If the heart is always searching Can you ever find a home I've been looking for that someone I'll never make it on my own Dreams can't take the place of loving you There's gotta be a million reasons why it's trueWhen you look me in the eyes And tell me that you love me Every thing's alright When you're right here by my side When you look me in the eyes I catch a glimpse of heaven I find my paradise When you look me in the eyes
**
Divas
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Meskipun Kak Kio suka banget ngebut-ngebutan sama temen-temennya semasa SMA dulu, setiap pergi dengan gue pakai mobilnya, Kak Kio gak pernah jalanin mobilnya lebih dari 120 km/h. Gue suka protes terlebih ketika dia pernah ajak gue pergi ke Puncak untuk main Paragliding di pagi-pagi buta waktu itu.
Hari Sabtu dan biasanya gue akan bangun lebih siang dari biasanya krena terlalu dengan aktivitas gue selama di sekolah dari Senin sampai Jumat. Tapi pagi itu -sekitar jam setengah 5 pagi, seseorang menggedor-gedor pintu kamar gue dengan keras sambil teriak, "VAAAS DIVAAAAS. BANGUUUUN! MANDI! CEPETAN!"
Iya sih, kalau di rumah Kak Kio suka teriak-teriak kayak anak kecil -beda banget sama di sekolah karena biasanya dia teriak di sekolah demi kepentingan ribut sama anak kelas lain atau tawuran, tapi di rumah... Dia selalu teriak karena hal-hal gak penting seperti keripiknya yang habis dimakan gue, odolnya abis waktu dia lagi mandi, atau piloksnya yang gak sengaja gue pake buat prakarya sekolah. Padahal gue yang adik, dia yang kakak. Tapi ada masa dimana gue merasa kita kebalikan karena kakak gue emang semanja dan sekanak-kanakan itu kalau di rumah.
"Duuuh. Kenapa sih kak? Ini masih subuh..," jawab gue dengan malas ketika membuka pintu. Rambut gue berantakan, mata gue masih belum terbuka sepenuhnya ketika Kak Kio menarik tangan gue dengan tergesa-gesa kayak orang panik. Dia gak pake baju, kayaknya abis mandi karena wangi sabunnya tercium banget, rambutnya juga basah karena habis keramas.
"Ih! Cepetan mandi! Bangun dooong, Divaaaas," gue menepok-nepok pipi gue dengan kedua tangan sampai gue bener-bener sadar. "Mandi yah! Pake baju yang biasa aja gitu, gak usah cantik-cantik. Celana pendek sama kaos! Yah yah yah! Oh iya.. Kalo bisa warna putih! Kak Kio juga pake kaos warna putih."
Ini dalam rangka apa coba dia jadi semangat begini? Padahal kalau weekend dia manusia yang paling susah dibangunin.
"Mandi cepetan ih! Jangan bengooong. Udah jam berapa nih, nanti kita telat!"
Gue mandi secepat kilat karena sepertinya kakak kesayangan gue yang aneh itu lagi terburu-buru dan meskipun dia gak kasih tau apa alasan dia membangunkan gue di pagi buta begini, seenggaknya yang gue tau saat itu dia menggandeng tanga gue dan kita berdua sama-sama udah di dalam mobil Jeep bututnya yang udah lecet-lecet gak karuan, dan tepat di jam 6 pagi, kita meninggalkan rumah tanpa Mama dan Papa.