I can't forget them You don't leave But you tell me with your eyes what you need Do you think that I don't know what it means?
All the things you hide for me I accept them But I need you next to me
If I can't hold you now Keep thinking that you might not come around I have no words, I have no words to say
**
Deverra
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gue pikir dengan menghargai semua cewek di dunia ini, gue bisa mengerti kalau mereka punya sesuatu dalam diri mereka yang membuat keberadaan mereka terlihat istimewa.
Cewek itu biasanya pemalu.
Semacam kodrat, cowok yang seharusnya bisa melindungi cewek, cowok yang seharusnya ngejar cewek duluan, cowok yang seharusnya bisa membuat cewek merasa nyaman.
Tapi ketika gue bertemu dengan dia... Dokter bernama Karina Maladivas Nota, gue merasa kodrat seperti itu bukan lagi hal istimewa.
Karena ternyata, dari sekian banyak cewek yang gue temui selama gue hidup, mereka semua sama.
Mereka mencari seorang cowok untuk bisa melindungi mereka. Mereka menunggu seorang cowok untuk mengejar mereka terlebih dahulu. Mereka membutuhkan seorang cowok untuk bisa membuat mereka nyaman.
Bahkan seorang Claire Paveitria juga sama.
Dia membuat gue melindunginya
Dia membuat gue mengejar dia
Dia membuat gue belajar untuk membuatnya nyaman.
Meskipun pada akhirnya ada cowok yang jauh lebih berhasil dari gue.
Tapi ternyata yang istimewa bukan kebanyakan cewek itu.
Yang istimewa justru dia... Cewek yang barusan menaruh tangannya di kerah kemeja gue dan merapikannya dengan senyum penuh arti yang sulit gue telaah.
Karina Maladivas Nota seakan membalikkan semua kodrat itu menjadi 180 derajat.
Ketika gue berpikir hanya cowok yang diberi talenta untuk bermain dengan perasaan perempuan dan membuat mereka jatuh, Divas justru datang dengan talenta itu.
Ketika gue pikir seharusnya jantung dia yang berdegup kencang dengan gestur dan pribadi gue, dia justru membalikkan keadaan dan membuat jantung gue berdegup ratusan kali lipat lebih cepat darinya.
Divas tau cara mempermainkan gue, dan gue hampir merasa kalah.
Meskipun seenggaknya gue tetap mencoba untuk ikut bermain dengannya, gue tetap merasa kalah.
