[✉] Two

5.2K 892 162
                                    

❝ Kak, lo titisan malaikat ya? ❞

ㅡ ㅡ ㅡ

Jisoo berlari dengan cerianya menyusuri gedung fakultas teknik tempat pacarnya menuntut ilmu. Mereka beda falkultas, Jisoo itu anak pertanian sedangkan Minhyun anak teknik. Dan jaraknya juga lumayan jauh dari falkutas Jisoo.

Jisoo selalu menyempatkan diri untuk bertemu Minhyun di fakultasnya. Ya nyatanya dia lebih sering nggak ketemu Minhyun. 1 fakultas pun tau Jisoo ini pacarnya Hwang Minhyun dan mereka selalu memberi tau dimana Minhyun berada jika jisoo datang berkunjung ke fakultas anak teknik.

"Halo Kak Jisoo!" Sapa Hyunbin sambil melambaikan tangannya dan tersenyum ke arah kakak tingkatnya.

Jisoo membalas lambaian tangan Hyunbin lalu tersenyum cerah, "Halo juga Hyunbin. Mau kemana nih bareng-bareng gini?" Tanya Jisoo ramah.

"Kita mau makan siang bareng, Kak. Kak Jisoo mau ikut?" Ajak Taedong dengan wajah sumringahnya.

Jisoo menggeleng dan membuat rambut panjangnya ikut bergoyang ke kanan-ke kiri, "Nggak deh. Lain kali aja ya, Taedong. Aku mau ke kelasnya Minhyun dulu, mau ngajak dia lunch bareng," balas Jisoo masih dengan senyum sumringahnya.

Para anak laki-laki yang ada di depan Jisoo seketika merubah ekspresi mereka menjadi lebih keruh.

"Sorry kak, gue bukan ada maksud apa-apa nih. Cuma Kak Minhyun udah keluar dari tadi sekitar jam setengah 12 bareng sama Kak Wendy. Terus mereka pergi nggak tau kemana," ujar Donghan dengan wajah agak menyesal.

Senyum sumringah itu hilang. Mata perempuan itu menjadi sayu.

"Oh gitu," lirihnya.

Hyunbin, Taedong, Donghan dan Yongguk mendadak panik melihat perubahan ekspresi dari Jisoo.

"E-eh! Tapi kalo kakak nggak keberatan, Kak Jisoo bisa ikut makan siang sama kita. Nanti Hyunbin yang traktir!" Ajak Yongguk yang udah di ambang batas kepanikan.

PLAK!

"Woe sampa! Kok jadi gue sih, nyet?!" Sewot Hyunbin yang barusan abis nepak kepalanya Yongguk.

Galak banget emang Hyunbin tuh.

Jisoo tertawa pelan melihat kelakuan adik tingkatnya lalu menggeleng pelan, "Nggak deh makasih. Aku masih mau selamat dari gosip-gosip selingkuh atau apalah," tolak Jisoo halus.

Mereka mengerti dan mengangguk kompak. Emang Jisoo tuh titisan bidadari dari surga, bener-bener baik luar dalem.

"Eh! Itu Kak Minhyun!" Seru Donghan seraya menunjuk ke arah Minhyun yang sedang berjalan ke arah mereka.

Jisoo berbalik dan senyumnya mengembang saat melihat Minhyun berjalan ke arahnya dengan wajah datar. Udah terlalu biasa Jisoo ngeliat muka datar Minhyun selama 4 tahun.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Minhyun datar.

"Eh ak-"

"Hai Jisoo!" Sapa seorang perempuan dari belakang Minhyun sambil tersenyum sumringah.

Ucapan Jisoo terpotong dan senyumnya luntur. Senyum sumringah itu di gantikan dengan senyum hambar dari Jisoo.

"Aku mau ngajak kamu makan siang," balas Jisoo pelan.

Minhyun berdeham pelan, "Aku udah makan siang sama Wendy," ujar Minhyun.

Hyunbin, Yongguk, Donghan dan Taedong kaget mendengar penuturan Minhyun yang terkesan blak-blakan. Mereka akhirnya percaya kalau gosip itu benar.

Hwang Minhyun tidak pernah memperlakukan Jisoo dengan baik selayaknya pacar.

Jisoo mengangguk, "Iya. Tadi aku di kasih tau Hyunbin, Taedong, Donghan sama Yongguk. Ini aku mau pulang," balas Jisoo dengan suara lirih.

"Yaudah pulang. Aku nggak bisa nganterin kamu," ujar Minhyun lagi.

Jisoo mundur selangkah lalu menatap wajah Minhyun yang sama sekali tidak melihat ke arahnya.

"Emangnya sejak kapan kamu pernah nganter aku pulang, Minhyun?"







Deg!






Hyunbin, Taedong, Donghan dan Yongguk menatap Jisoo dengan pandangan kaget. Mereka bener-bener nggak nyangka kalau sejahat inikah seorang pangeran seperti Hwang Minhyun?

Jisoo masih dengan senyum tipisnya sedangkan Minhyun juga diam saja tak bergerak. Jisoo menunduk lalu dia melihat tangannya menggenggam tangan Wendy dengan erat.

Jisoo menunjuk genggaman tangan Minhyun dan Wendy, "Kamu bahkan hampir nggak pernah genggam tangan aku kaya kamu genggam tangan Wendy, Minhyun," lirih Jisoo lagi.

Yongguk dan Donghan mengepalkan kedua tangan mereka. Mereka sudah benar-benar kesal, nggak seharusnya perempuan sebaik dan sepengertian Jisoo menerima perlakuan seperti ini.

"Kamu nggak tau apa-apa. Mending kamu diem aja, Jisoo," desis Minhyun tajam.

Matanya menatap kedua mata Jisoo dengan pandangan tajam. Jisoo menghela nafas lalu menunduk.

"Iya maaf aku salah, Minhyun. Aku emang nggak tau apa-apa," ujar Jisoo lagi.

"Bagus kalo kamu ngaku salah. Sekarang pulang, nggak usah nginjakin kaki di sini lagi. Kamu suka bikin repot," balas Minhyun.








"WOY! BRENGSEK LO! BENER-BENER KELEWATAN LO JADI COWOK!!! DIA CEWEK LO, PERLAKUIN DIA DENGAN BAIK KEK!!! JANGAN SEENAKNYA LO JADI MANUSIA!!! BAJINGAN!!! LEPASIN GUE!!! GUE MAU NGEHAJAR MANUSIA BANGSAT KAYA HWANG MINHYUN!!! NGGAK PANTES LO DI SEBUT PANGERAN, BANGSAT!!!"

Donghan nyaris saja menyerang Minhyun saat itu juga kalau saja Taedong dan Hyunbin serta Yongguk nggak sigap nahan Yongguk, sudah di pastikan Minhyun bonyok.

"Tahan Han, tahan. Jangan main pukul anak orang aja," tahan Taedong yang sebenarnya juga dari tadi berusaha menahan emosinya.

Yongguk dan Hyunbin menatap Minhyun dengan pandangan tajam. Sedangkan Minhyun hanya menatap adik tingkatnya itu dengan pandangan datar.

"Kalian nggak usah ikut campur urusan orang lain. Wen, ayo pergi," ujar Minhyun dan langsung menarik tangan Wendy pergi dari sana,

Bahkan Minhyun sama sekali nggak pamitan sama Jisoo atau bahkan ngeluarin sepatah kata pun buat Jisoo. Perempuan itu hanya dilewatinya begitu saja. Hyunbin, Yongguk dan Taedong masih berusaha menahan Yongguk yang sudah benar-benar emosi.

Jisoo menunduk lalu tersenyum getir. Air matanya sudah menggenang di pelupuk matanya dan dadanya bergetar karena sakit. Benar-benar sakit.

Minhyun selalu seperti ini. Tapi ini yang paling parah.

Minhyun bilang kalau Jisoo merepotkan.

Jisoo memejamkan kedua matanya dan membiarkan air matanya jatuh melewati kedua pipinya lalu setelahnya dia kembali membuka matanya. Menarik nafas dalam lalu menghembuskannya lagi.

Di usapnya bekas jejak air mata yang ada di pipinya dan kembali tersenyum ceria.

"Hyunbin, Donghan, Taedong, Yongguk, aku baik-baik aja kok. Kita jadi nggak makan siang bareng?" Tanya Jisoo dengan nada biasa saja.

Ke-4 pemuda itu tertegun melihat betapa cepatnya Jisoo mengganti ekspresinya.

"Jadi. Ayo kak!"

Mereka berjalan meninggalkan fakultas teknik sambil bercanda dan tertawa. Tapi dalam benak ke-4 laki-laki itu mereka bertanya.

Kak, lo titisan malaikat ya?

***

A/N:

Saya yang bikin, kenapa saya yang nyesek : (

The Man Who Can't Be Moved 🍄 Minhyun-Jisoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang