Di dalam aula yang luas, sebuah baner raksasa berlambang Kerajaan Segharia terpasang di setiap sudut dinding yang di selingi oleh baner hitam bergambar lingkaran dan bintang dengan motif tertentu.
Langit-langit yang menjulang tinggi sejauh kau memandang dan lampu gantung besar dengan dekorasi lampu lilin menggantung di tengah.
Setiap tiang pancang yang berjumlah tujuh memiliki bentuk berupa pahatan patung menggambarkan dari tujuh dewa agung.
Ruangan ini adalah tempat dimana biasa para dewan bintang melakukan pertemuan.
Di ruangan itu, lima orang sedang berdiri di tempatnya mengitari sebuah bola cahaya keemasan yang terus berputar tanpa ada yang tahu kapan benda itu berhenti.
Walau sesungguhnya, jumlah anggota yang hadir seharusnya adalah tujuh orang. Namun dua di antaranya sedang berhalangan dengan alasan tertentu sehingga tidak dapat hadir disini dan menyisakan lima orang lainnya.
Salah satu di antara yang hadir pada pertemuan ini adalah seorang gadis yang memiliki usia paling muda.
Dia adalah Lily Verinciela.
Lantaran darah keluarga yang mengalir di urat nadinya, dia mau tidak mau harus mengemban tanggung jawab berat di usianya yang masih belia demi memenuhi kursi kosong yang di tinggalkan oleh ayahnya dulu.
Selama dia menjadi anggota dewan bintang, dia mulai belajar bagaimana cara orang dewasa berpikir dan menyelesaikan sebuah permasalahan. Bisa di bilang, dia telah menjadi dewasa sebelum waktunya dalam arti lain.
Lily memperhatikan sekelilingnya.
Berapalamapun dia telah menjabat sebagai dewan bintang, dia tidak pernah terbiasa akan suasana ruangan ini yang seperti gereja suci saat pembaptisan.
Dalam benaknya ia ingin sekali segera beranjak dari tempatnya berdiri. Namun di karenakan kewajibannya saat ini, mau tidak mau ia harus tetap hadir di pertemuan ini.
"Baik, kita mulai pertemuan kita kali ini. Pertama soal semakin banyaknya laporan tentang kemunculan para demon dan juga monster yang semakin agresif belakangan ini. Kasus terakhir adalah laporan tentang kemunculan demon-beast di sekitar area hutan larangan dan hutan amberus. Ini adalah kasus yang kesekian kalinya aku dengar. Terlebih lagi pada kasus yang terjadi di dekat kota perdagangan Rine, ku dengar kalau Nona Verinciela ada di sana bukan? Bisakah anda jelaskan bagaimana seluruh kejadiannya terlepas dari laporan yang anda buat?"
Pria tua itu menatap lekat-lekat ke arah Lily.
Dia adalah Episode Mein Baranic.
Walau kerutan di wajahnya mulai bermunculan, sorot matanya masih menunjukkan keteguhan dan kharisma yang memancar.
Pria tua itu- Episode adalah seorang uskup sekaligus kesatria suci di masa mudanya dulu. Meski masa kejayaannya sudah meninggalkannya sejak lama, tapi semangatnya seperti tak pernah pudar.
"Ya, memang benar sesuai laporan yang saya buat, saya berada di sana. Saat itu saya tidak hanya berhadapan dengan demon-beast yang berjumlah sekita enam ekor. Di sana juga ada seorang dengan jubah hitam dan mata merah, wajahnya hitam legam. Walau dia mengenakan tudung, tidak seharusnya wajahnya benar-benar hitam karena bayangan kecuali itu adalah benda sihir karena saat itu adalah siang hari. Saya'pun juga sempat berhadapan dengannya untuk sesaat, namun kemampuannya jauh di luar kemampuanku saat itu yang sekaligus menghadapi demon-beast. Saat aku hampir terpojokkan, dia langsung menghilang tanpa sepatah katapun di sampaikan."
Usai ucapannya, suasana masih tetap sunyi sepert sebelumnya. Namun kali ini ada suasana yang berbeda dengan sebelumnya.
Untuk Lily sendiri, dia sudah tahu kalau suasana yang seperti ini akan terjadi. Jadi dia masih tetap bersikap tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroes From Another World 「Vol.1」
Fantasi#4 in Hero [19/06/2018] #6 in Isekai [30/06/2018] Dunia terhenti, jam keputusasaan mulai berdentang..... Haku Verian tiba-tiba di kejutkan oleh dunia yang terhenti saat Ia berada di dalam kereta. Kebingungan terus menyusup ke dalam pikirannya, lalu...