[✿] Twenty

4.3K 605 43
                                        

Aku cuma harus belajar buat bernafas tanpa mu.

ㅡ ㅡ ㅡ

Note: Finally, this is a last chapter. Tidak sesuai keinginan dan maksa banget. Nggak sedih sama sekali, nggak ngena sama sekali. Karena pas bikin ini saya lagi pusing. Sekian. Tq

Buat versi OngNiel dari ini hehehe nanti saya pikirin lagi. Mendadak dilema, soalnya saya penulis yang selalu lurus tidak belok-belok ^____^

Minhyun berdiri di sudut jalan itu untuk kesekian kalinya. Mungkin sudah banyak orang yang mengenalnya disana. Mulai dari penjual koran, anak SMA yang sering lewat di jalan itu, manager café, pedagang yang berlalu lalang disana, bahkan polisi yang berjaga mengenalnya.

Going back to the corner
where I first saw you
Gonna camp in my sleeping bag
I'm not gonna move

Bagaimana bisa ia tidak di kenal kalau setiap setelah pulang kampus, dia akan berdiri di sana seperti orang bodoh. Berjam-jam tanpa melunturkan senyuman dan harapannya, walaupun pada akhirnya ia harus menelan kekecewaan teramat pedih.

Jisoo tidak akan pernah datang mau selama apapun Minhyun berdiri di sana.

Setelahnya ia akan pulang dengan berjalan kaki. Sejauh apapun itu tidak masalah, dia tau apa yang ia lakukan 1 tahun kebelakang ini tidak akan berarti apa-apa bahkan tidak bisa menyembuhkan semua luka di hati Jisoo yang telah ia torehkan begitu kejamnya.

Sejak kejadian Minhyun membawakan bekal untuk Jisoo, ia tidak pernah datang lagi untuk menggang Jisoo. Dia hanya berdiam di tempatnya dan mengamati Jisoo dari jauh. Jisoo semakin hari semakin cantik, dia tumbuh menjadi seorang perempuan dewasa yang pondasinya semakin kokoh.

Jisoo sudah tidak terlihat sedih lagi seperti dulu. Minhyun bisa bernafas lega karena Jisoo sudah kembali seperti dulu.

Kali ini aku percaya kamu bakalan dateng. Ya aku percaya kamu dateng, Jisoo.

Kata-kata itu yang selalu terucap batin dan hatinya. Minhyun selalu percaya Jisoo akan datang.

Got some words on cardboard
Got your picture in my hand
Saying, "If you see this girl can you tell her where I am"

Karena Minhyun tau, tanpa di beritahu pun Jisoo sudah hafal betul dimana ia bisa menemukan Hwang Minhyun nya.

Minhyun selalu di bilang pengemis dan gelandangan, karena hampir setiap hari ia duduk atau berdiri di sana. Sejak pukul 4 sore sampai 8 malam. Terus di sana tanpa peduli dengan orang lain. Yang jelas dia tidak akan berpindah sedikit pun.

Orang-orang banyak yang mengatainya gila, bahkan Hyunbin juga bilang dia gila. Zaman sekarang sudah ada ponsel, kenapa nggak menghubungi Jisoo lewat telepon dan minta bertemu di sudut jalan itu?

Minhyun nggak mau cara seperti itu. Dia mau dengan cara yang lain. Dia mau batinnya dan Jisoo terhubung. Lucu memang, tapi dia maunya gitu. Ya suka-suka dia lah!

Some try to hand me money
They don't understand
I'm not broke
I'm just a broken hearted man

Minhyun bukan pengangguran, bukan pengemis, bukan pengamen apalagi gelandangan. Dia punya rumah tapi dia sedang berusaha untuk membujuk rumah yang lain untuk pulang.

Minhyun cuma laki-laki patah hati dan itu belum sembuh dari setahun yang lalu.

Kenapa? Karena penyembuhnya belum mau pulang ke dekapannya.

The Man Who Can't Be Moved 🍄 Minhyun-Jisoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang