❝ Until now, I'm still in love with you, Kim Jisoo. ❞
ㅡ ㅡ ㅡ
Jisoo berada di dalam kamar Minhyun. Pandangan perempuan itu berkaca-kaca saat melihat apa yang ada di hadapannya. Sebuah lemari kaca yang penuh dengan barang-barang perempuan bahkan buket-buket bunga yang layu. Di dinding kamar Minhyun juga banyak foto-foto Jisoo yang ia cetak dalam bentuk polaroid.
"Mi-Minhyun," lirih Jisoo.
Minhyun hanya berdiri diam di depan pintu kamarnya sambil tersenyum tipis, "Itu semuanya punya kamu. Nanti bunganya aku ganti ya, Jisoo," balas Minhyun seraya tersenyum pahit.
Perempuan itu berbalik, "Sejak kapan?" lirihnya dengan air mata yang sudah meleleh di kedua pipinya.
"Dari awal kita pacaran. Kamu bisa lihat disana ada foto kamu yang masih pake baju SMA," balas Minhyun. Dia melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kamarnya.
Jisoo diam sambil terus menatap Minhyun. Banyak yang ia tidak tau selama ini. Bagaimana perasaan Minhyun sebenarnya pun dia nggak tau, "Jelasin semuanya, Minhyun. Aku merasa kaya orang bodoh ada disini," lirih Jisoo penuh dengan tuntutan.
Minhyun mengangguk, "Aku terlalu gengsi, aku terlalu keras kepala dan aku terlalu banyak bergaul sama buku," balas Minhyun.
"Until now, I'm still in love with you, Kim Jisoo."
Tangis Jisoo pecah. Dia tidak tau kalau Minhyun selama ini sayang sekali dengannya. Jisoo merasa ikut bodoh karena dulu dia memutuskan Minhyun begitu saja tanpa mau tau kebenarannya.
Intinya mereka berdua sama-sama bodoh. Minhyun terlalu gengsi dan Jisoo yang terlalu lelah.
"E-eh jangan nangis. Masa tiap ketemu aku, kamu nangis mulu sih?!" panik Minhyun.
Tangannya ingin sekali menyentuh pundak Jisoo tapi dia masih terlalu ragu. Tangisan Jisoo tidak kunjung berhenti.
Persetan sama ragu, kaku! Mantan lo nangis gara-gara lo, cuk! Lengan Minhyun menarik bahu Jisoo dan membiarkan perempuan itu menangis di dadanya. Sesekali ia menepuk bahu dan mengusap rambut perempuan itu.
"Maaf kalo aku sering bikin kamu nangis. Aku nggak pernah bermaksud kaya gitu," lirih Minhyun.
Jisoo melepaskan pelukannya dan berjalan mundur. Ia mendongak untuk menatap Minhyun yang masih khawatir padanya.
"Kali ini aku nggak nangis sedih tapi aku nangis bahagia," ujar Jisoo dengan senyum yang tercetak di wajah sembabnya.
"Ha? Gimana maksudnya?" Tanya Minhyun yang nggak paham.
Jisoo tertawa pelan, "Akhirnya setelah sekian lama aku tau perasaan kamu gimana sama aku," balas Jisoo dengan pipi merona.
Minhyun cuma ketawa canggung sambil menggaruk tengkuk belakangnya, "Ya gitu."
Cuma itu respon Minhyun. Tidak ada yang lain.
"Coba ulangin yang kamu omongin tadi di sudut jalan itu deh," titah Jisoo.
"Yang mana?"
"Yang ngajak balikan."
Minhyun diam tapi ia menuruti permintaan Jisoo juga, "Bilang kalau aku salah dan aku minta kamu buat balik lagi sama aku," ulang Minhyun.
"I'm yours, Hwang Minhyun," Jisoo tersenyum lebar sedangkan Minhyun diam dengan wajah melongo.
"A-apa? K-kok bi-bisa?" Beonya dengan wajah bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Man Who Can't Be Moved 🍄 Minhyun-Jisoo ✔️
Fanfiction[END] Kesalahan bodoh seorang Hwang Minhyun pada akhirnya membuat pacarnya pergi, Kim Jisoo. Egois, dingin, datar bahkan Minhyun lebih mementingkan gadis lain di bandingkan Jisoo. Tapi perginya Jisoo merupakan kehancuran bagi Minhyun. Dunianya hancu...
