❝ Balikin badan lo, kak ❞
ㅡ ㅡ ㅡ
Hari ini hari yang sangat menyenangkan bagi Jisoo. Akhirnya setelah sekian lama, Minhyun mau nemenin Jisoo beli beberapa buku penunjang buat kuliahnya. Dan katanya Minhyun bakalan jemput Jisoo di rumahnya.
Untuk pertama kalinya, Minhyun menjemput Jisoo setelah 4 tahun mereka berpacaran.
Suara klakson mobil dari arah luar membuat senyuman Jisoo semakin melebar. Minhyun datang tepat waktu.
"Ma! Jisoo berangkat dulu ya!" Seru Jisoo bahagia.
"Aduh yang mau jalan sama pacar, bahagia banget sih," goda Mamanya.
Jisoo cuma haha hehe doang. Setelah mencium tangan Mama nya, perempuan itu segera keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil Minhyun.
"Thank you udah mau ngeluangin waktu buat aku," ujar Jisoo dengan senyum bahagia ya.
"Iya," balas Minhyun datar tanpa menatap Jisoo sedikit pun.
Jisoo nggak peduli, yang penting dia bisa menghabiskan waktu bareng pacarnya yang dingin kaya es batu gini. Hehehe.
Minhyun menjalankan mobilnya menuju salah satu mall yang sudah di bilang Jisoo barusan. Selama perjalanan tidak ada pembicaraan sedikit pun tapi hanya ada suara musik yang mengalun lewat radio dan suara gumaman Jisoo yang mengikuti lagu yang di putar.
Minhyun hanya diam dan mendengarkan Jisoo bernyanyi walaupun tidak begitu jelas. Ia melirik sekilas ke arah perempuan yang duduk di sampingnya. Dia bisa melihat dengan sangat jelas kalau Jisoo bahagia. Matanya memancarkan binar dan bibirnya tak berhenti tersenyum.
Minhyun menarik kedua sudut bibirnya sedikit.
Dia merasakan desiran hangat pada dadanya saat melihat kedua binar di mata Jisoo. Minhyun sangat menyukainya.
Mobil yang di tumpangi mereka berdua sudah sampai di basement. Mereka berdua keluar dari dalam mobil dan langsung menuju 1 tempat tujuan. Gramedia.
Minhyun itu tipe manusia diam yang nggak bakalan ngomong kalo nggak di ajak ngomong. Jisoo jadi berasa ngajak jalan batu ketimbang manusia.
Perempuan itu mau mulai obrolan, cuma dia takut dan canggung. Mereka benar-benar jauh dari kata romantis. 4 tahun hanya sekedar berhubungan lewat chat dan nggak pernah chat panjang, jalan berdua bisa di hitung jari, ngobrol pun jarang.
Jadi sebenernya mereka beneran pacaran apa nggak?
Saat Gramedia sudah terlihat, Jisoo meninggalkan Minhyun begitu saja. Dia langsung fokus mencari beberapa buku yang dia maksud sambil sesekali membacanya. Minhyun mengikutinya dari belakang sambil bermain ponsel.
Jisoo yang sedang asik membaca buku, mendengar suara Minhyun tertawa. Pandangannya teralihkan sedikit untuk melihat apa yang sedang di tertawakan Minhyun.
Deg!
Hati Jisoo kembali tergores.
Dia nggak bisa bikin Minhyun ketawa. Bahkan senyum pun nggak bisa. Apa dia harus nyerah sama semua hubungannya yang bahkan dia sendiri nggak tau harus nyebut ini pacaran atau yang lain?
Wendy yang bisa bikin Minhyun ketawa.
Aku nggak bisa apa-apa buat bikin kamu senyum. Maafin aku.
Jisoo menunduk lalu kembali membaca bukunya walaupun pikirannya sama sekali tidak fokus. Akhirnya Jisoo mengeluarkan ponselnya juga, maksudnya buat ngeliat total harga yang harus dia bayar nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Man Who Can't Be Moved 🍄 Minhyun-Jisoo ✔️
Fanfiction[END] Kesalahan bodoh seorang Hwang Minhyun pada akhirnya membuat pacarnya pergi, Kim Jisoo. Egois, dingin, datar bahkan Minhyun lebih mementingkan gadis lain di bandingkan Jisoo. Tapi perginya Jisoo merupakan kehancuran bagi Minhyun. Dunianya hancu...