Pagi ini di desa Konoha mendadak para petani mogok bekerja. Mereka lebih memilih melihat pemandangan yang menurut mereka indah. Lebih indah dari hijaunya sawah mereka.
Terlihat para warga sudah bekerumun. Mereka semua mengerumuni sesosok lelaki ikemen berambut pirang. Dikerumunan itu juga tersedia tiga mobil ambulance yang bersiaga membawa para warga yang tiba-tiba pingsan karena kehabisan darah. Salahkan pesona ikemen milik sang konglomerat Namikaze.
Terlihat Naruto begitu patuh mengikuti intruksi calon mertuanya tentang bagaimana cara mencangkul yang baik dan benar. Wajah Naruto tetap datar dan cool. Walau sebenarnya didalam hatinya sudah menggerutu tidak karuan.
'Demi apa aku harus mencangkul seperti ini! Kalau tidak demi Hime aku tidak akan melakukan ini semua. Aku adalah calon CEO bukan petani. Aku lebih suka mencangkul putrimu Tou-sama!!".Batin Naruto terus meneriaki Hiashi.
"Hanya segini kemampuanmu?! Kalau kau lembek begini cucuku tidak akan cepat lahir kedunia!"
Perkataan frontal Hiashi mengundang rona merah pada wajah semua orang. Naruto juga merona tapi rona itu adalah rona kesal karena diremehkan oleh calon ayah mertuanya. Sabar Naruto kau harus mengalah. "Jangan remehkan Naruto-kun Tou-sama!". Seru Hinata menyemangati. Naruto yang mendengarnya terharu. Ternyata calon istrinya membela harga dirinya.
"Naruto-kun itu hebat dalam hal menghamili tau! Dia bisa menghamiliku dalam sekali tembak jika dia mau!" Tambah Hinata menggebu-gebu. Oh tidak tahukah kau Hinata. Perkataanmu membuat tiga mobil ambulance yang terpakir langsung terisi penuh dan meninggalkan TKP.
Naruto memandang cengo pada calon istrinya. Hinata membelanya kan? Tapi kenapa di telinganya terdengar bahwa itu juga ejekan? Bibir Naruto ingin melayangkan protes karena merasa direndahkan oleh calon mertua dan calon istrinya. Namun melihat tatapan Hiashi niat itu hilang begitu saja.
'Rencana B' batin Naruto menyeringai.
Suasana tiba-tiba hening, hanya terdengar suara rumput yang bergoyang. Naruto menegakkan badannya yang basah oleh keringat. Para penduduk serempak berkata "WOOOOWWW.." sambil memegang hidung mereka masing-masing.
"Akan aku buat Hinata melahirkan setiap tahun. Dan aku tidak akan menarik kata-kata ku ini". Naruto berkata dengan wajah yang sekeren mungkin. Tak lupa tangan yang mengepal di udara. Melihat aksinya menarik seluruh atensi disana, Naruto pun menambahkan kata pamungkasnya. "Karena ini jalan Ninjaku!". Dengan itu Naruto sukses menumbangkan banyak korban. Dasar mesum.
***
Setelah ujian hari pertama terbilang kurang sukses karena banyak menumbangkan korban jiwa, Sekarang keluarga Hyuuga dan sang pewaris Hokage Group sedang makan malam bersama.
"Jadi nak Naruto sekarang Hidup sendiri?".
Pertanyaan dari Hiashi membuat suasana menjadi sendu. Pancaran mata Naruto langsung meredup dengan senyum miris terlukis pilu dibibirnya. Hinata yang melihat itu langsung menggenggam tangan Naruto. Naruto juga membalas genggaman Hinata.
"Anda benar Tou-sama, Orang tua saya meninggal waktu saya berumur sebelas tahun. Kemuadian saya diasuh kakek dari pihak ayah. Tapi kakek juga ikut meninggalkan saya beberapa tahun yang lalu". Jelas Naruto panjang lebar. Tangannya menggenggam tangan mungil disampingnya semakin erat. Sepasang Roh yang menyaksikannya juga merasakan kesakitan dari perkataan Naruto.
"Tak apa, sekarang kau punya kami sebagai keluargamu. Bukankah kau juga akan menjadi putra kami sebentar lagi,Ya kan?"
Perkataan Hikari diberi anggukan oleh semua kepala bermarga Hyuuga. Roh Kushina berguman maaf berkali-kali didada sang suaminya sambil terisak pilu.

KAMU SEDANG MEMBACA
HAIYU NO HENTAI
FanfikceSeorang perempuan aneh menghampiriku mengatakan ingin aku menjadi suaminya. Aku rasa dia sudah gila. Dia terus mengikuti ku seperti lalat. Hingga sedikit demi sedikit dia menghancurkan sifat dinginku dan membuatku mencintai dirinya. Disclaimer : M.K...