BAB 18

11.2K 544 35
                                    

7 bulan 23 hari setelahnya..

Tampak seorang wanita bersurai indigo sedang berkutat dengan sepasukan hijau sayuran, sepotong daging hasil mutilasi sapi, seperangkat wajan dan juga panci beserta para pengikutnya.

Wanita yang sedang hamil besar itu ingin memasakkan sup daging untuk sang suami yang sekarang sedang melakukan ritual pembersihan diri, uhm mandi maksudnya.

Saat sedang mencicipi rasa masakannya yang akan segera matang, wanita itu menghentikan kegiatannya karena merasakan sepasang tangan kekar memeluknya dari belakang.

"Astaga! Kau membuatku kaget sayang" Kata wanita itu pada si pemeluk yang tak lain adalah suaminya sendiri.

"Kau memasak apa?"

Perkataan sang istri malah dijawab dengan sebuah pertanyaan oleh sang suami. "Sup daging sapi!". Jawab sang istri sedikit kesal karena sang suami mengagetkannya dan tidak meminta maaf, Sementara sang suami hanya terkekeh geli.

*

*

*

Sarapan berlangsung hangat dengan dibumbui beberapa obrolan ringan yang mereka lakukan.

"Hime kau serius ingin ke Konoha? Kau tahu kan sebentar lagi kau akan melahirkan?". Tanya Naruto pada Hinata.

"Memang apa Hubungannya?". Jawab Hinata innocent. Naruto hanya menggeleng pasrah atas sikap istrinya ini. Dia sudah hafal betul apa yang akan terjadi jika sang istri sudah memasang wajah seperti itu atas pertanyaanya. Makan pagi pun berlanjut, Tanpa adanya niatan Naruto kembali mendebat sang istri. Bisa-bisa dia ditinggal lagi seperti dulu. Hii memikirkannya saja membuat takut.

Saat Naruto sedang memasukkan barang bawaannya ke bagasi mobil tiba-tiba dia mendengar sang istri merintih kesakitan. Dengan panik dia menghampiri sang istri. Saat dia masuk dia menemukan wanitanya sedang bersandar di tembok dan memegangi perut super besarnya itu. Dan apa itu? Dia melihat cairan kekuningan keluar dari selakangan sang istri.

"Hime? Kau pipis ya?" Tanya Naruto dengan bodohnya.

Mendengar hal itu perempatan imajiner langsung memenuhi jidat mulus Hinata.

"Aku mau melahirkan tahu! Kau bodoh ya? Ya tuhan, kenapa aku punya suami bodoh seperti ini, bisakah aku menukarnya saja dengan sebungkus ramen". Rancau Hinata disela-sela kesakitannya.

Naruto mendadak merasa otaknya kosong. dia tidak salah dengarkan, Sepertinya tidak. Dan demi tuhan Naruto sadarlah dari kebodohanmu, Lihat istrimu mau melahirkan.

Dengan segera Naruto berlari ke kamar dan mengambil tas yang berisi perlengkapan bayi yang sudah jauh-jauh hari dipersiapkan sang istri.

Dengan tergesa dia masukkan tas super besar yang entah apa isinya itu kedalam mobil. Dan dengan secepat kilat menancapkan gas menuju rumah sakit. Meninggalkan sesuatu yang menjadi alasan kenapa dia harus ke rumah sakit.

Hinata hanya cengo melihat sang suami pergi dengan mobilnya. Dia hanya mengelus dada. "Sabar ya nak, Salahkan saja ibu yang memilih lelaki bodoh menjadi ayah kalian". Elus Hinata pada perutnya yang keram.

Kenapa kalian, karena Hinata sekarang sedang mengandung anak kembar tiga. Awalnya dia kaget, tentu saja, Kembar dua saja jarang apalagi tiga, tapi dia bersyukur. Dan apa Naruto tahu dia akan menjadi ayah dari tiga orang bayi, Jawabannya adalah tidak. Karena entah kenapa Naruto selalu bodoh jika menyangkut istri dan calon anaknya.

Hinata selalu memberi tahu Naruto tapi entah kenapa Naruto selalu gagal faham akan maksudnya.

Hinata mengambil ponsel di saku dress hamil yang dia kenakan guna menghubungi suami bodohnya. Suami yang se-enak jidatnya meninggalkan dirinya bersandar ditembok dengan keadaan menahan ngilu diperutnya. Entah kenapa Hinata dulu sudi menikahinya.

HAIYU NO HENTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang