When nobody can get in I think you like it here in my arms Don't let your head decide who we are I think I've found all I can wish for And then some
I will love you, I will love you Until the blood all leaves these veins Don't you let us, Don't you let us Lose to an early grave Give me a lifetime And then fifty more to find the words That will never explain How I need you How I see you How you are everything that I have
**
Divas
Percaya ya, kalau gak karena saraf motorik gue bekerja berkesinambungan dengan perasaan iba gue yang terefeksikasi dengan ekspesi wajahnya yang minta dikasihanin itu, mungkin sekarang tangan gue udah melayang ke wajahnya sekeras mungkin untuk tampar dia.
Awalnya gue gak begitu peduli dengan dia yang tiba-tiba buka beltnya sendiri dan melepaskannya dari celana jins. Gue terlalu fokus untuk siapin jarum injeksi untuk kurangin rasa sakit di punggungnya yang katanya sakit. Tapi ketika gue baru menaruh jarum itu di samping ranjang tempatnya duduk, tiba-tiba aja tangan besarnya melingkar dipinggang gue, dan kurang dari sedetik dia menarik mendekat ke arahnya sampai dada gue berhadap-hadapan langsung sama mukanya.
Mungkin gue terlalu kaget sampai gak bereaksi sama sekali. Gue mencoba untuk tenang meskipun rasanya gue mau dorong dia sekenceng mungkin dan nanya apa maksud dia selancang ini. Tapi ternyata dia malah memasangkan belt yang baru dia pake itu ke hem rok merah gue, and I couldn't lie that I was surprised that he was being that concerned.
"Lain kali kalo pake baju yang bener."
Semuanya terkesan balance dari seorang Kai Deverra. Mulai dari figurnya, bentuk tubuhnya, ekspresi wajahnya, pakaian yang dia pakai, gesturnya ketika menarik tubuh gue, dan suara beratnya... Semua seakan cocok dengan dirinya.
Tangannya besar, dan itu yang membuat gue merasa sangat kecil ketika tangannya melingkar di sekitar pinggang gue. Bahkan rasanya, dia bisa menahan tubuh gue hanya dengan sebelah tangan saking figurnya yang terlalu kuat. Ada urat yang samar-samar terlihat di sekitar tangannya and I found them really pretty when I take a look at them closer. Tapi bukan waktu yang tepat untuk gue mendeskripsikan itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jangan pake baju yang gak nyaman lo pake," sampai akhirnya kedua matanya menatap gue.
Gue gak bisa bohong kalau dia punya sesuatu dalam dirinya. Entah apa itu namanya, tapi di mata gue, sesuatu itu seperti aura. Sesuatu dimana ketika semua orang melihatnya, semua orang bisa merasakan kalau he's a walking charisma. Gak galak, tapi gak ramah juga. He looks effortlessly good and that's just unfair.