BAB 4

14.8K 851 13
                                    

Sekarang Naruto dan Hinata sedang berada diranjang milik Naruto. Terlihat mereka berbaring bersebelahan. Kepala Naruto bersebelahan dengan sepasang kaki Hinata begitu juga sebaliknya. Dari ekspresinya Naruto begitu marah. Dan Hinata sepertinya sedang hah?  Gadis itu tertidur pulas.

Naruto yang melihat Hinata enak-enakan tidur setelah membuat masalah tidak terima dan mencubit kaki mulus milik gadis itu.

Hinata terlonjak kaget dan otomatis menendang wajah tampan Naruto. Sangat keras hingga membuat Naruto mendongak. Salahkan saja Naruto karena berada didekat kaki Hinata.

"Aw! apa yang kau lakukan?!"Marah sekaligus teriak Naruto.

"Kau sendiri sedang apa?! Aku ngantuk tahu!" Balas Hinata sengit.

Naruto menghela nafas. Kenapa bersama gadis ini selalu membuatnya emosi. Naruto yang dingin selalu mencair saat bersama Hinata.

"Lihat yang kau perbuat! Bsok aku harus syuting! Gara-gara kau! aku bisa di cap tidak profesional" Maki Naruto pada Hinata.

Perasaan Hinata mendadak jengkel.karena selain mengantuk dari tadi Naruto hanya bisa marah- marah saja.

"Salahmu sendiri karena membuatku marah dan ingin balas dendam. Huh profesional apanya? Kerjamu kan Hanya membolongi setiap selakangan wanita!" Balas Hinata tidak mau disalahkan.

Naruto sempat menganga mendengar ucapan Hinata.

Apa tadi katanya membolongi?.

"Kau kira aku paku hah? Apa maksudmu membolongi?!" Naruto mulai mendebat Hinata.

Hinata yang sudah lelah dan sangat mengantuk bahkan tidak lagi bisa memfungsikan filter mulutnya.

"Penis_mu yang seperti paku itu selalu menancap ke setiap selakangan wanita. Kau itu tak lebih dari wadah dari paku besar berurat yang cabul! Kalau kau tidak tampan juga pasti kau tidak laku!" Balas Hinata sambil menguap diakhir kalimatnya.

"A.Ap..Apa katamu?"

Naruto shock atas perkataan Hinata yang sungguh diluar ekspetasinya. Dia kira Hinata adalah gadis polos. Ternyata dia gadis liar. "Sudah batalkan saja syutingmu itu! Bsok kita cari ahli kunci. Aku sudah mengantuk. Lagi pula kerjaanmu kan hanya mencabuli wanita saja. Jadi libur sehari tak akan membuat penismu kering!".

Semakin tak terfilterlah kata-kata Hinata. Sepertinya hinata melupakan sesuatu. Dia tidak ingat lelaki yang kini dia hina habis-habisan pernah di lamarnya di kedai Ramen.

Naruto terus mengomeli Hinata yang mengatainya wadah paku dan tukang mencabuli. Hey dia memang aktor JAV yang dituntut cabul setiap saat. Tapi dia juga tidak murahan yang menerima setiap wanita yang akan dicabulinya. Naruto yang merasa tak ada tanggapan dari Hinata akhirnya melihat ke bawah disamping kakinya. Perempatan imajiner muncul begitu saja. Ternyata Naruto dari tadi mengomel sendirian.

'dasar gadis gila'.

***

Pagi yang cerah sangat berbanding terbalik dengan kedua orang yang duduk disofa. Sepintas tidak ada yang aneh tapi geser kamera kebawah sedikit. Tepatnya ke kaki kiri sang gadis dan tangan kana sang pria. Ada sebuah borgol yang bertengger memenjarakan kaki dan tangan keduanya. Mereka bingung akan sesuatu.

Hingga akhirnya Naruto berdiri dan sontak saja membuat Hinata terjatuh kebawah karena kakinya terangkat. "Jangan Naruto!" Teriak Hinata panik. Naruto tidak mendengarkan Hinata dia sudah tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Dia berjalan tergesa-gesa sambil menyeret Hinata bagai kain pel. Sesampainya ditempat yang dituju dia segera membuka resleting celananya. "Kyaaaaa..kau menodai mataku! " teriak Hinata tidak terima.

HAIYU NO HENTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang