❝ Kalo lo nggak bisa bikin kak Jisoo senyum kaya waktu dia sama Donghan, mending lepasin kak Jisoo buat Donghan aja. ❞
ㅡ ㅡ ㅡ
Menangisnya Minhyun hari itu merupakan aib terbesarnya. Jisoo nggak tau kalau Minhyun di pukulin sama Donghan dengan sadisnya. Bahkan seminggu pun nggak cukup buat ngehilangin bekas-bekas luka dan lebam di wajah Minhyun.
Sejak hari itu, Jisoo tidak pernah menginjakkan kakinya lagi di fakultas teknik. Setiap selesai mata kuliah, Jisoo akan langsung pulang tanpa harus menunggu Minhyun lagi.
Mungkin Jisoo sudah lelah.
Tapi terkadang Jisoo sesekali menyambangi fakultas teknik hanya untuk menghampiri Donghan. Jisoo membawakan Donghan bekal sudah beberapa kali dan Minhyun tau itu.
Minhyun diam. Dia tidak melakukan suatu tindakan yang berarti. Dia hanya diam sambil memandang dari jauh.
Bener-bener nggak berguna.
Alasan Jisoo jadi berubah kalau dia berkunjung ke fakultas teknik. Untuk menemui Donghan bukan Minhyun. Setiap kali ditanya, kenapa Jisoo nggak nemuin Minhyun? Jisoo hanya membalasnya dengan senyuman.
Banyak yang mengira mereka putus, padahal nggak sama sekali.
Bahkan Jisoo sendiri bingung hubungan apa yang dijalinnya dengan Minhyun. Dia sendiri aja dianggap nggak penting bagi Minhyun.
Buat apa dia pusing mikirin itu semua?
Jisoo datang lagi ke fakultasnya dan Minhyun tau. Ia diam dan hanya memandang sosok perempuan itu dari lantai 3.
Postur Jisoo sangat mudah di kenali, mungil dan cerah. Jadi Minhyun langsung bisa menemukan Jisoo di halaman kampus. Tak lama kemudian, dia melihat ada laki-laki lain yang menghampiri Jisoo.
Kim Donghan.
Tangan Minhyun terkepal kuat. Dia marah. Apalagi saat melihat Donghan mengusak puncak kepala Jisoo.
"Brengsek!" Lirihnya.
Kedua tangan Minhyun semakin mengepal kuat, wajahnya mengeras dan matanya memicing.
"Gimana kak? Kesel ya?"
Minhyun langsung menoleh ke sebelah kirinya. Ada laki-laki berperawakan tinggi yang berdiri di samping Minhyun. Temannya Donghan, Kwon Hyunbin.
"Lo mau apa?" Tanya Minhyun datar.
Hyunbin menarik sebelah sudut bibirnya lalu menggeleng, "Nggak mau apa-apa, kak. Gue cuma mau ngasih peringatan sama lo aja," balas Hyunbin.
Kening Minhyun berkerut kasar, "Apa?" Tanyanya.
"Donghan suka sama kak Jisoo. Kalo lo nggak bisa bikin kak Jisoo senyum kaya waktu dia sama Donghan, mending lepasin kak Jisoo buat Donghan aja. Dari pada sama lo dia terus kesiksa kaya gini," ujar Hyunbin.
Minhyun menatap adik tingkatnya dengan pandangan memicing, "Lo juga mau ngancurin hubungan gue sama Jisoo?" Desisnya tajam.
Hyunbin tertawa mengejek, "Hubungan lo sama kak Jisoo? Woy kak! Punya hubungan apa lo sama kak Jisoo ha? Bahkan satu kampus mikir lo udah putus sama kak Jisoo dan jadian lagi sama Donghan," balas Hyunbin dengan senyum mengejek Minhyun.
TANG!
"Sialan!"
Tempat sampah yang ada di dekatnya di tendang sampai terjatuh dan menumpahkan isinya pada lantai koridor. Hyunbin kaget sih, tapi dia untungnya nggak latah.
Minhyun mulai gelisah. Dia menggigit bibir bawahnya, nafasnya mulai tidak beraturan dan kedua tangannya menyapu rambutnya ke arah belakang lalu menariknya kuat-kuat.
Hyunbin membelalak kaget saat melihat Minhyun terduduk sambil menyandarkan pundaknya lemas di dinding. Hyunbin makin kaget aja pas ngeliat ada air mata yang terus turun ke pipi Minhyun. Bahkan hidung dan wajahnya memerah. Hyunbin bisa mendengar isakan kecil dari Minhyun.
"Gue harus apa?" Lirih Minhyun.
Hyunbin ikut terduduk di sebelah Minhyun, "Kak, lo kenapa?" Tanya Hyunbin hati-hati.
Minhyun membuka kedua matanya lalu menoleh untuk menatap Hyunbin, "Gue nyesel," lirih Minhyun.
Hyunbin malah nampakin muka pongonya, "Ha? Apaan kak? Otak gue nggak nyampe," balas Hyunbin bingung.
"Setiap dia minta ketemu, gue nggak pernah dateng. Bahkan sampe dia kehujanan dan sakit," balas Minhyun seraya menatap lurus.
Hyunbin menoleh, akhirnya dia tau kenapa Donghan gencar banget bikin Jisoo supaya suka sama dia.
"Lo kemana kak?" Tanya Hyunbin menunduk.
"Gue selalu pergi sama Wendy," balas Minhyun lagi.
Hyunbin bener-bener pengen nonjok Minhyun saat ini juga. Dalam hati dia sibuk ngumpat kasar. Dia natap Minhyun dengan pandangan datar.
"Kak, kalo gue udah emosi, gue bakalan ngehajar lo sama kaya Donghan dulu," balas Hyunbin datar.
"Hajarlah. Bikin gue mati aja biar impas sama rasa sakit yang gue bikin ke Jisoo," ujar Minhyun putus asa.
Hyunbin menghadapkan badannya ke arah Minhyun lalu menepuk pundak kakak tingkatnya.
"Gue tau penyesalan emang datang terakhir. Kalo lo sayang sama dia, kejar lagi. Bikin dia berbalik terus percaya lagi sama lo dan jangan sampe jatoh ke tangan orang lain. Tapi lo harus janji buat bikin dia senyum terus, nggak nangis lagi kaya dulu, kak. Kalo seandainya Kak Jisoo nggak mau lagi sama lo, lepasin. Lo juga harus minta maaf sama dia," ujar Hyunbin serius.
Minhyun melirik adik tingkatnya ini, "Emangnya Jisoo bakal maafin dan ngulang semuanya lagi dari awal sama gue?" Tanya Minhyun.
Hyunbin menepuk kedua bahu Minhyun, "Nah! Justru itu! Lo cari tau sendiri kak Jisoo masih mau sama lo apa nggak? Sekalian perbaikin semua kesalahan lo dulu," balas Hyunbin.
"Bin, bantu gue," mohon Minhyun.
Hyunbin menggeleng lalu tersenyum tipis, "Kak, gue nggak bisa bantu lo. Gue cuma ada buat nyemangatin lo, semuanya harus pake usaha lo sendiri. Ngebalikin kepercayaan orang lain itu susah apalagi sama orang yang udah pernah lo sakitin terlalu sering," balas Hyunbin.
Minhyun mendesah pelan lalu mengangguk, "Thanks saran lo. Sorry gue ngerepotin," ujar Minhyun lalu menepuk pelan pundak Hyunbin.
Hyunbin tertawa, "Santai aja kali, kak. Nggak usah malu kalo mau cerita sama gue," balas Hyunbin.
Hyunbin bangkit lalu meninggalkan Minhyun yang masih terduduk di lantai koridor. Dia mengeluarkan ponselnya lalu membuka lockscreennya.
Foto Jisoo.
Tidak pernah diganti sejak 4 tahun lalu.
Bahkan di sana terselip note kecil. Sederhana tapi punya banyak makna.
Kim Jisoo, my sunshine.
Minhyun tersenyum kecil lalu menelungkupkan kepalanya diantara kedua lututnya.
"Jisoo, I'm so sorry."
***
A/N:
Chapter depan itu chapter terakhir buat sudut pandang Jisoo dan chapter depannya lagi kita mulai kisah dengan sudut pandangan seorang Hwang Minhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Man Who Can't Be Moved 🍄 Minhyun-Jisoo ✔️
Fanfiction[END] Kesalahan bodoh seorang Hwang Minhyun pada akhirnya membuat pacarnya pergi, Kim Jisoo. Egois, dingin, datar bahkan Minhyun lebih mementingkan gadis lain di bandingkan Jisoo. Tapi perginya Jisoo merupakan kehancuran bagi Minhyun. Dunianya hancu...
