❝ Aku selalu berdo'a buat keselamatan dan kesehatannya setiap saat, Kak Sungwoon ❞
ㅡ ㅡ ㅡ
Benar kata Donghan, di Starbucks sudah ada Hyunbin, Taedong, Yongguk, Jaehwan dan Sungwoon. Mereka segera menyambut Jisoo dengan sapaan serta siulan meledek yang bikin Jisoo tertawa geli.
"Oy! Jangan di siulin, ntar pawangnya Kak Jisoo marah," ujar Donghan lalu duduk di depan Hyunbin.
Sungwoon yang mendengar itu hanya berdecak pelan, "Oh ya? Yakin bakalan marah? Kayanya nggak mungkin deh. Dia aja abis update Path lagi ada di XXI Botani loh bareng Wendy," balas Sungwoon dengan nada mengejek.
Donghan segera memelototi Sungwoon, sedangkan yang di pelototi seakan nggak peduli. Toh menurut dia itu semua benar.
"Biarin aja omongannya Kak Sungwoon, Kak. Dia mulutnya emang suka sampah," ujar Donghan yang jadi ngerasa nggak enak.
Jisoo tersenyum lalu menggeleng lemah, "Gapapa kok. Minhyun udah biasa pergi bareng Wendy," balas Jisoo tabah.
Yongguk menatap kakak tingkatnya ini dengan pandangan takjub, "Kak, lo itu sebenernya apa sih? Bidadari atau malaikat? Kenapa lo masih sesabar ini ngadepin kelakuannya Kak Minhyun yang menurut gue udah kelewatan banget," ujar Yongguk.
Jaehwan menjentikkan jarinya, "Nah! Dia selalu mentingin Wendy dari pada lo, kak. Yakin masih percaya?!" Timpal Jaehwan yang mulai kompor.
Jisoo tersenyum tipis, "Mungkin Minhyun ada urusan sama Wendy makanya dia selalu ngutamain Wendy dari pada aku," balas Jisoo santai.
Ucapan Jisoo bikin Hyunbin dan yang lainnya menepuk jidat sedangkan Donghan hanya menggeleng lalu menghela nafas pelan. Dia udah tau mau segimana jahatnya si Minhyun itu, pasti bakalan terus di bela sama Jisoo.
"Heh Jisoo! Lo boleh sayang sama Minhyun, tapi tolong lo harus pinter. Jelas-jelas Wendy udah nikung posisi lo dan lo masih stuck di sini-sini aja? Ayo bangun Kim Jisoo! Hidup lo bukan di dedikasikan untuk sedih-sedih ngedrama kaya gini," ujar Sungwoon yang bener-bener udah greget dengan kelakuan Jisoo.
"Yang di omongin Kak Sungwoon bener. Ini bukan sekali atau dua kali lo liat langsung Kak Minhyun jalan sama Wendy. Udah berkali-kali di depan mata lo, kak. Apa lo masih mikir kalo mereka temen?" Timpal Hyunbin yang duduk di paling pojok dekat jendela besar.
Jisoo hanya diam sambil menunduk, "Aku masih berusaha mertahanin semuanya dan aku berharap hubungan aku sama dia selama 4 tahun nggak sia-sia gitu aja," balas Jisoo lirih.
Cowok-cowok itu membelalak kaget saat mendengar penuturan Jisoo yang bilang kalau dia dan Minhyun sudah pacaran 4 tahun.
"Seriusan kak? Lo yakin udah 4 tahun?" Tanya Taedong syok.
Jisoo mengangguk, "Bulan depan itu annive kita yang kelima tahun dan aku harap dia nggak lupain tanggal itu," balas Jisoo.
Cowok-cowok itu terdiam. Semuanya sudah tampak jelas. Semua sikap Minhyun pada Jisoo dan bagaimana Jisoo menyikapi semua sikap Minhyun yang sangat keterlaluan.
Berkali-kali di sakitin pun Jisoo nggak pernah merubah pendiriannya. Tetap di tempat dan menunggu Minhyun sadar kalau Jisoo bisa bertahan selama ini dengannya.
"Suatu saat nanti lo pasti pergi, Jisoo. Dan dia akan jadi manusia paling laknat di mata Tuhan. Selalu bikin cewek sakit dan nangis di saat yang bersamaan," ujar Sungwoon santai.
"Aku selalu berdo'a buat keselamatan dan kesehatannya setiap saat, Kak Sungwoon," balas Jisoo dengan senyum lemahnya.
Sungwoon menggelengkan kepalanya, "Semoga apapun yang lo lakuin selama sisa hidup lo di dunia jadi berkah Jisoo. Lo satu dari segelintir perempuan yang bener-bener di cari satu dunia," ujar Sungwoon takjub.
"Makasih kak. Tapi aku nggak sesempurna itu," balas Jisoo merendah.
"Kalo ada apa-apa, kak Jisoo bisa langsung hubungin gue, Hyunbin, Yongguk, Taedong, Donghan atau Kak Sungwoon. Kita siap langsung bantu kakak. Anak-anak teknik kan selalu kompak," ujar Jaehwan dengan senyumannya.
"Makasih Jae. Aku merasa di hargai dan di butuhin," balas Jisoo lalu tersenyum.
Donghan yang duduk di sebelah Jisoo hanya diam. Dalam hati dia terus berbicara, sebegitunya Kak Minhyun nggak pernah ngehargain lo, kak? Apa Kak Minhyun nggak pernah ngebutuhin lo kak?
Donghan menoleh sekilas ke sebelah kirinya, dia masih bisa melihat Jisoo yang terus tersenyum tanpa beban.
Siapapun yang milikin lo suatu saat nanti, dia adalah laki-laki paling beruntung di muka bumi.
***
Donghan mengantarkan Jisoo sampai di rumahnya dengan selamat.
"Donghan, makasih udah ngajak aku jalan-jalan ya. Makasih juga buat temen-temen kamu, aku seneng banget!" Ujar Jisoo bersemangat.
"Sama-sama kak. Nanti kalo kita mau hangout, kita pasti ajak lo kok. Tenang aja," balas Donghan.
Jisoo mengangguk, "Hati-hati di jalan ya, jangan ngebut. Perhatiin rambu-rambu lalu lintas, jangan sampe ngantuk ya, Donghan," peringat Jisoo.
Donghan tertawa pelan lalu mengangguk, "Iya, iya. Kak Jisoo bawel banget. Yaudah, gue balik ya, kak. Good night, kak. Assalamu'alaikum," pamit Donghan.
"Night too, Donghan. Wa'alaikumsalam."
Motor Donghan segera pergi meninggalkan pekarangan rumah Jisoo. Perempuan itu masuk ke dalam rumahnya dan langsung dapat pertanyaan dari Mamanya.
"Kamu berangkat sama Minhyun naik mobil, kenapa pulangnya naik motor?" Tanya Mama.
Jisoo mengangkat bahunya, "Minhyunnya pergi sama Wendy, Ma," balas Jisoo lalu dia naik ke lantai 2 menuju kamarnya.
Mama Jisoo hanya melihat putrinya dengan pandangan nanar. Dia tau anaknya lagi ada masalah dan itu menyangkut hubungan Jisoo dengan Minhyun. Feeling seorang ibu selalu kuat dan tidak pernah salah. Apalagi yang menyangkut dengan anaknya.
***
A/N:
Hehehehe nulis apaan dah gwa : (
Double up juga deh ya ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
The Man Who Can't Be Moved 🍄 Minhyun-Jisoo ✔️
Fanfiction[END] Kesalahan bodoh seorang Hwang Minhyun pada akhirnya membuat pacarnya pergi, Kim Jisoo. Egois, dingin, datar bahkan Minhyun lebih mementingkan gadis lain di bandingkan Jisoo. Tapi perginya Jisoo merupakan kehancuran bagi Minhyun. Dunianya hancu...
