Chapter 12 - Konflik I

1.3K 129 6
                                    

Cahaya putih perlahan memudar di gantikan dengan pandangan berkunang-kunang. Meskipun penglihatan ku masih belum benar-benar jelas, tapi Aku berusaha bangkit dari berlutut Ku seraya memijat-mijat kening, berharap dapat meredakan rasa pening di kepala.

Aku membuang pandangan Ku ke sekeliling guna mencari tahu keberadaan ku sekarang ini. Namun apa yang aku lihat saat ini hanyalah bebatuan, tanah, dan suatu benda mirip seperti kristal biru yang menyala redup di beberapa sisi, beberapa menggantung di langit-langit pula.

Walaupun belum tahu dimana tempat Aku berada saat ini, hal yang dapat di simpulkan atas apa yang ku lihat adalah Aku berada di sebuah lorong mirip tempat penambanganan.

Tidak ! Ini memang seharusnya lokasi penambangan, atau lebih tepatnya lorong bawah tanah.

Namun kenapa aku bisa sampai di sini ? Kalau tidak salah Tasya mengatakan teleportasi ? Eh, di mana Tasya ?

Sekali lagi Aku menolehkan pandangan ku kesekeliling, bedanya saat ini aku sedang mencari keberadaan Tasya. Saat aku berbalik, ternyata Tasya sedang berdiri mematung dan terlihat sangat bingung dengan tatapan matanya penuh selidik.

Aku berjalan mendekati Tasya meskipun sedikit sempoyongan. Saat aku di teleportasikan ke tempat tidak di ketahui ini- sesudah cahaya putih membutakan mata, entah mengapa tubuhkan serasa sangat ringan.

Sensasinya sama seperti kamu menaiki roler coster dengan durasi cukup lama. Untungnya aku bisa menahan dan perlahan hilang juga rasanya.

"Dimana kita Nona Danelion ?."

"Entahlah ... Hanya saja ini mirip seperti labirin bawah tanah, aku pernah mengunjungi tempat yang hampir sama seperti ini saat berada di hutan Retrus dekat ibu kota, tempatnya sangat mirip seperti ini kalau tidak salah."

"Lalu kita harus bagaimana sekarang ?."

"Kalau kita mau berusaha, kita bisa memulai dengan menjelajahi tempat ini. Mungkin saja jika kita beruntung, kita dapat menemukan jalan keluarnya ?."

"Kalau kita beruntung ya ?."

Mustahil kita dapat keluar dari sini dengan mudah. Pastinya jika ini tempat persembunyian Soul Eater, maka akan sulit keluar dari sini jika kita tak memiliki petunjuk.

Mari Aku lihat dimana lokasi ku melalui sihir eksplorasi kembali.

Dari gambaran yang muncul, tempat ini di namai "Labirin Berlapis", sama seperti dengan namanya, labirin ini memiliki jalan yang bercabang di setiap ujungnya, dan sepertinya labirin ini memiliki tingkatan yang berbeda.

Entah bagaimana caranya, pemindahan yang terjadi sebelumnya sepertinya telah membawa Aku dan Tasya sampai pada lapisan ke tujuh dari sepuluh lantai labirin ini.

Dan lalu, seperti yang di harapkan dari sebuah lokasi yang tak di ketahui, mahluk berbahaya banyak tinggal di sini sebagaimana titik merah yang bertebaran pada peta. Salah satunya tak jauh dari tempatku berada.

Tapi paling tidak Aku sudah menyadari betapa berbahayanya tempat ini sehingga dapat berwaspada.

"Hei, apakah kau melamun ? Jika kau sering melamun umurmu tidak akan panjang lho di dunia ini."

"Jangan ngawur, aku bukanya melamun, aku sedang mencari informasi tempat ini."

"Hah ? Jika manusia bisa mencari informasi hanya dengan berdiam diri, pasti tidak akan ada yang mati dengan mudah karena kurangnya informasi bodoh !."

"Jangan panggil aku bodoh !. Cih, terserah kau saja."

Dengan rasa kesal yang ada, aku melangkahkan kakiku pergi menelusuri jalan sesuai yang ada pada peta dan tak mempedulikan Tasya yang cerewet itu di belakang.

"Hei kau mau kemana ? Jangan asal pergi kalau tak tahu jalan, kau bisa mati lho."

Meskipun berkata demikian, Tasya tetap mengikutiku kemana Aku pergi. Mendengar kalimatnya tidak sesuai dengan ucapannya, itu membuatku kesal.

"Masa bodoh jika aku mati. Oleh karena itu jangan ikuti aku kalau kau tak ingin mati !."

"Bukannya aku tak ingin mati, tapi kasian jika kau pergi sendirian. Jika tidak ada Aku, mana mungkin kau bisa selamat seorang di- kya !."

Sebelum Tasya menyelesaikan ucapannya, aku sudah terlanjur memberikan chop pada kepalanya karena kesal sehingga dia tak bisa melanjutkan ucapannya.

"Kenapa kau memukulku ?!."

"Biar ku perjelas ya ! Aku bisa mengurus diriku ini sendiri jadi jangan sok bisa mengurus diriku. Kalau kau memang ingin ikut dengan ku, maka biskah kau diam dan jaga mulutmu itu ?!."

"Hei, aku ini lebih tua dari mu, jadi kau harus menghormati diriku ini. Apakah di daerah mu tidak ada yang mamanya menghormati orang yang lebih tua. Hah~ rakyat jelata memang tidak punya sopan santun ya ? Dan juga, jangan mentang-mentang kau bisa mengalahkan naga tingkat C, kau pikir bisa bertahan hidup sendirian !."

"Aku tak ingin menghormati orang yang lebih tua dariku jika orang itu memiliki sifat sepertimu, dan juga aku bisa hidup sendirian meskipun aku tidak membunuh naga kelas C itu atau jika tidak bersamamu ! Kau pikir aku hanya bisa bergantung padamu hah ?."

Aku yang tidak bisa menahan emosiku langsung menembaknya dengan kalimat penuh kekasalan kepada Tasya. Entah karena apa pada akhirnya Ia juga mulai kesal kepada ku juga.

Ini ibarat menyulut api pada minyak san pada akhirnya kami berkelahi secara verbal. Meskipun aku sendiri masih tidak tahu siapa yang minyak dan siapa yang api.

Karena Tasya yang mulai tidak menyukai ku begitu pula Aku, akhirnya perkelahian kami telah sampai pada puncaknya.

"Ba-baiklah, kalau itu mau mu, maka pergilah ! Aku tidak akan ada untuk melindungimu, kalau kau ada masalah, jangan panggil dan meminta tolong padaku. Ingat itu !."

Dengan tergesa-gesa, Tasya berbalik dan langsung pergi menjauhiku tanpa ada niatan untuk menoleh kebelakang.

"Mana mungkin aku meminta tolong padamu !."

Aku pun akhirnya juga melanjutkan perjalanan ku untuk keluar dari sini.

Dengan begini, tujuan kita yang awalnya untuk menemukan Soul Eater telah terpecah pada jalannya masing-masing, yaitu mencari jalan keluar hanya karena keegoisan masing-masing. Memang benar, aku ini orang yang egois... dalam arti lain.

Meskipun aku ragu atas keputusanku ini, tapi aku sudah terlanjur kesal terhadapnya. Lagipula siapa yang tidak kesal bila seseorang diremehkan dengan mudah, apalagi oleh seorang perempuan ?.

Harga diri ku sebagai laki-laki menolak dengan keras !.

"Hei, kau melewati jalan yang salah." Ucapku acuh.

"Kau pikir aku tak tahu jalan keluar apa ? Kau yang salah arah !."

"Terserah ...."

Dan kami pun benar-benar berjalan pada jalannya masing-masing. Entah apa yang akan terjadi biarlah Tasya urus sendiri. Toh, dia adalah party master Dragon Slayer Aliance.

To Be Continued ....

Thank's for Readings ^^

Heroes From Another World 「Vol.1」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang