❝ Apa yang salah, Hyun? Apa salah aku sama kamu? ❞
ㅡ ㅡ ㅡ
Hari-hari berikutnya, Jisoo masih berusaha membujuk Minhyun. Mulai dari makan siang bareng, bikinin bekal, pulang bareng, kencan bahkan belajar bersama. Ya walaupun Jisoo tau jurusan mereka benar-benar berbeda.
Dan setiap ada Jisoo, Minhyun selalu bersama Wendy. Kayanya 24/7 Minhyun selalu di kelilingi makhluk bernama Son Wendy. Bahkan beberapa orang yang satu fakultas dengan Minhyun pun menatap Wendy dengan jengkel.
Wendy di cap sebagai perusak hubungan orang.
Tapu sayang, perempuan itu bebal dan tidak peduli. Dia selalu ada di sekeliling Minhyun kapan pun dan dimana pun, kecuali di toilet.
Jisoo masih punya banyak ekstra sabar dalam hatinya. Dia masih bisa tersenyum jika Minhyun menyakitinya. Lagi.
"Minhyunie!" Seru Jisoo dengan senyuman lebarnya.
Kakinya terus berlari ke arah Minhyun dan berhenti tepat satu langkah di depan Minhyun. Bibirnya mengulas senyum senang, karena akhirnya Minhyun sendirian dan nggak ada Wendy di sekitarnya.
"Ngapain kamu disini?" Tanya Minhyun.
"Mau ketemu kamu," balas Jisoo dengan cengirannya.
"Udah berapa kali aku bilang buat nggak kesini lagi?" Ujar Minhyun lelah.
Cengiran Jisoo lenyap.
"Kenapa? Kenapa kamu larang aku?" Tanya Jisoo dengan alis berkerut.
Minhyun diam. Dia tidak menjawab pertanyaan atau bahkan menatap balik Jisoo. Apa yang salah dari Jisoo sampai di perlakukan seperti ini?
"Apa yang salah, Hyun? Apa salah aku sama kamu?" Tanya Jisoo lagi.
Mata perempuan itu terus menatap Minhyun. Dia menuntut penjelasan tentang sikap Minhyun selama ini. Jisoo tersenyum pahit saat Minhyun kembali tidak menjawab pertanyaannya.
Untuk pertama kalinya Jisoo menggengam tangan besar Minhyun. Membungkus tangan kanan Minhyun dengan kedua tangannya. Bahkan kedua tangannya nggak cukup untuk menutupi seluruh tangan Minhyun yang besar.
"Kalo kamu udah nggak sayang lagi sama aku, kamu bisa putusin aku, Minhyun. Aku nggak pernah maksa kehendak aku. Aku sendiri juga nggak yakin kalo selama ini kamu pacaran sama aku atas dasar sayang," ujar Jisoo lagi.
Minhyun kali ini menunjukkan ekspresinya. Dia kaget dengan penuturan Jisoo tapi ia segera mengubah kembali ekspresinya dengan wajah datar.
Minhyun menepis tangan Jisoo, "Kamu pulang, aku mau ke rumah Wendy. Dia sakit dan nggak masuk kuliah, aku khawatir," ujar Minhyun,
Kali ini Jisoo tidak tersenyum. Dia memandang Minhyun dengan pandangan kosong.
"Ya. Khawatirin terus Wendy, nggak usah perduliin aku. Aku baik-baik aja tanpa kamu harus tanya kabar aku. Karena kamu emang nggak pernah mungkin untuk nanya kabar aku sedikit pun, Hwang Minhyun. Semua chat yang aku kirim cuma kamu baca, aku koran sindo? Atau lks bahasa indonesia? Atau patung? Yang semuanya cuma kamu liat tanpa ekspresi yang berarti. Aku selalu ngejadiin kamu prioritas, tapi kamu nggak penah ada respek sedikit pun sama apa yang aku lakuin," ujar Jisoo tanpa ekspresi.
Kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya, bahkan air mata Jisoo sudah mengalir di kedua pipinya. Dihadapan Minhyun, dia menumpahkan segalanya.
Perasaan dan air matanya.
Jisoo nggak baik-baik aja. Dia terluka.
"Kalo pada kenyataan aku emang nggak respek sama kamu, maka dari itu jangan jadiin aku prioritas kamu lagi. Kalo pada akhirnya kamu nangis," balas Minhyun dengan suara rendahnya yang sedikit bergetar.
Jisoo menarik nafas panjang lalu menghembuskannya kasar. Dia menghapus jejak air mata di pipinya lalu kembali tersenyum.
"Hwang Minhyun, beberapa hari lagi anniversary kita yang kelima. Aku harap kamu mau dateng ke sudut jalan tempat kita pertama ketemu dulu ya. Jam 4 sore dan aku harap kamu nggak terlambat," ujar Jisoo tenang seperti tidak ada hal apapun yang terjadi di antara mereka.
Jisoo berbalik lalu pergi meninggalkan Minhyun yang masih berdiri di tempatnya semula. Perempuan itu berpapasan dengan Donghan bahkan Donghan sempat mengajak Jisoo untuk pulang bersama tapi di tolak.
Pandangan Donghan mengedar dan akhirnya dia menemukan orang yang dia cari.
Hwang Minhyun.
Dengan langkah cepat, Donghan berjalan ke arah Minhyun. Wajah laki-laki itu mengeras dan matanya memicing tajam pada Minhyun. Sedangkan Minhyun hanya membalas pandangan Donghan dengan datar.
BUGH!
Minhyun tersungkur di rumput taman dengan sudut bibir yang terluka.
Donghan menarik kerah baju yang di gunakan Minhyun dengan kasar, "HEH BRENGSEK!!! LO APAIN LAGI JISOO HAH?!! NGGAK PUAS LO BIKIN DIA SAKIT TERUS?!! LO NGGAK PUAS BIKIN DIA LUKA TERUS?!! LUKA DIA BELOM SEMBUH, BANGSAT!!! SEKARANG HARUS LO TAMBAHIN LAGI!!! PUNYA HATI NGGAK SIH LO?!!"
Donghan berteriak tepat di depan wajah Minhyun. Wajah Minhyun sendiri masih lempeng aja kaya kanebo kering.
Donghan menggeram jengkel lalu dia kembali memukul Minhyun membabi buta sambil menyerukan segala umpatan untuk Minhyun.
"BRENGSEK LO!!! LEPASIN KAK JISOO KALO LO NGGAK BISA BAHAGIAIN DIA!!! CUKUP BIKIN DIA NANGIS, MINHYUN!!! MASIH BANYAK COWOK DI LUAR SANA YANG SAYANG TULUS SAMA KAK JISOO!!! YANG BISA MEMPERLAKUKAN DIA LEBIH BAIK DARI LO!!! YANG BISA NGEHARGAIN DIA SEBAGAI PACAR!!! YANG BISA NGELINDUNGIN DIA!!! DAN BISA JADI TEMPATNYA BUAT CURHAT!!! LO APAAN HA?!!"
Nafas Donghan naik turun saking kesalnya. Kedua tangannya sudah di tahan oleh Sungwoon dan Jaehwan agar tidak kembali menyerang Minhyun yang sudah babak belur.
Hyunbin, Taedong dan Yongguk juga ada di sana. Mahasiswa lain juga datang kesana untuk melihat apa yang terjadi.
"Lo cuma kanebo kering yang harusnya di buang jauh-jauh dari hidup Kak Jisoo! Lo harusnya sama Wendy aja, sama-sama brengsek dan nggak tau malu!" Desis Donghan dengan mata memicing tajam.
Sedangkan Minhyun masih diam tanpa membalas semua yang Donghan lakukan padanya. Dia masih terduduk diatas rumput.
Sungwoon dan Jaehwan membawa Donghan pergi dari sana, mahasiswa lain juga mulai membubarkan diri. Hyunbin, Taedong dan Yongguk masih berdiri disana. Mereka berniat membawa Minhyun ke klinik.
Taedong yang hendak melangkah ke arah Minhyun langsung di tahan oleh Yongguk. Yongguk menyuruh Taedong untuk melihat apa yang terjadi pada Minhyun dengan kode lewat matanya.
Bahu Minhyun bergetar naik turun, bibir tipisnya ia gigit hingga berdarah dan poin pentingnya adalah
Hwang Minhyun menangis sebegitu pilunya.
***
A/N:
Pfft- mangpus luh di tampol ayank donghan : D

KAMU SEDANG MEMBACA
The Man Who Can't Be Moved 🍄 Minhyun-Jisoo ✔️
Hayran Kurgu[END] Kesalahan bodoh seorang Hwang Minhyun pada akhirnya membuat pacarnya pergi, Kim Jisoo. Egois, dingin, datar bahkan Minhyun lebih mementingkan gadis lain di bandingkan Jisoo. Tapi perginya Jisoo merupakan kehancuran bagi Minhyun. Dunianya hancu...