[❀] Eleven

3.6K 675 35
                                    

❝ LO DIIBARATKAN MATI KARENA BUNUH DIRI, KETAKUTAN LO YANG NGEBUNUH DIRI LO SECARA PERLAHAN!!! ❞

ㅡ ㅡ ㅡ

Semenjak insiden hujan-hujanan ala Minhyun di sudut jalan itu, kondisi Minhyun bukannya makin baik justru malah semakin parah. Bahkan dia sampai harus di bawa ke rumah sakit karena jatuh pingsan dan baru sadar setelah 2 hari kemudian.

Minhyun nggak punya teman dekat, jadi yang rutin ngunjungin dia selama di rumah sakit 2 hari terakhir ini cuma Hyunbin. Kadang Hyunbin juga bawa Taedong atau Yongguk buat nemenin dia. Tapi untuk kali ini Hyunbin datang sendiri.

Laki-laki tinggi itu duduk di sofa yang berhadapan langsung dengan ranjang Minhyun. Sedangkan Minhyun sendiri sedang duduk di atas ranjang sambil menatap Hyunbin dengan pandangan datarnya.

"Gimana keadaan lo, kak?" Tanya Hyunbin yang akhirnya angkat suara setelah 10 menit saling diem-dieman.

"Nggak makin baik, justru gua makin sakit," balas Minhyun lalu melengos ke arah jendela rumah sakit.

Hyunbin menghela nafas pelan, dia tau kakak tingkatnya ini keras kepala dan punya gengsi tinggi makanya susah banget buat ngomong apa yang dia rasain.

"Kak Jisoo nggak kesini?" Tanya Hyunbin.

Minhyun kembali menoleh ke arah Hyunbin, "Lo bilang sama dia?" Tanya Minhyun kaget.

"No. Gua cuma nanya aja, berarti Kak Jisoo nggak tau soal lo dirawat kaya gini," balas Hyunbin yang membuat Minhyun kembali menelan bulat-bulat omongan pahit Hyunbin.

"Dia... apa kabar?" Tanya Minhyun.

Hyunbin menghela nafas lalu mengangkat kedua bahunya, "Kayanya sejauh ini masih baik-baik aja. Makin nempel sama Donghan," balas Hyunbin.

Minhyun sedikit membelalak tapi akhirnya padangannya berubah sayu. Mata sipitnya menunduk untuk menatap ke arah selimut rumah sakit yang menutupi kaki panjangnya.

"Gua kayanya nggak bisa sembuh karena penyembuh gua udah nggak bisa lagi nyembuhin gua," lirih Minhyun sedih.

Hyunbin menggeleng. Lama-lama dia gemas dengan Minhyun, segininya kah Minhyun menyerah buat Jisoo.

"Kak! Kalo lo nggak bisa lepasin! Jangan semuanya lo jadiin beban dan bikin lo sakit kaya gini!" Bentak Hyunbin jengkel.

Minhyun hanya diam sambil tersenyum tipis. Ia menunduk dan tidak menatap Hyunbin sama sekali.

"Lo nggak bisa terus-terusan kaya gini! Ayo move on, Hwang Minhyun!" Seru Hyunbin lagi.

Minhyun mendongak saat mendengar adik tingkatnya itu berteriak padanya. Mata Minhyun memicing tajam, "Lo nggak ngerti. Kalo lo nggak tau rasanya lebih baik nggak usah ikut campur!" Balas Minhyun tak kalah keras.

"Tapi lo sendiri nggak bisa merjuangin apa yang seharusnya lo milikin lagi, kak! Lo menyerah sebelum berjuang!" Seru Hyunbin lagi.

Hyunbin sudah lelah untuk berusaha menyadarkan kakak tingkatnya yang teramat sangat bebal.

"Percuma! Dia nggak akan pernah nerima cowok tolol kaya gua, Kwon Hyunbin!!!" Balas Minhyun berteriak sampai urat-urat lehernya tercetak jelas dan wajahnya memerah.

"LO BILANG KAYA GITU KARENA LO BELOM NYOBA, MINHYUN!!! LO KALAH SEBELUM BERPERANG!!! LO DIIBARATKAN MATI KARENA BUNUH DIRI, KETAKUTAN LO YANG NGEBUNUH DIRI LO SECARA PERLAHAN!!! KALO KAYA GINI TERUS LO HARUS SIAP NGELIAT KAK JISOO BERSANDING SAMA ORANG LAIN DAN ITU BUKAN LO!!!"

Nafas Hyunbin naik-turun, dia lepaskan semuanya hari ini. Persetan dengan tatakrama dengan kakak tingkat, dia sudah terlanjur kesal.

Minhyun menangis tersedu-sedu sambil memegangi dada kirinya yang sudah benar-benar sakit. Rasanya sangat menyesakan sampai rasanya Minhyun sulit sekali untuk bernapas.

Laki-laki itu terus meraung dan meracaukan kata-kata yang tidak jelas tapi Hyunbin tau itu adalah bentuk penyesalah dari seorang Hwang Minhyun selama 5 tahun terkahir.

Hyunbin hanya dia sambil menatap iba pada kakak tingkatnya. Sejujurnya dia juga ikut sedih dan ingin memberi taukan semuanya pada Jisoo tapi Hyunbin tidak mau kalau Jisoo harus kembali menghampiri Minhyun seperti dulu.

Dia ingin Minhyun yang bergerak, bukan Jisoo.

"Kak, lo harus di kasih hukuman dari Tuhan dulu biar jera," ujar Hyunbin sedatar mungkin.

Minhyun menatap Hyunbin dengan mata berair dan wajah sembabnya. Laki-laki tinggi itu berjalan ke arah ranjang Minhyun lalu menepuk pelan pundaknya.

"Kak, yang harus lo tau adalah kalo perempuan udah cinta sama satu laki-laki, dia nggak akan dengan mudahnya ngubah perasaannya. Jadi kalo Kak Jisoo bener-bener sayang sama lo, cinta sama lo, dia nggak akan mudah buat ngubah perasaannya ke elo kak. Walaupun lo udah bener-bener jahat sama lo, dia pasti bakalan maafin lo. Apalagi ceweknya kaya Kak Jisoo gitu," ujar Hyunbin lagi seraya tersenyum kecil.

Dia berharap dengan ucapannya ini Minhyun bisa sedikit bangkit dari keterpurukannya selama hampir 2 minggu ini.

"Thanks Bin, lo banyak bantu gua selama gua terpuruk. Dan makasih lo udah mau nyempatin diri buat jenguk gua disini," balas Minhyun tulus.

"Sama-sama kak. Demi lo sama Kak Jisoo balik, gua rela deh begini," ujar Hyunbin bercanda.

Minhyun tersenyum tipis, "Doain gua bisa balikan sama Jisoo ya, Bin," balas Minhyun.

"Selalu kak, yang terbaik buat lo sama Kak Jisoo."

***

A/N:

700 kata aja ya ^__^

Komennya dong gaes biar rame lapak ana ^___^

The Man Who Can't Be Moved 🍄 Minhyun-Jisoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang