[✉] Five

4.1K 807 551
                                    

❝ Apa arti aku buat kamu? ❞

ㅡ ㅡ ㅡ

Jisoo melanggar titah Minhyun 2 minggu lalu. Kali ini dia kembali menginjakkan kakinya di fakultas teknik tempat Minhyun belajar. Di tangannya sudah ada kotak bekal dan tumbler yang isinya jus mangga.

Kakinya terus melangkah untuk mencari dimana Minhyun berada sampai akhirnya dia bertemu dengan Seulgi di jalan.

"Hai Jisoo!" Sapa Seulgi dengan eyesmilenya.

Jisoo menoleh lalu tersenyum hangat, "Halo kak Seulgi!" Balas Jisoo lalu melambaikan tangannya.

Seulgi menghampiri Jisoo yang tak jauh darinya, "Lo mau kemana?" Tanya Seulgi heran. Mata sipitnya menatap ke arah kotao bekal dan tumbler yang di bawa oleh Jisoo.

Seulgi tau mau kemana Jisoo. Dia mau bertemu dengan Minhyun. Seulgi menggeleng pelan lalu kembali menatap Jisoo yang masih tersenyum.

"Aku mau ketemu Minhyun, kak. Ini aku bikinin bekal buat Minhyun," balas Jisoo lalu mengangkat kotak bekal yang ada di tangannya.

Seulgi tersenyum miris lalu menggeleng, "Mending bekalnya nggak usah lo kasih ke Minhyun, Jis. Percuma," ujar Seulgi seraya menatap Jisoo nanar.

Jisoo menatap Seulgi bingung, "Loh kenapa kak?" Tanya Jisoo heran.

Seulgi memejamkan matanya lalu menarik nafas panjang, "Dia udah makan bekal yang di bikinin Wendy. Kebetulan tadi gue, Wendy sama Minhyun ada kelas bareng," balas Seulgi dalam satu hembusan nafas.

Mata Jisoo yang tadinya berbinar seketika meredup. Seulgi jadi merasa nggak enak, dia menepuk pelan pundak Jisoo, "Gue nggak ada maksud apa-apa. Tapi apa lo nggak capek kaya gini, Jis? Lo terlalu banyak berkorban buat Minhyun. Bahkan lo sendiri nggak tau apa yang Minhyun rasain ke elo," ujar Seulgi.

Jisoo menunduk untuk menatap kedua kakinya yang tadi ia gunakan untuk berlari secepat mungkin supaya bisa tepat waktu sampai di fakultas Minhyun. Perkataan Seulgi benar, sampai saat ini pun Jisoo nggak tau Minhyun sayang apa nggak sama dia.

Tapi Jisoo segera menepis segala pikiran buruk tentang Minhyun, dia kembali mendongak lalu tersenyum, "Kak Seulgi tau Minhyun dimana?" Tanya Jisoo.

Seulgi menghela nafas lalu mengangguk, "Dia ada di taman fakultas. Lagi duduk di bawah pohon bareng Wendy. Kalo lo masih pengen kesana, samperin aja. Gue duluan ya, Jis," jawab Seulgi lalu dia melambai pada Jisoo sebelum pergi.

"Thanks kak," ujar Jisoo lalu membalas lambaian tangan Seulgi.

Jisoo menarik nafas panjang lalu menghembuskannya. Dia tau dia harus menyiapkan hatinya lagi kalau apa yang di bicaran Seulgi benar adanya.

Kakinya melangkah menuju taman fakultas untuk mencari keberdaan Minhyun.

Ketemu!

Dia sedang duduk di bawah pohon dengan buku di tangannya lalu di sampingnya ada Wendy yang duduk sambil menyandarkan kepalanya di pundak Minhyun.

Jisoo tersenyum pahit.

Selama 4 tahun ini jangankan bersandar di pundak Minhyun, megang tangannya aja takut.

"Kamu lagi ngapain sih, Hyun? Tiap kali aku kesini, kamu selalu sama Wendy," lirih Jisoo dengan senyum mirisnya.

Saking banyaknya Jisoo senyum, tiap kali di sakitin orang lain aja dia tetep senyum dan selalu positive thinking tentang orang yang nyakitin dia. Contohnya dia ke Minhyun.

Mungkin kalau Jisoo itu jadi cewek-cewek lain, dia pasti udah putus sama Minhyun dari awal masuk kuliah. Kenapa? Soalnya Minhyun sama Wendy deket dari awal masuk kuliah dan Jisoo tau itu. Tapi Jisoo nggak kaya gitu, dia tetap mempertahankan apa yang menjadi miliknya. Termasuk Minhyun.

The Man Who Can't Be Moved 🍄 Minhyun-Jisoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang