Tak terasa waktu telah berlalu dengan cepat.
Matahari yang sebelumnya terlihat cerah kini telah di gantikan oleh kelambu malam.
Di dalam sebuah Kafe Rose, aku sedang terduduk santai sembari menyeruput secangkir teh hangat di temani kak Wiz yang juga sedang menikmati segelas cocktail.
Di sisi lain, kak Miya sedang terduduk manis sembari mengobrol bersama Nina dan Tasya.
Jika kalian bertanya di mana Barld-san berada, seperti biasa dia sedang tertidur pulas di seberang tempat di mana dia biasa menikmati alkoholnya.
Mungkin karena terlalu mabuk, dia tertidur dengan pulasnya seakan melupakan tujuan kami berkumpul di sini.
Sesuai dengan rencana yang kami buat siang hari sebelumnya, kami sedang menunggu klien yang juga teman kak Miya untuk datang ke sini.
Karena aku tidak suka menunggu, waktu seakan berputar sedikit lebih lama ketimbang biasanya.
Klien yang di tunggu tak muncul juga, padahal waktu yang di janjikan sudah lewat cukup lama.
Untungnya saja kak Wiz selalu mengajak ku berbincang untuk mengisi waktu luang sehingga aku tidak merasa bosan.
Kak Wiz adalah orang yang humoris dan bebas. Menurutku dia adalah contoh seorang petualang yang sesungguhnya.
Dalam kelompok ini, dia bertugas sebagai mata dan telinga.
Tak heran jika dia sangat peka terhadap sekitarnya. Bahkan dia tahu apa yang harus dia lakukan jika dalam kondisi pelik dan langsung mampu mengambil peran seharusnya.
Ma, dia tahu apa yang harus di lakukan dan apa yang tidak. Itulah kenapa dia terlihat sungguh dewasa di mata ku.
Dia adalah orang yang pertama kali membua ku kagum sejak berada di dunia ini.
Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya seseorang memasuki kafe ini dengan memakai jubah bertudung dan langsung duduk dua bangku di sebelahku tanpa berkata sedikitpun.
Semua mata tertuju padanya kecuali Barld yang sedang tertidur pulas.
Ia melepas tudung dan penutup yang di kenakannya secara bersamaan.
Rambut berwarna perak menyembul keluar saat ia menguraikan dengan jari jemarinya yang ramping. Di sela-sela rambutnya, kuping berbentuk runcing pendek mengintip di antaranya.
Dia memiliki paras yang cantik dan mata bulat tajam juga bulu mata yang panjang.
Untuk sesaat napas ku tertahan saat memandangnya.
"Maafkan Aku yang terlambat. Lama tak berjumpa Wiz.
Wiz hanya melambaikan tanganya sebagai jawaban.
"Nah, ini adalah rekan ku dulu. Namanya ada Nia Pito Lioniven. Dia adalah klien kita mulai dari sekarang."
"Salam kenal. Apakah mereka rekan-rekan mu yang sekarang Miya ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroes From Another World 「Vol.1」
Fantasy#4 in Hero [19/06/2018] #6 in Isekai [30/06/2018] Dunia terhenti, jam keputusasaan mulai berdentang..... Haku Verian tiba-tiba di kejutkan oleh dunia yang terhenti saat Ia berada di dalam kereta. Kebingungan terus menyusup ke dalam pikirannya, lalu...