paling ngertiin lo sampai detik ini. Gue bersumpah!"
PIP
Sambungan telepon di matikan sepihak oleh Irene. Wajah perempuan itu memerah karena kesal, Joy yang melihat itu hanya bisa diam dengan mata berkaca-kaca.
"Kak Jisoo itu sebenernya apa sih?" Lirih Joy.
"Dia perempuan kuat yang punya tameng berlapis baja di hatinya, yang punya ekstra sabar lebih dari Tuhan. Dia... perempuan yang di dambakan seluruh laki-laki di dunia."
Joy dan Irene menangis dalam diam. Sedangkan Jisoo masih berdiri di balik pintu kamar mandi dengan wajah basah. Dia menangis.
"Tapi nyatanya aku nggak sekuat itu, Irene."
***
A/N:
Pfft- song fict dari lagu galaunya The Script. Kira-kira endingnya bakalan sama kaya lagu apa saya bikin plot sendiri? Tebak-tebak ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
The Man Who Can't Be Moved 🍄 Minhyun-Jisoo ✔️
Fanfiction[END] Kesalahan bodoh seorang Hwang Minhyun pada akhirnya membuat pacarnya pergi, Kim Jisoo. Egois, dingin, datar bahkan Minhyun lebih mementingkan gadis lain di bandingkan Jisoo. Tapi perginya Jisoo merupakan kehancuran bagi Minhyun. Dunianya hancu...