Lautan api merah terus di semburkan oleh sang naga. Tekanan dari dua suhu yang berbeda mengakibatkan hembusan angin panas yang begitu dasyat menerpaku. Aku memincingkan mata untuk menghindari dari debu atau benda asing yang berterbangan ke arahku.
Selain aku yang terpaku di tempat, para prajurit yang awalnya menyerang dan menghindar kini ikut terdiam melihat fenomena mengerikan ini dengan mata membelalak dan mulut menganga.
Setelah beberapa lama, akhirnya sang naga menghentikan semburan nafas apinya. Menyisakan padang api membara yang menghanguskan daerah di sekitarnya.
Namun yang membuat ku tak habis pikir dari peristiwa itu, nampak kesatria wanita yang sebelumnya telah di lahap oleh kobaran api kini hanya diam di tempat seakan tak terjadi apa-apa.
Tidak ! Saat Aku perhatikan kembali, kesatria wanita itu ternyata mengalami luka serius di sepanjang lengan kanan dan sebagian wajah juga beberapa anggota badan lainnya. Dia terlihat sangat lemah dan nafasnya tak terkendali hingga jatuh berlutut. Sedangkan pedang yang sebelumnya ia gunakan hanya jatuh tergeletak di atas tanah di depannya yang telah meleleh.
Leg Armor tangan kananya juga telah lebur karena panasnya api, meninggalkan luka bakar berwarna hitam legam yang sangat parah. Kesatria wanita itu tak bisa melanjutkan pertarungannya, dia hanya diam berlutut seraya memandang Sang naga dengan napas yang tak teratur dan lemah. Memasang wajah getir yang tak tertahankan.
Sebaliknya dari yang dirasakan kesatria itu, sang Naga malah terlihat sperti menyeringai sembari menunjukkan taringnya yang besar dan hendak menyerang kembali.
Namun apa daya, wanita berpakaian pria itu tidak dapat bertindak lagi dengan luka yang separah itu.
Para prajurit di sekitarnya hanya diam gemetaran karena takut akan teror, pasrah pada takdir dan keadaan buruk yang akan menimpa mereka. Kecuali satu orang wanita yang berseragam sama dengan kesatria wanita, dia berteriak dan berlari hendak menolong kesatria wanita itu.
Namun, sayangnya jarak yang memisahkan mereka berdua terlalu jauh sehingga tak memungkinkan baginya untuk dapat menolongnya tepat waktu.
Sadar jika nyawa kesatria wanita itu terancam, terdorong niat dalam benak ku untuk menyelamatkannya secepat dan semampu yang dapat ku perbuat.
"Ini buruk ! Aku harus menolongnya ! "
Aku mengumpulkan semua keberanian dan membuang semua rasa takut serta keraguanku dan memutuskan untuk langsung maju ke arah wanita kesatria itu.
Aku tahu bahwa ini adalah tindakan yang bodoh. Namun aku tetap melesat dengan penuh kepercayaan diri, berlari secepat yang aku bisa sembari memperkuat tubuhku dengan sihir dalam sekali hentakan, di ikuti hembusan angin saat aku meninggalkan tempat di mana aku sebelumnya berdiri.
Jarakku dengan kesatria wanita itu cukup jauh, sekitar 500 meter dari tempatku berada. Secara logika, aku tak akan sampai di sana tepat sebelum kesatria wanita itu terkena serangan ke dua dari sang Naga. Tapi aku segera menyingkirkan pemikiran tersebut di kepalaku.
Ini adalah dunia fantasi yang di dasarkan pada pedang dan sihir. Tidak ada yang tidak mungkin di sini dan Aku tahu itu.
Lalu, tanpa kusadari aku ternyata sudah berdiri tegak tepat di depan kesatria wanita itu yang terkejut akan kehadiran ku yang tiba-tiba. Untuk sementara aku akan mengacuhkannya dan mulai mengulurkan kedua tanganku ke atas.
Aku harap ini akan berhasil !
Sang naga yang tidak mengetahui keberadaan ku menjatuhkan tangan bersisiknya dengan cepat. Namun, tangan raksasanya hanya mangambang tepat di atas telapak tangan ku di ikuti suara dentuman keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroes From Another World 「Vol.1」
Fantasy#4 in Hero [19/06/2018] #6 in Isekai [30/06/2018] Dunia terhenti, jam keputusasaan mulai berdentang..... Haku Verian tiba-tiba di kejutkan oleh dunia yang terhenti saat Ia berada di dalam kereta. Kebingungan terus menyusup ke dalam pikirannya, lalu...